bertemu kembali

375 18 1
                                    

Sudah hampir setengah jam Mikaila dan Arvin berdebat. Masalahnya wanita itu sudah tidak mau ambil pusing dengan hal yang berbau sekolahan, tapi sial, dosennya malah memberikan tugas akhir yang memuakkan.

Berdebat panjang pun Mikaila akan kalah, Arvin terus memaksa nya dan sesekali mengancamnya.

Mau tidak mau Mikaila menerima pekerjakan gila itu, dia akan mengajar, Ervan adik Arvin setiap hari Rabu, kamis dan sabtu dimulai jam tujuh malam, tapi terkadang jika Ervan membutuhkan tambahan jam di luar hari itu Mikaila harus mau, Kuliah pun sekarang dia hanya masuk untuk hari minggu. Selebihnya akan dibuat bekerja.

***

Mikaila merebahkan tubuhnya di atas tanjang empuknya, sungguh rasanya sangat nyaman. Baru saja dia ingin memejamkan mata nya, ponsel disaku nya bergetar menandakan adanya pesan.

Aku merindukan kamu sayang

Mikaila tertawa getir.

Siapa ini, anda salah sambung

Belom Mikaila meletakan ponselnya panggilan masuk dari nama yang sama.

Dia ingat betul, terakhir kali bertemu dengan orang yang sekarang menelponnya hanya untuk saling bertukar ponsel.

Mikaila bingung harus mengangkatnya atau tidak, kalau tidak di angkat pasti laki-laki itu tidak akan menyerah.

Jangan telpon sedang sibuk

Angkat, atau aku ke rumah kamu

Mikaila mendengus, benarkan!

"Sayaaang aku kangen".

Mikaila kembali mendengus mendengar suara laki-laki yang dikira nya mungkin sudah mati itu.

"kamu gak kangen aku, kita udah lama tau gak ketemuan".

'emang gue peduli'batin Mikaila.

"kalau kamu diam, bener-bener aku samper ke rumah".

"lo siapa sih"satu kalimat yang membuat Dilan tiba-tiba saja menggenggam tangannya kuat.

Mikaila menatap layar ponselnya, telponnya masih terhubung tapi dia bingung kenapa laki-laki itu diam.

"ini udah malam tidurlah".

Mikaila terdiam tidak lama dia kembali melihat layar ponselnya.

Benar, panggilan berakhir.

kamu masih pacar aku Kai, jangan macem-macem, atau kamu menyesal.

siapa yang macem-macem, bahkan kamu gak ngehubungin aku sekalipun, nanyain kabar pun gak, kalau kamu bener cinta gak mungkin nelantarin, udahlah Di, lebih baik berakhir aja, jangan hubungi aku, lupakan kejadian yang pernah terjadi.

Mikaila merasakan hal aneh setelah mengirim pesan balasan itu untuk laki-laki yang membuatnya kesal. Menyesal? Entahlah, sungguh dia lelah.

Mikaila menyeka air mata yang tiba-tiba sudah jatuh ke area pipi nya, ada apa dengan dirinya?.
"Kenapa harus nangis, kamu seharusnya bilang aja kalau kangen gak usah bilang-bilang berakhir"bisik Dilan yang tiba-tiba sudah berjongkok dihadapannya.

Mikaila terhenyak kaget lalu menatap mata laki-laki dihadapannya tanpa suara.

Dilan tersenyum menatap Mikaila lalu memeluk pinggang gadisnya itu.

"Kenapa kamu jahat sih"ujar Mikaila di sela tangisnya, hati Dilan perih mendengar suara kekasihnya yang sedang menangis itu.

"maaf sayang, akhir-akhir ini aku ada acara, maaf gak ngabarin kamu".

"terus kenapa sekarang kamu bilang kangen, dan tiba-tiba ada disini".

"aku sebenernya udah ada disini waktu kamu baru pulang tadi, kamu dari mana".

"kenapa gak langsung nyamperin aku, tadi aku ada tugas kuliah"

"gak penting yang penting sekarang aku ada disini, kamu mau apa"

"besok kamu kemana"

Dilan mencoba mengingat besok hari apa, minggu. Astaga saking sibuknya dia sampai lupa hari.

"aku free, kamu mau ngapain, berduaan sama aku"tanya Dilan, Mikaila mengangguk tersenyum, astaga Dilan sudah tidak tahan, dia langsung bangun dari jongkok nya dan langsung menindih tubuh kekasihnya itu mencium dan melumat dari lembut ke kasar, tangannya juga tidak tinggal diam meraba-raba perut perempuan itu, dia menahan untuk tidak menyentuh dada perempuan di bawahnya atau yang berakhir memgenaskan adalah dirinya sendiri.

***

Mikaila menyadarkan kepalanya di dada laki-laki yang sekarang ada disampingnya yang bersandar di kepala ranjang, untung saja orang tua nya sedang menjenguk neneknya untuk beberapa hari karena itu adalah orang tua satu-satunya dari mereka.

"beberapa hari ini kamu nemenin pacar yang lain ya"tanya Mikaila menahan rasa sakit di dada nya setelah mengatakan itu, dia lalu menatap Dilan yang ternyata juga sedang menatapnya dengan mimik muka yang sulit di tebak.

Dilan menghela napasnya pelan lalu mengusap pipi kekasihnya itu sambil tetap menatapnya dalam.

"apa aku salah lagi perjuangin hubungan kita buat ke jenjang selanjutnya". Astaga kata-kata apa itu, sumpah Dilan menyesal menggunakan kalimat yang bahkan dia tidak mengerti arti nya, tapi jantungnya berdebar saat melihat perempuan dihadapannya nya bahkan merona setelah dirinya mengatakan itu bahkan perempuan itu menarik selimut menutupi wajahnya dan dia bisa mendengar suara tertawa yang samar, mungkin dirinya sekarang sudah mulai pintar membuat wanitanya tetap bertahan disamping nya tanpa mengucapkan kata-kata kutukan yang membuatnya hampir gila. 'Putus'.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang