keputusan

306 16 3
                                    

Dilan terus menghubungi Mikaila, mengirimi perempuan itu berbagai pesan setiap jamnya, mendatangi kampus dan rumahnya, membuat Mikaila benar-benar terganggu.

"Selesaikan semua nya Kai, disini kamu yang lebih dewasa, kasian anak orang".

"gua masih kecewa sama dia". Arvin mengangguk samar lalu mengelus rambut Mikaila lembut.

"apapun yang akan lo lakuin gua akan tetap dukung lo".

"gimana adek lo, lagi ujian bisa gak"tanya Mikaila.

"gatau, gua minta dia untuk gak hubungin lo dulu"jawab Arvin membuat perempuan itu kaget lalu menatap tajam Arvin.

"terus belajar dia gimana".

"gua awalnya mau cari guru les baru, tapi dia bilang kalau bukan lo gak mau, akhirnya dia belajar sendiri yang dia gak ngerti tanya gua". Mikaila menggeleng kan kepala nya.

"yaudah abis jam terakhir gua ke rumah lo"usul Mikaila.

"terus gimana sama Dilan, kalian harus selesaiin masalah kalian du...". "iya gua selesaiin nanti kalau dia mau jujur kenapa dia harus bohong sama gua, udah gua ke kelas dulu"potong Mikaila dan langsung pergi.

Arvin menatap punggung perempuan itu yang semakin menjauh.

***

Dilan dan kedua orang tua nya berkumpul di ruang keluarga rumah mereka.

"pacar kamu udah gak pernah kesini, kemaren waktu di rumah sakit juga gak keliatan"tanya mamah Dilan, laki-laki itu diam sejenak, lalu tersenyum menatap kedua orang tua mereka.

"mah lamar Kaila yuk"ujar Dilan semangat, membuat papahnya langsung tersedak kopi yang sedang di minumnya.

"kamu ngaco, kamu masih anak kecil duit masih minta papah sama mamah, mau dikasih makan apa nanti dia"sahut papahnya dengan suara keras, mamah Dilan mengusap bahu suaminya agar sedikit tenang, walaupun dia sama syok nya.

Dilan berdecak kesal. "aku bukan anak kecil pah, yaudah kalo gitu sekarang aku kerja aj...". "Papah ada meeting, mah saya harap kamu bisa kasih tau anak ini"potong papah Dilan lalu meninggalkan ruang keluarga itu.

Dilan menatap mamahnya dengan wajah yang dibuat seakan menyedihkan, mamah Dilan menyuruh anaknya untuk mendekatinya, Dilan berbaring dipangkuan mamahnya itu.

"sayang papah bener, kamu masih kecil, masih bayi nya mamah sama papah, kamu masih perlu bantuan dari mamah dan papah, sedangkan Mikaila sudah dewasa, tapi kalo kalian berjodoh, kalian pasti dipersatukan".

"Mah, banyak yang suka sama Mikaila, dan salah satunya cinta pertama nya dia, mereka sekarang deket setelah Mikaila tau jati diri aku, gimana kal...". "sekarang ke rumah Mikaila, kasih tau semua nya, kamu belom jelasin kan, dan semua pasti akan jelas kok, satu lagi minta maaf sama ayahnya Mikaila, itu pertama yang harus kamu lakuin kalau mau dekat dengan Mikaila"sela mamah membuat Dilan teringat dengan ayahnya Mikaila yang sudah dia marahi.

"Mah aku pergi ya"pamit Dilan lalu mencium pipi mamahnya dan pergi,

***

Mikaila memainkan game di laptopnya sambil berbaring di depan TV ruang tamu, orangtua nya sedang pergi ke pasar.

Ponselnya berdering tapi dia mengabaikannya saat tau siapa penelpon nya, beberapa kali ponselnya berbunyi dan tetap di abaikan, pintu tiba-tiba diketuk membuat Mikaila cepat-cepat lari ke kamar, dia langsung mengganti baju kurang bahannya dengan daster.

Mikaila membuka pintu, tapi saat mengetahui siapa orang dihadapannya dia langsung menutupnya dengan cepat Dilan menahannya dan langsung masuk ke dalam rumah.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang