Ciuman

1.3K 40 0
                                    

"Aaa apa yang lo lakukan"teriak Mikaila menatap tajam sosok laki-laki di depannya, tangannya yang ingin menampar laki-laki itu ditahan lalu ditarik membuat kepala Mikaila terbentur dengan dada bidang, sial itu dada atau tembok sih.

"kamu nyaman sayang"ucap Dilan yang merasa kalau Mikaila masih tidak bergerak bahkan saat tangan dia dilingkarkan agar memeluk dirinya.

Mikaila yang sadar akan kebodohannya langsung menjauhkan diri nya dari Dilan, Mikaila dapat melihat senyum kemenangan laki-laki tukang ojek online tersebut.

"Kenapa mau aku peluk lagi, atau mau aku cium"goda Dilan yang melihat raut kekesalan di wajah gadis yang sudah merebut hatinya.

Mikaila berdecak, dia melihat sekelilingnya yang menatap ke arah mereka, untungnya tidak ada yang mengenal dirinya.

"Jangan pernah temui gua lagi"ujar Mikaila ingin bangun dari duduknya, tapi tangannya ditahan membuatnya kembali duduk disamping laki-laki yang menurutnya aneh itu.

"aku tidak mendengarnya"ucap Dilan tersenyum, Mikaila membulatkan mata nya.

"lo mende...". "bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan ke tempat yang kamu suka, anggap saja first date"potong Dilan.

"baiklah kamu setuju, ayo kita jalan"sambung Dilan langsung menarik lembut tangan Mikaila agar berdiri tanpa menunggu persetujuannya, membuat Mikaila berdecak kesal.

"gua gak mau tukang ojek, gua harus berangkat kerja"sungut Mikaila menahan tangannya, Dilan berdecak, apa dia harus egois, ini pertemuan mereka lagi setelah seminggu tidak bertemu dan hari ini adalah hari pertama mereka pacaran walaupun atas dasar pemaksaan.

"aku akan membayar gaji mu hari ini, jadi kamu harus mau jalan sama aku"ujar Dilan menatap Mikaila, membuat Mikaila semakin menatapnya tajam, Mikaila berusaha dengan keras menepis tangan besar Dilan.

"menurut lo gua cewek apaan, jangan mentang-mentang pertemuan pertama kita malam, lo jadi anggap gue cewek gak bener, sialan"jawab Mikaila tidak peduli lagi dengan sekelilingnya, sungguh laki-laki didepannya sudah menginjak harga dirinya.

Mikaila berlari meninggalkan Dilan, menahan air mata nya agar tidak menetes, tapi sungguh itu sulit, tangis nya pecah, dia kecewa padahal menurutnya laki-laki itu bisa menghargai dirinya, bahkan bisa membuat mereka menjadi teman.

Dilan manatap punggung Mikaila, kembali mengingat perkataannya, sial, dia baru menyadari perkataannya sangat merendahkan gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta.

Dilan mengejar perempuan itu, untungnya Mikaila masih berdiri tidak jauh dari restoran tempat mereka tadi duduk, bahkan mereka belom sempat memesan makanan.

Dilan menarik tangan Mikaila memeluknya erat, dia menyesal.

"maaf sayang, aku salah ya aku menyesal, maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulangi perkataan itu lagi, kumohon maafkan aku"ucap Dilan sesekali dia mengecup puncak kepala Mikaila, Mikaila hanya diam sambil menangis, dia masih kesal, tapi dia juga bingung kenapa dia sulit untuk melepaskan pelukan yang menurutnya nyaman ini, bodoh.

"baiklah hari ini aku mengalah, aku akan mengantarmu ke tempat kerja dan akan menunggu mu sampai pulang, pulang nya kita bisa jalan, iya kan"lanjut Dilan membuat Mikaila langsung melepas pelukannya kasar.

"egois, menurut lo gua ga...". "kalau kamu ngomongnya kasar, aku tidak akan mengijinkan kamu kerja"sela Dilan membuat Mikaila bingung.

"gua gak ngomong kas...". "Itu ngomong kasar, pakai aku kamu, setiap kamu ngomong gua lo, aku akan menciummu"ancam Dilan sambil menarik tangan Mikaila memeluknya membisikan kata akhir kalimatnya, membuat mata Mikaila spontan membulat.

"mesum"bisik Mikaila yang masih di dengar Dilan, Dilan hanya tersenyum sambil mengeratkan pelukannya, sungguh ini sangat nyaman begitu juga yang dirasakan Mikaila.

***

Dilan duduk di salah satu bangku tidak jauh dari tempat kerjaan Mikaila,  dia sudah menunggu lebih dari tujuh jam,  yang membuatnya bertahan dengan senyum adalah Mikaila sudah memberikannya minuman dan makanan,  romantis bukan.

Mikaila menatap Dilan yang juga sedang menatapnya, dia bingung harus berbuat apa,  apa laki-laki itu tidak kuliah? atau bekerja? bahkan terlihat sekali kalau dia lapar,  dengan rasa kasian Mikaila memberikan Dilan roti dan es teh botol yang di pesan tadi keteman nya.

"duh senangnya ditungguin pacar,  tumbenan deket sama cowok,  mana cemburuan banget lagi"goda Ajeng teman Mikaila,  Mikaila berdecak.

"dia bukan pacar aku Jeng,  dia aja berlebihan nama nya juga kerja toko pakaian yang datang ya cewek cowok lah"sahut Mikaila kesal menatap temannya,  sejujurnya Mikaila kesal dengan Dilan sudah tiga kali Dilan masuk ketempat kerja nya saat ada seorang pembeli laki-laki mendekatinya ingin bertanya,  Dilan dengan songongnya menariknya menjauh berpura-pura ingin mencari barang.

"tanda nya dia sayang,  gem...". "ada pembeli tuh gua layanin dulu"sela Mikaila,  Ajeng menahan tangannya.

"Jangan gua aja,  lihat tuh cowok lo mata nya hampir keluar"bisik Ajeng membuat Mikaila sontak menatap Dilan yang sudah berdiri dari duduknya sambil menatapnya,  Mikaila menghela napasnya dalam.

Jam menunjuk pukul sebelas malam, Mikaila sudah mengganti seragamnya dengan pakaian nya, dia meminta pulang lebih cepat,  karena melihat Dilan yang terlihat sangat kelelahan.

"kamu bisa bawa motor, aku gak mau jat...". "Bisa kok sayang, tapi kamu pel...". "Tukang Ojek jangan mes..."ucapan Mikaila terpotong saat Dilan sudah mengecup bibirnya sekilas.

'Kalau gua udah bisa ciuman,  abis tuh bibir'

"aku Dilan Kai"ucap Dilan menarik tangan Mikaila agar dekat dengannya, Mikaila menatapnya tajam sambil mengusap bibirnya kasar.

"Jangan cium-cium ini masih di tempat kerja"sungut Mikaila, Dilan tersenyum lalu berjalan meninggalkan Mikaila.

Mikaila menatap punggung Dilan bingung, apa dia sudah membuat laki-laki aneh itu marah,  Mikaila mengejarnya, sungguh dia hanya tidak ingin bos nya atau seseorang yang mengenal dirinya melihatnya.

"Di iya ma..."ucapan Mikaila terhenti saat Dilan sudah menariknya ke tempat yang lumayan sepi di parkiran lalu menarik pinggangnya agar mendekat.

"Berarti kalau disini boleh"ucap Dilan tersenyum sambil mengantongi ponselnya  Mikaila menatap Dilan bingung.

"maksu...". belom selesai Mikaila bicara Dilan sudah mencium bibirnya, dia langsung mempraktekan video yang tadi dia lihat saat menuju ke parkiran, gua akan selalu cium lo mulu saat gua udah mahir nanti Kai.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang