masa lalu

463 25 0
                                    

Jam menunjuk pukul 7.38. Dilan tau dirinya sudah telat tapi dia juga tidak bisa bolos lagi, mamahnya tadi pagi memarahinya, tiba-tiba saja wali kelas nya menelpon mamahnya itu, Dilan akan tidak naik kelas bahkan dikeluarkan dari sekolah kalau ketauan membolos bahkan berantem diluar sekolah.

"Mas Dilan besok jangan telat lagi, sekarang masih dibolehin...". "iya, iya,  bawel lo, udah minggir gue mau masuk"potong Dilan kasar, membuat satpam sekolahnya menciut takut, dia hapal betul bagaimana sikap siswa itu, sangat nakal.

Setelah memarkirkan motornya, Dilan berjalan ke arah kelasnya tapi panggilan seseorang menghentikan langkahnya lalu menatap wali kelasnya yang berdiri tidak jauh darinya menatap nya dengan kesal.

"Dilan, kamu merindukan ruangan konseling ya"ujar guru itu, Dilan hanya diam malas untuk membalas ucapan guru wanita yang menurut teman-temannya itu cantik.

"saya harap besok tidak telat dan harus masuk, kamu saya tunjuk sebagai panitia acara ulang tahun sekolah".

"Saya memilih kamu karena kamu memiliki nama, banyak kakak kelas yang mengenal kamu, teman-teman kamu juga recomend kamu, saya harap kamu bisa bertanggung jawab dengan jabatan kamu nanti sebagai panitia"sambung Nana, wali kelas Dilan. Sebelum laki-laki itu ingin menyela ucapannya.

Dilan berdecak, dia tidak akan peduli.

Setelah merasa wali kelasnya tidak lagi ingin berbicara, Dilan kembali melanjutkan jalannya menuju kelas.

Nana menarik napasnya dalam, dia sangat bingung bagaimana cara menyikapi sifat salah satu murid nya itu.

***


Sesampainya dikelas, Dilan dengan sangat sopannya membuka pintu kelas tanpa mengucapkan salam dan langsung menduduki bangku, dia sangat sadar di depannya ada seorang guru yang sedang mengajar. Toh dia tidak peduli.

Ardi melirik teman yang duduk dibelakangnya itu.

"dia udah tau belom ya kalau dia ditunjuk jadi panitia"tanya Ardi berbisik ke arah Marsel yang duduk di sampingnya.

Marsel hanya mengangkat kedua bahu nya tanda dia tidak tau.

"dari muka nya kayak dia udah tau"jawab Marsel setelah melirik sekilas ke arah belakang.
"sok tau lo kumis gajah"sahut Ardi.

"Lah emang gajah berkumis".

"coba aja lo cek, mana gue tau".

"eth buntut nyamuk".

Ardi menatap Marsel tidak suka sedangkan orang yang ditatap nya hanya diam menatap kedepan.

"sok serius loh, ngerti aja kaga lo".

"lah ngerti atau gak yang penting gue gak paham".

"eth sue cebong ut...". "Ardi, Marsel kalau kalian masih mau berisik silakan keluar"potong guru yang sedang mengajar dikelas mereka, membuat semua mata tertuju ke mereka.

Marsel menunduk panik, sedangkan Ardi menahan tawa nya, ini baru kali pertama diri nya ditegur, bukan pertama kali ditegur selama dia sekolah di sini, tapi pertama kali ditegur tanpa ada nama Dilan. Mungkinkah sekarang dia sudah bisa disebut bad boy.

***

Ketiga laki-laki berseragam biru khas anak sekolah menengah pertama itu setelah 15 menit tanda bell istirahat berbunyi mereka masih saja diam dikelas melakukan kegiatan yang sama. Melipat kedua tangan dan meletakan kepalanya diatas lipatan tangan itu.

"gue laper"desis Marsel tanpa mengubah posisinya.

"sama"sahut Ardi hanya mengubah letak posisi kepala agar bisa menghadap Marsel.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang