Ervan menghubungi teman-temannya, dia ingin tau dimana keberadaan temannya itu, khususnya Rian.
Saat dia sedang kalut sebuah pesan dari Ferdi temannya masuk, dia dengan cepat membaca pesan itu.
semalem anak-anak udah ngerencanain yang awalnya bakal dilakuin hari rabu, tapi dimajuin, gua tau lo suka sama Mikaila. Dateng sebelom terlambat, tapi dia bawa pasukan kedua, karena dia tau kalau cuman bawa tim dia bakal kalah lawan lo. Kost nya Abi yang lama, dibelakang apartemen nya Rian
"Sial". Setelah mengumpat dia langsung mengambil kunci mobil berlari tanpa memperdulikan panggilan Arvin.
Dia harap dia tidak telat untuk menolong Mikaila, tapi mengingat pesan temannya dia juga tidak mungkin bisa sendirian kesana, dia juga tidak punya teman yang bisa diajaknya untuk mengalahkan pasukan ke dua yang dimaksud Ferdi.
Saat di perjalanan dia menatap salah satu motor yang sangat dia hapal karena biasa mengikuti motor itu, dia mencoba untuk mendekati motor itu lalu menghentikan nya.
Setelah berhasil menghentikannya dia memutuskan untuk turun dari motor dan benar saja saat helm pengendara motor itu dibuka, Dilan.
"brengsek, mau lo apa sih njing"maki nya menarik kerah baju Ervan.
Ervan tidak ingin memperdebatkan nya sekarang, dia harus cepat, dia memutuskan untuk langsung menarik lengan Dilan menuju motornya walaupun laki-laki itu terus berontak meminta lepas.
"ga ada waktu lama bodoh, sekarang lo ikut gue".
"brengsek gua mau kencan sama pacar gua setelah lama gua berantem gara-gara kebegoan lo tolol".
Ervan terdiam menatap bingung Dilan, tapi mana mungkin Ferdi bercanda yang tidak lucu seperti itu.
Ervan memutuskan untuk tetap menarik dan memasukan Dilan ke mobilnya lalu menuju ke rumah Mikaila.
"tai motor gua monyet".
"nanti di urus temen gua".
***
Sesampainya mereka dirumah Mikaila, kedua laki-laki itu langsung turun dari motor lalu berjalan ke pintu rumah perempuan itu, tapi hasilnya nihil setelah diketuk beberapa kali, Dilan mencoba menelpon, dia dibuat kaget saat ponsel perempuan itu ternyata ada di kursi depan rumah, kedua laki-laki itu kalut dan Ervan semakin takut, takut kalau dia akan terlambat untuk menolong perempuan itu.
"brengsek kalau sampai kita telat, semua nya salah lo"ucap Ervan kesal langsung berjalan ke mobilnya.
"tai apa maksud lo"sahut Dilan bingung dan langsung menyusul Ervan masuk kedalam mobil.
Setelah memasang seatbelt, dia langsung meluncur pergi meninggalkan rumah Mikaila menuju tempat yang diberitahukan temannya.
"lo tuh kenapa sih, tunggu apa lo tau Mikai...". "lo inget sama Nadia"potong Ervan membuat Dilan menatap laki-laki disamping nya itu bingung.
Dilan menggeleng membuat Ervan berdecak kesal.
"cewek yang lo perkosa sama temen-temen lo hampir setahun yang lalu di hotel". Perkataan Ervan semakin membuat Dilan bingung, tapi saat laki-laki itu memberikannya selembar foto dia mencoba mengingatnya, mata nya membulat sempurna lalu menarik tangan Ervan membuat laki-laki itu membanting setir ke kanan lalu mengerem membuat dia hampir menabrak sebuah tembok.
"lo gil...". "sampe Mikaila kenapa-napa lo bakal mati ditangan gua"potong Dilan, Ervan berdecak lalu menepis kasar tangan Dilan.
"kalo lo ngajak gua berantem disini, gua gak akan tanggung jawab untuk selanjutnya".
"sial, okey kalau gitu cepet bawa gua ke Mikaila njing".
Ervan menatap kesal Dilan lalu kembali menjalankan mobilnya pergi ke alamat yang tadi disebut Ferdi.
Dilan sungguh khawatir, dia takut dengan keadaan Mikaila, kenapa masa lalu nya membuat cinta pertama nya terluka.
Sial, kenapa dirinya tidak kepikiran tentang Rian, padahal dulu Marsel pernah memberitahu nya soal perkataan Rian yang akan membalas siapapun yang membuat adiknya Rian itu meninggal.
Sampai di tempat yang mereka tuju, Dilan langsung membuka pintu mobil kasar lalu berjalan ke arah pintu yang memang hanya ada satu.
Ervan mengikuti nya dibelakang, dia harus bersiap dengan siapapun yang akan di lawannya nanti, semoga walaupun mereka cuman berdua, mereka bisa menghadapi siapapun itu Lawan Mereka nanti di depan.
"wah penghianat akhirnya muncul bersama aktor utama, baguslah gua gak perlu cari anak kecil ini"ucap seseorang yang tiba-tiba membuka pintu membuat Dilan kaget.
Laki-laki itu menarik tangan Dilan, membuatnya kesal lalu dengan cepat menepis dan memukul wajah laki-laki didepan nya itu sampai tersungkur.
Dua orang di belakangnya dengan cepat maju bersamaan dengan Ervan, perkelahian pun terjadi.
Saat mereka merasa sudah aman lalu mereka mengikat ketiga laki-laki itu, takut jika ketiga nya kembali memiliki tenaga dan kembali menghajar mereka.
"Kenapa bisa di mobil lo ada tali, lo ngerencanain ini ya"tanya Dilan setelah membantu mengikat ketiga laki-laki itu.
"harus banget gua ceritain ke lo"sahut Ervan lalu berjalan ke arah pintu dan membuka nya perlahan, Dilan mendengus kesal lalu mengikuti Ervan.
Mereka berdua masuk secara perlahan mencoba untuk tidak menimbulkan suara apapun.
mereka mencari tempat persembunyian saat mereka mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga, tapi mereka sedang tidak beruntung karena ruangan itu kosong dan tidak berisi apapun bahkan tidak ada celah untuk bersembunyi.
mereka terlambat karena sudah ada lima orang yang turun dari tangga dan melihat mereka perkelahian punkembali tidak Bisa dihindarkan, Ervan mencoba melawan tiga dan membiarkan Dilan melawan sisanya.
Perlawanan yang sangat berat Bahkan mereka hampir kalah kalau tidak ada orang yang tiba-tiba datang dan membantu mereka, Fiko, Ardi, Marcel tiba-tiba datang dan langsung membantu mereka Dylan tersenyum melihat ketiga temannya itu Walaupun dia merasa badannya sakit Tapi saat melihat ketiga temannya dia merasa kuat kembali dan mencoba kembali melawan Ervan pun melakukan hal yang sama.
Mereka berhasil mengalahkan kelima laki-laki itu lalu mereka menaiki anak tangga dan menuju ke sebuah ruangan mereka membuka satu pintu.
"sial kalau begini apa kita bisa ngelawan mereka"tanya Ardi ketakutan saat melihat lebih dari sepuluh orang berbadan lumayan besar dari mereka seperti sudah menunggu mereka.
"kita bisa, serang mereka" teriak Viko perkelahian ketiga pun bagi Dilan tidak bisa di hindarkan dia mencoba dengan berani dan dengan sisa kekuatannya memukul mendorong hingga membanting orang-orang yang bisa dia kalahkan.
"kai bertahanlah".
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)
RomancePacaran beda 7 tahun mungkin udah biasa ? Perempuannya lebih tua mungkin sudah ada ? Tapi gimana kalau si cowok masih smp yang notabene umur 14 tahun dan si cewek umur 21 tahun??? ? Mikaila Alisya Firdaus wanita berumur 21 tahun sekolah di Universi...