20. Anger

4.9K 592 30
                                    

"Cut! Okay, good job everyone!"

Taehyung menghela napas lega dan tersenyum ketika seluruh kru bertepuk tangan dan tersenyum bangga padanya. Taehyung membungkuk hormat dan berjalan mendekati sang sutradara untuk berjabat tangan dengannya.

"Kerja bagus, Taehyung. Aku puas dengan aktingmu."

"Terima kasih telah membimbing kami, Tuan Jung."

Sang sutradara menepuk punggung Taehyung dan berlalu untuk mengecek kamera. Taehyung meraih sebotol air mineral dan menenggaknya seraya menutup matanya, menikmati tetesan air yang mengalir memasuki tenggorokannya.

"Hahaha! Kau ini ada-ada saja, Mirae!"

Tiba-tiba tubuh Taehyung terdorong ke samping hingga membuatnya hampir terjatuh jika saja ia tidak cepat menopang tubuhnya pada dinding. Taehyung mengusap pipinya yang terkena tumpahan air mineral dan melirik siapa yang telah berbuat ulah seperti ini.

"Oh, astaga! Maafkan aku, Tuan Kim Taehyung! Aku tidak sengaja, sungguh!"

Taehyung melihat seorang pria yang sepertinya lebih muda darinya. Pemuda itu melirik Taehyung ketakutan seraya memilin baju hangat berwarna kuning yang dipakainya. Taehyung menghela napas.

"Tidak apa-apa. Lain kali hati-hati, ya. Omong-omong, jangan panggil aku Tuan Kim Taehyung, panggil aku Taehyung saja sudah cukup."

Taehyung tersenyum ketika pria itu mendongak dan menatapnya kagum. Pria itu mengingatkannya pada seekor kelinci, karena ia manis seperti kelinci. Pria itu membungkuk dalam padanya dan tersenyum malu. Pipinya merona merah sehingga Taehyung tak sanggup menahan tawanya.

"Kamu lucu sekali. Kalau tidak salah namamu Jungkook, ya? Asisten sutradara Jung?"

"A-Ah, iya.."

Taehyung tersenyum dan membungkuk hormat pada Jungkook. Jungkook yang melihat Taehyung membungkuk seperti itu menjadi salah tingkah dan ikut membungkuk juga. Taehyung tertawa melihat tingkahnya.

"Kau manis sekali. Kerja bagus hari ini, Jungkook. Sampai jumpa besok."

Taehyung melambaikan tangannya pada Jungkook dan berlalu mengambil tasnya ke ruang ganti. Jungkook masih terpaku dan ia hanya sanggup mengikuti arah gerak Taehyung. Ya, ia masih terkesima dan tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Kim Taehyung..memanggilku manis?"

-

Taehyung menekan bel dan menghela napas. Ia meremas pelan seikat bunga berwarna merah muda yang ada di genggamannya. Tak lama kemudian pintu di hadapannya terbuka dan menampilkan seorang pria manis yang ia sayangi sejak dulu. Pria itu tersenyum lebar dan menghambur pada pelukannya.

"Taehyung!"

"Seokjinnie.."

Taehyung mencium pipi Seokjin dan memeluknya dengan erat, mencium aromanya dalam-dalam. Ia mendesah ketika ia mencium aroma Seokjin yang sangat ia rindukan itu, meskipun ia bisa mencium aroma alpha lain dalam tubuh Seokjin.

"Aku merindukanmu, Taehyung!"

"Aku juga merindukanmu, sayang."

Seokjin tertawa dan melepas pelukannya. Taehyung tersenyum lebar pada Seokjin dan menyerahkan seikat bunga yang digenggamnya padanya. Seokjin terkesiap dan perlahan menerima bunga itu dari Taehyung.

"Ah, untukku?"

"Tentu saja. Bunga ini secantik dirimu."

Seketika Seokjin mencubit perut Taehyung. Taehyung mengaduh kesakitan seraya mengusap perutnya. Ia mengerucutkan bibirnya.

The BetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang