luka

277 17 0
                                    

Dilan mendengus bagaimana cara nya dia pulang dengan keadaan seperti ini sedangkan wajahnya hampir tidak berbentuk lagi, apa dia harus ke rumah Mikaila bukankah perempuan itu juga sedang dirumah sendiri? Tapi dia masih kesal, Mikaila dekat dengan Ervan.

Laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk menetap di bangku taman meninggalkan motornya di pintu masuk.

"Kai, gimana cara gue ngomong sama lo, kalau gue masih SMP".

"atau gue putus sekolah aja, dan langsung kerja di kantor bokap gue".

"apa kata bokap gue nanti, nama gue bisa di coret dari kartu keluarga".

Setelah merasa lelah berdialog sendiri Dilan memutuskan untuk berbaring di atas rumput.

"semoga disaat gue bangun nanti gue udah seumuran sama Mikaila". Doa nya lalu memejamkan mata.

***

Sesampainya Mikaila dirumah Arvin dia langsung mengetuk pintu itu tidak lama laki-laki yang hanya memakai celana pendek dengan wajah penuh lebam membuka pintu itu membuat Mikaila membulatkan mata nya kaget.

"kenapa sama wajah kamu Van, abis nyuri mangga tetangga"tanya Mikaila meledek, Ervan laki-laki itu mendengus lalu menggandeng Mikaila masuk ke dalam rumahnya.

'gue gak mungkin ngasih tau Mika yang sebenernya'.

"obatin dong beb"pinta Ervan manja, Mikaila mendengus tapi akhirnya dia mau mengobati nya.

"emang kenapa sih Van sampe bisa begini".

"sebelum aku jawab, aku mau tanya, apa hubungan kamu sama Dilan Mika".

Mikaila menatap mata Ervan bingung.

"kamu kenal sama dia, jangan bilang dia pacar adik kamu, tapi kenapa adik kamu bisa pacaran sama laki-laki yang lebih tua dari kamu"sahut Mikaila lalu duduk disamping Ervan setelah dia menyelesaikan mengobati luka Ervan.

Ervan menatap bingung dan kaget dengan ucapan Mikaila, dia merasa ada sesuatu yang aneh.

"Dilan siapa kamu Mika"tanya ulang Ervan sambil menangkup kedua pipi Mikaila mendekatkan wajahnya ke perempuan itu membuat Mikaila mengerjapkan matanya berulang.

"aku, pacarnya"jawab Mikaila lalu melepas kedua tangan Ervan dari pipinya.

Ervan terdiam lalu menatap dalam wajah perempuan di depannya.

"kapan kita ngerjain tugas sekolah kamu, keburu malem aku juga harus pulang".

"kenapa buru-buru, aku bakalan anterin kamu pulang kok, kalau gak kamu juga bisa tinggal di sini, tidur dikamar aku, kasur aku masih lega kok".

Mikaila berdecak lalu memukul lengan Ervan.

"mending belajar yang bener dulu"sungut Mikaila, Ervan mengangguk-angguk lalu menarik pinggang perempuan disampingnya itu agar semakin mendekat.

"kamu ternyata penyuka brondong ya, pantes kamu sama sekali gak melirik abang aku"ujar Ervan membuat Mikaila bingung.

Sebelum Mikaila menanyakan maksud dari ucapan laki-laki itu, ponselnya lebih dulu berbunyi ada panggilan masuk dari Dilan.

"bentar aku angkat telpon dulu"ucap Mikaila lalu berjalan menjauh dari Ervan, laki-laki itu menatap punggung Mikaila, di otaknya sudah banyak rencana tapi dia hanya akan melakukan satu.

"hal...". "sayang aku butuh kamu sekarang"potong Dilan lemah membuat Mikaila sedikit khawatir, tapi sekarang dia sedang mengajar murid les nya.

"kamu kirimin aku alamatnya, aku kesana".

Setelah mendapatkan jawaban Mikaila mematikan telpon lalu menatap Ervan yang juga sedang menatapnya.

"Van ak...". "kalau aku gak ijinin gimana"sela Ervan membuat Mikaila membulatkan mata nya.

"gantinya besok sepulang kamu sekolah deh, aku janji"mohon Mikaila, Ervan diam sejenak lalu tersenyum simpul dan mengangguk.

"okey Van, makasih ya, kalau begitu aku pergi dulu, bye Van, salam buat abang kamu ya".

"gak bakal aku sampein".

Mikaila mendengus lalu mengambil tas nya dan berjalan ke pintu keluar lalu pergi dengan taksi ke alamat yang dikirimkan ke Dilan, Mikaila sempat bingung kenapa alamatnya malah sebuah taman?.

***

Sesampainya Mikaila ditaman itu, dia langsung mencari keberadaan Dilan, setelah menemukan laki-laki itu yang sedang berbaring di atas rerumputan dengan cepat Mikaila langsung mendekati dan kaget mendapati wajah kekasihnya itu penuh dengan lebam.

"Di, kena...". "aku sayang kamu Kai"potong Dilan, Mikaila menghembuskan napasnya pelan lalu membalas memeluk laki-laki itu.

"kalau kamu sayang sama aku jangan buat aku khawatir"ujar Mikaila mengusap lembut kepala kekasih nya itu.

"sekarang kasih tau aku kenapa bisa kayak begitu muka kamu"sambung Mikaila sambil melepas pelukan nya, Dilan menggeleng pelan menatap perempuan dihadapannya.

"ini yang akan kamu lihat kalau kamu berusaha ninggalin aku, dan akan lebih saat kamu mencoba gak mau ketemu dan sampe berniat ngelupain aku".

Mikaila menatap tajam laki-laki di depannya.

"kamu lagi ngancem aku biar gak bisa aku tinggalin ya".

"gak, aku bukan banci yang cuma ngomong doang Kai, tapi aku laki-laki, yang dipegang adalah omongannya dan ucapan aku barusan serius".

Mikaila mendengus. " Terserah kamu deh Di, sekarang aku obatin dulu luka-luka kamu, kamu tunggu sini, aku beliin dulu obatnya".

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang