kebenaran

276 14 3
                                    

Jam menunjuk pukul lima sore, Mikaila sudah menunggu hampir dua jam, tapi Ervan belom kunjung datang, saat dia ingin menelpon laki-laki itu, mata nya sudah tertuju ke tiga laki-laki yang baru memasuki kafe, salah satu nya adalah Ervan.

"Ini ceweknya"ujar Ervan membuat Mikaila kaget bingung dan takut bebarengan.

"Van ini ada ap...". "gue gak yakin tampangnya tua"sela laki-laki yang sudah duduk di depan Mikaila, mata perempuan itu membulat mendengar ucapan laki-laki itu.

"heh gue yakin umur lo sama gue tuaan lo, ihh Ervan temen lo nyebelin"ujar Mikaila kesal, Ervan menatap Mikaila dalam, senyum kecil terukir dibibirnya dan hanya teman sebelahnya yang melihat itu.

"Berisik lo, gue mau rencana kita berjalan lancar, gue yang akan pakai nih cewe"ujar laki-laki itu membuat Mikaila kaget tapi tak kalah kaget dengan Ervan.

"kalian ngomong apaan sih"tanya Mikaila bingung.

Teman Ervan itu maju mendekati Mikaila membuat dirinya kaget dan reflek memundurkan tubuhnya, saat laki-laki itu semakin mengikis jarak, Ervan langsung menahan tangan laki-laki itu.

"pulang yuk bang, udah selesai kan". Setelah mengatakan itu mereka pergi, Mikaila masih diam ditempatnya, dia tersadar ponselnya berbunyi ternyata ada pesan dari Ervan.

gue tunggu nanti malem dirumah, gak ada adegan ciuman, langsung ke kamar gue

"Ervan ngeliat juga"gumam Mikaila, dia akhirnya memutuskan untuk pulang tapi ponselnya kembali bergetar.

Sayang makan yuk lapeeeer 😟

Emm, aku shareloc kamu jalan kesini, okey

Siap ibu negara, I Love You

Setelah membalas pesan Dilan dengan emoticon love, Mikaila pergi ke restoran yang berada di depan kafe itu, tapi dia terlebih dulu membayar pesanannya yang ternyata sudah dibayar, Mikaila bertanya siapa yang membayar pelayan itu hanya menjawab seorang laki-laki dan menyebutkan ciri-cirinya dia tau betul siapa yang dimaksud pelayan itu, Ervan.

Setelah mengucapkan terima kasih ke pelayan itu mikaila lalu berjalan keluar kafe pergi ke restoran yang persis berada di depan kafe yang ia datangi sebelumnya, dia memilih duduk di pojok dalam kafe menunggu kedatangan Dilan, setelah menunggu sekitar lima belas menit akhirnya laki-laki itu datang tersenyum kearahnya memeluk dan mencium sekilas bibirnya membuat Mikaila memukul lengan Dilan sedikit kencang, Dilan meringis sesaat lalu duduk disamping Mikaila membuat perempuan itu menggeser duduknya kesal.

"Itu didepan luas Di".

"mau nya deket kamu sayang". Belom Mikaila menjawab seorang pelayan datang memberikan menu, mereka berdua akhirnya memilih beberapa makanan.

Perempuan itu hanya sesekali menyesap minumannya sambil menatap Dilan yang sudah pindah ke hadapannya sedang makan dengan lahap, seperti orang yang belom makan beberapa hari.

"Bibi dirumah gak masak ya Di, atau kamu abis puasa tiga hari tiga malam".

Dilan hanya menatap perempuan didepannya sambil mengerlingkan matanya dengan mulut yang penuh dengan makanan membuat pipinya menggembung.

"lucu banget sih kayak anak kecil, aku jadi berasa kakak kamu". seketika ucapan Mikaila membuat Dilan tersedak, perempuan itu kaget lalu berpindah duduk disamping Dilan mengusap punggung laki-laki itu dan memberikannya minum setelah batuk nya sedikit mereda.

Dilan menatap mikaila kata-kata perempuan itu sedikit menakutkan, sungguh dia sangat mencintai perempuan di depannya, laki-laki itu langsung memeluk Mikaila menghilangkan segala ketakutannya.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang