penculikan

235 13 1
                                    

Setelah berpikir panjang Shandy menghubungi Dwi untuk meminta nomor anaknya.

Apa dia bisa mempercayai laki-laki yang masih sekolah itu, tapi dia tidak bisa egois.

Setelah mengirim pesan ke anak temannya itu, Shandy mengirim pesan ke anaknya agar mendatanginya sekarang juga.

***

"baiklah ayah akan ijinkan kamu berteman dengan anak ingusan itu". Ucapan Shandy membuat Mikaila seketika menatap ayahnya tidak percaya.

"hanya berteman tidak lebih, dia masih sekolah apalagi ayah juga belom mengijinkan kamu untuk menikah". Mikaila tersenyum kecil lalu duduk disamping Shandy memeluk ayahnya itu.

"makasih ya ayah, iya aku juga belom ada niatan nikah kok, aku juga mau cari suami kayak ayah kok".

"berarti cocok lah sama Dilan, toh ayahmu waktu sekolah dulu juga mesum malah bukan sama bunda kamu tapi sama mantannya"ujar seseorang membuat ayah dan anak itu langsung berbalik menatap pemilik suara.

Shandy menatap tajam sahabatnya Dwi yang tidak lain papah Dilan.

Mikaila mencium tangan Dwi lalu mempersilahkan teman ayahnya itu duduk.

"maksud om, sifat Dilan kayak ayah aku dulu".

"iya lebih parah malah, ciu...". "diam kamu Wi, aku lebih baik ya dari anakmu". "iya lebih baik karena kamu pacaran dengan seumuran tidak berbohong kalau brondong". "aku juga tidak sampai ketauan seperti anak bau kencur mu itu". "baiklah aku akan menyuruh anak ku untuk tidur dihotel dengan anak mu".

Shandy langsung menjepit kepala Dwi di ketiaknya.

"aku akan menghajar anak mu secara langsung sampai sekarat".

"sebelum kau melakukan itu, anakmu sudah menumbuhkan bibit unggul putra ku".

Mikaila hanya menatap bingung percakapan dan kelakuan ayah dan temannya itu.

***

Dilan menatap diri nya di pantulan cermin kamarnya, jantungnya berdebar tidak karuan dia sudah setengah jam mengecek ulang dirinya, dia tidak boleh ada yang kurang atau bahkan sampai kelewatan dihari spesialnya.

Seminggu yang lalu Diri nya sudah bertemu dengan Shandy mereka membicarakan banyak hal, walaupun Shandy sedikit kesal karena anak temannya itu susah paham dan dia harus menjelaskan dengan perkataan yang sesuai umurnya.

"lama banget sih anak papah, jangan buat cewek nunggu, kamu janjian jam berapa".

"jam tujuh". Jawaban Dilan membuat Dwi membulatkan mata nya.

"anak mamah banget, janjian harus satu jam sebelumnya".

"gimana pah, aku udah keren belom".

"tanpa dandan cuman pake kolor kayak tuyul juga kamu mah tetap ganteng, kan keturunan Dwi Faturahman"

"serius pah, nanti kalo aku gak keren, Mikaila kecewa terus malah nolak aku".

"terserah kamulah, papah jujur kamu gak percaya, nanti kalo papah bohong kamu gak percaya juga, udahlah, tanya aja tuh sama kaca"ujar Dwi lalu pergi meninggalkan anaknya yang masih mengomel meminta pendapat.

***

Mikaila janjian dengan Dilan tapi saat sedang menunggu laki-laki itu di depan rumah nya, seseorang sudah menutup mata dan mulutnya lalu menyeretnya masuk ke dalam sebuah mobil.

Perempuan itu berusaha meronta meminta dilepaskan, dia juga mencoba untuk menendang atau memukul apapun khusunya orang yang ada di sekitarnya.

Mikaila yang terus-terusan memukul dan mencubit, membuat orang yang disampingnya itu langsung mengikat kedua tangannya di belakang pinggangnya.

"kalau lo terus berontak, gua bakal buat loh tambah kesakitan, jadi lo diam".

Mikaila langsung terdiam dirinya sangat takut apalagi saat mendengar dan mengetahui siapa sosok dibalik suara itu.

"gua akan buat lo menikmati malam ini dengan kepuasan".

Tidak berapa lama mobil yang ditumpangi nya berhenti, mata dan mulutnya masih terikat dengan kain begitu juga dengan tangannya.

Mikaila didorong berkali-kali saat dirinya jalan dengan lambat, bagaimana dia bisa cepat kalau mata nya saja ditutup, dikira dirinya bisa melihat pakai mata kaki.

Setelah berjalan cukup jauh tiba-tiba diri nya langsung didorong dan membuatnya seketika terbaring ditempat yang menurutnya sebuah tempat tidur.

Seketika perasaannya kalut dia sangat takut, dia terus memanggil nama Dilan dihatinya, berharap laki-laki itu mengetahui posisi nya yang sekarang terancam.

"lo emang gak terlalu cantik apalagi menarik, kriteria Dilan rendahan juga ya"ucap seorang laki-laki sarkastis, membuat Mikaila menahan  amarahnya.

Laki-laki itu membuka penutup mata lalu mulut Mikaila membuat perempuan  itu bisa melihat dengan jelas sosok laki-laki di depannya itu.

"kenapa lo bisa yakin kalo Dilan pelaku utama nya, bukannya lo lihat juga dengan mata kepala lo, kalau di ruangan itu banyak laki-laki, kenapa lo cuma dendam sama Dilan dan mau buat perhitungan sama pacar laki-laki itu, alasan lo ngelakuin itu bukan karena masalah almarhumah adik lo yang meninggal karena diperkosa terus hamil dan ga ada yang mau tanggung jawab, lo bodoh cuman minta pertanggung jawaban ke satu orang sedangkan yang perkosa adek lo tuh banyak, ken...". "Diam brengsek"potong laki-laki itu dan langsung menampar pipi Mikaila membuat sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah, perempuan itu meringis sambil memaki laki-laki itu.

"sekali lagi lo ngomong menyudutkan adek gue, gua akan perkosa lo tanpa ampun dan buat lo ngerasain jadi adek gua".

Sungguh dirinya gemeteran tapi Mikaila tidak ingin terlihat lemah dimata laki-laki itu, dia harus berani, tapi dia memutuskan untuk tidak lagi menyulut emosi laki-laki itu, karena dia menyadari banyaknya teman laki-laki itu yang bisa dia lihat sudah berdiri di depan pintu menatap ke arahnya.

"Keputusan ada di tangan lo, lo mau diperkosa diliat sama pacar brengsek lo secara langsung atau cuma  dikirim lewat video"tanya laki-laki itu sambil membuka kancing kemeja nya.

Mikaila semakin takut dengan pergerakan laki-laki itu, dia mencoba mundur, tapi laki-laki itu langsung menariknya dan menindih perutnya.

"gimana kalau gua gak milih kedua nya"sahut Mikaila menahan rasa takutnya.

"So, gua yang akan milihin buat lo, karena lo gak milih kedua nya gua akan milih kedua nya, Kev lo cari Dilan dan bawa si brengsek itu kesini, Bim lo siapin kamera ambil angle yang tepat".

Saat laki-laki itu ingin membuka pakaiannya ponselnya berdering di nakas, dia menatap layar ponselnya itu tertera nama Ervan.

"Laki-laki tolol, kalau dia suka sama lo, kenapa harus ngasih tau jati diri lo, bukannya bagus dia bakal bisa make tubuh lo juga".

Mikaila menatap laki-laki itu bingung.

"apa sih yang dilihat Ervan dari lo, bahkan dia mutusin pacar nya yang lebih cantik bahkan lebih seksi dan lebih memilih lo, dua laki-laki tolol dan but...". "terus lo juga tolol berarti kenapa lo mau perkosa gu...".

"gua bisa ngebunuh lo tapi karena gua kasian sama lo yang belom menikmati seks jadi gua akan bantuin lo".

"tau darimana kalau gua belom pernah seks"sungut Mikaila manatapnya tajam.

"ohh jadi lo udah pernah, berarti gak perlu permulaan dong"ucap laki-laki itu langsung membuka kemeja nya dan mendekatkan wajahnya ke Mikaila.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang