bimbang

265 13 0
                                    

Dilan mengantar Putri setelah rapat terakhir disekolah selesai, dia sangat lelah, saat didepan rumah sebenarnya laki-laki itu ingin langsung pulang tapi dia malah kebelet buang air kecil, akhirnya dia meminta ijin ke Putri untuk pergi ketoilet, setelah diijinkan Dilan mengikuti perempuan didepannya itu masuk ke dalam rumah.

Setelah kembali menutup pintu dan membalikkan badannya, mata nya membulat sempurna, jantung Dilan berdebar, perasaannya kalut, dia ingin sekali menghampiri perempuan yang sedang berciuman di depannya, menghajar laki-laki itu, tapi dia bingung dengan kondisi pakaiannya sekarang.

Dilan menggeleng pelan, memberanikan diri. Dia mendekati pasangan itu, menarik tangan perempuan yang tidak lain Mikaila lalu menghajar wajah laki-laki yang tidak lain Arvin.

"Di, jangan"ujar Mikaila sambil menahan tangan dan perut Dilan agar tidak kembali memukul Arvin.

"lo masih punya masalah sama gue, brengsek"teriak Dilan lalu menatap Mikaila yang juga menatapnya.

"kita pulang"sambung Dilan langsung menarik tangan Mikaila keluar dari rumah itu, Dilan memakai kan helm ke kepala kekasihnya itu, lalu ke kepala nya, setelah kedua nya naik, laki-laki itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Mikaila hanya diam memeluk pinggang laki-laki didepannya, dia tau ini kesalahannya, tapi sekarang masalahnya bagaimana dengan les nya Ervan.

Setelah melaju cukup jauh, akhirnya motor Dilan berhenti di sebuah pom bensin.

"kamu tunggu sini aku mau ke toilet, dari tadi kebelet"ujar Dilan setelah kekasihnya dan dia turun lalu melepas helm dan berlari ke toilet umum di pom bensin.

Mikaila menunggu Dilan sambil mengecek ponselnya, ada pesan dari Ervan.

Okey, gue maafin lo gak jadi ngajar gue, tapi besok gak lagi terulang, jam dua di rumah

Okey, sori

Setelah membalas Mikaila kembali memasukan ponselnya ke dalam tas.

Dilan kembali mendekati Mikaila, mereka saling menatap, sungguh fokus laki-laki itu sekarang ke bibir perempuan didepannya itu.

"sial"umpat nya lalu menarik tangan Mikaila mendekat dan langsung mencium dan melumat bibir perempuan itu kasar, Mikaila terdiam tangannya yang tidak ditahan Dilan memegang dada laki-laki itu mencoba menghentikan perlakuan Dilan dengan pelan agar tidak semakin marah.

"ini pertama dan terakhir kali Kai, aku liat kamu ciuman sama cowok lain, sekali lagi aku liat kamu begitu, aku kurung kamu dikamar seharian"ancam Dilan lalu menaiki motornya, Mikaila berdiri di samping Dilan.

"Di, aku mau jujur ke kamu"ucap Mikaila takut, Dilan menatap bingung kekasihnya itu.

"Arvin, dia itu, cinta pertama aku Di, aku, emm sekarang aku masih suk...". "kamu lanjutin perkataan itu, aku akan bawa kamu ke kamar aku sekarang dan gak akan pulangin  kamu Kai"potong Dilan kesal, dia benar-benar marah sekarang.

Mikaila menunduk dalam, dia hanya tidak ingin ada rahasia tentang cinta pertama nya.

"Okey, masalah ini selesai, aku lupain kejadian dirumah Putri tadi dan aku lupain ucapan kamu tadi, sekarang naik, aku anter kamu pulang".

Mikaila menatap Dilan. "kamu ngapain ke rumah Arvin".

"tadi gak sengaja aku ketemu dia di pinggir jalan, untung nya aku nganter dia pulang kalau gak, aku gak akan tau pacar aku ciuman sama cowok lain".

"Di, maaf, Arvin mungkin tad...". "naik sayang lupain masalah itu".

Mikaila mendengus lalu menaiki motor Dilan dan mereka pergi dari pom bensin itu.

***

Ervan tersenyum samar saat waktu yang dia tunggu akhirnya terwujud. Dendam nya akan terbayar, walaupun tidak sama tapi ini sudah membuatnya bahagia.

"lo akan berakhir Lan sama Mika, dan saat itu gue akan buat hidup Mika hancur dan lo bakal lihat wanita yang paling lo cintai menderita"batin Ervan. 

Ervan merebahkan diri nya di atas tempat tidur, sungguh dia bukanlah laki-laki yang bermain perempuan, dia memang bandel tapi tidak akan bisa menyakiti perempuan, tapi kesempatan ini sangat langka, sudah lama dia menunggu Dilan memiliki kekasih atau setidak nya wanita yang dia suka, dan ini saatnya.

'Sial, kenapa perempuan itu harus lo Mika'.

Ervan bangun dari rebahan nya lalu melemparkan gelas kaca ke arah tembok membuat suara yang begitu ketara di ruangan itu.

"ada apa dengan lo Van"ujarnya sambil menatap pantulan wajahnya yang memerah di kaca lemari, jantungnya berdebar tidak karuan, dia bingung akan perasaan dan sikapnya.

"gua gak suka sama lo Mikaila, abang gua yang suka sama lo bukan gua"gumam Ervan.

***

Saat Dilan berhenti di depan pekarangan rumah Mikaila bertepatan dengan Aliyah yang baru datang dari mengambil jahitan di rumah tetangga.

"ini anak yang kamu les-in Mika"tanya Aliyah, Dilan turun dari motornya lalu mendekati Aliyah dan mencium punggung tangan ibu kekasihnya itu.

"bukan bun, dia teman Mikaila, tadi gak sengaja ketemu"jawab Mikaila membuat Dilan menatap nya tidak percaya.

"oh gitu, yaudah mampir dulu nak"tawar Aliyah.

Dilan yang akan menyetujui penawaran Aliyah langsung dipotong oleh Mikaila, bahwa laki-laki itu ada urusan, dia sedikit kesal dengan tingkah kekasihnya itu, karena Dilan berharap walaupun dirinya memiliki masalah dengan ayah kekasihnya itu dia masih bisa mencari perhatian bunda perempuan itu, agar tetap menjadi miliknya, akhirnya mau tidak mau Dilan pamit pulang.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang