menyelamatkan Mikaila

294 15 0
                                    

"sialan lep..."ucapan Mikaila terhenti saat Rian laki-laki yang dengan santai nya duduk di perutnya sudah menciumnya dengan kasar, tangannya mencoba menaikan baju Mikaila sampai ke atas dada.

"lo punya masalah pribadi kan ke Dilan, adek lo cinta kan sama pacar gua tapi Dilan mengabaikan adek lo, dengan bego nya adek lo malah kasih tubuh nya ke Dilan yang saat itu lagi mabok sama temen-temen nya terus di situ Siapa yang tolol"ucap Mikaila saat laki-laki itu menyudahi ciumannya sesekali Mikaila menghindari Rian yang ingin kembali menciumnya .

Rian menatap tajam perempuan di bawahnya yang dengan lancang nya menjelekkan adiknya.

Rian menampar kedua pipi Mikaila berulang, lalu menambah rambutnya membuat wanita itu meringis kesakitan.

"Dilan terlalu bodoh dan tolol karena gak lihat adek gua, dia bahkan pacaran sama cewek yang jauh lebih jelek daripada adek gua, jalang".

Mikaila mencoba menghilangkan pusing dikepala nya, dan mata nya hampir berkunang, Rian tersenyum mengejek melihat kondisi perempuan itu yang sudah hampir tak berdaya.

Rian membuka pengait bra lalu meremas dada Mikaila kasar, membuat wanita itu meringis kesakitan, saat dirinya ingin bersuara Rian sudah kembali menciumnya dengan kasar bahkan sesekali menggigit bibirnya.

Mikaila sungguh takut sekarang, apa sekarang dia akan diperkosa dan mati, dia bahkan meneteskan air mata saat menyadari bahwa laki-laki di atasnya itu sudah berhasil membuka celana nya, dia menggeleng kasar saat Rian sudah menjamah area sensitif yang sama sekali belom disentuh siapapun.

"it's time to start bitch"ucap Rian lalu membuka celana nya, dia menggesekan kejantanannya ke bawah perut Mikaila membuat perempuan itu meringis, saat Rian akan menggerakkan nya lebih dalam lagi, tiba-tiba pintu nya terbuka dengan kasar hingga sampai rusak.

"brengsek"teriak Dilan lalu menarik kasar tangan Rian dia mendorong laki-laki itu ke lantai dan menghajarnya secara brutal, sungguh kesakitan nya tadi saat hampir kalah melawan banyaknya orang hilang saat dia melihat wanita yang dicintainya hampir diperkosa orang lain.

Ervan masuk kerungan itu dia melihat Dilan yang masih terus memukul Rian lalu dia melihat Mikaila yang meringkuk dengan pakaian yang tidak jelas lagi di tubuh nya, dia mendekati wanita itu.

"Mik, udah gak apa ada gua disini"ucap Ervan membawa kepala wanita itu kedalam dekapannya, setelah mencium kepala wanita itu, Ervan membenarkan celana Mikaila dia bersyurkur mereka tidak terlambat.

"brengsek, apa yang lo lihat sialan"Maki Dilan langsung menarik belakang baju Ervan dan mendorongnya menjauh dari Mikaila.

Ervan mendengus lalu menatap Rian yang terkapar tidak berdaya dengan wajah berdarah yang sedang dibawa Viko keluar.

"sayang maaf"ucap Dilan setelah membenarkan celana dan baju Mikaila, dia memeluk wanita itu yang sekarang sedang menangis dia pun ikut menangis, sungguh dia tidak tau apa yang akan dia lakukan jika dia terlambat menyelamatkan kekasihnya itu.

Ervan menghela napasnya dalam, dada nya terasa sesak dia memutuskan untuk meninggalkan pasangan yang sedang berpelukan itu.

***

Sudah tiga hari Dilan terus mengikuti kemana pun Mikaila pergi, walaupun perempuan itu hanya berbaring dan pergi ke kamar mandi.

Setelah kejadian itu Mikaila langsung dirawat di rumah sakit, bunda nya menangis mengetahui kejadian itu, sedangkan Shandy dia semakin membenci Dilan saat tau alasan anaknya menjadi sasaran dari pemerkosaan berencana itu.

Tapi Shandy tidak bisa menyingkirkan Dilan saat tau bahwa laki-laki itu juga penyelamat anaknya, bahkan melihat luka lebam  diwajahnya.

Mikaila memaksa bunda dan ayahnya pulang, walaupun Shandy merasa berat apalagi saat tau bahwa anaknya hanya akan dijaga Dilan.

Dilan duduk di bangku samping brankar yang ditiduri kekasihnya itu, Mikaila yang ingin bangun dibantu laki-laki itu dengan hati-hati.

"kamu pernah mabok ya"tanya Mikaila, Dilan menatap perempuan itu lalu menghela napasnya pelan, dia duduk di atas brankar, berhadapan dengan kekasihnya itu.

"Arin, cewek kekanakan itu dia adik kelas aku, dia mungkin udah terbiasa keluar masuk bar, jadi dia bebas apalagi kamu tau lah dia punya abang kayak apa". Mikaila terdiam saat mengingat momen beberapa hari yang lalu, Dilan yang melihat perubahan wajah perempuan didepannya itu, memeluk Mikaila erat.

"maaf Kai". 

"Di, gimana kalau hari itu kamu terlambat, terus aku diperkosa, terus aku hamil nanti kamu ningg...". "jangan mikirin hal yang gak penting, apapun yang akan terjadi kedepan, aku akan tetap sayang sama kamu dan mau bertanggung jawab"potong Dilan, Mikaila memeluk kekasihnya itu erat, dia memang sudah sedikit melupakan kejadian hari itu, tapi dia tidak bisa mempungkiri kalau dia sesekali masih teringat kejadian paling menyeramkan di hidupnya itu.

"jadi apa kamu beneran pernah mabok".

Dilan menghela napasnya dalam lalu menatap wajah kekasihnya itu.

"aku ga bisa nyium bau alkohol, walaupun sekeliling aku selalu minum, aku tetap gak terbiasa, waktu itu aku dipaksa ada diruangan itu mereka bilang party dadakan, okey aku setuju, karena banyak minuman dan bau yang menyengat itu buat kepala aku sakit, gak lama Arin datang, aku tau dia mabok, tapi aku juga gak bisa ngelakuin apapun sedangkan disitu kepala aku udah sakit, aku akhirnya memutuskan untuk pulang, setelahnya aku gatau apa yang terjadi"

Mikaila masih diam menunggu kelanjutan cerita dari Dilan.

"gak berapa lama aku dapet kabar kalau Alin bunuh diri dalam keadaan hamil, dan besoknya abangnya datang mukulin aku dan nunjukin foto dimana aku lagi tidur sama adik nya, aku aja gak tau kenapa bisa ada foto itu".

"mungkin sebelum kejadian itu, kamu pernah tidur sama dia".

"gak, gak sama sekali, aku inget kok, aku gak pernah mau deket sama cewek, apalagi sampai tidur telanjang berdua, jijik"

Mikaila membulatkan matanya lebar menatap Dilan, perkataan laki-laki didepannya itu berbeda 180 derajat dari yang dia kenal.

"serius Di aku gak percaya, jadi selama ini kamu ji...".

"eh, gak, beda, aku gatau kenapa setelah malam itu, Terima orderan kamu, aku tiba-tiba mau deket terus sama kamu, sampai semua temen aku bingung, tapi gimana dong aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu"

Mikaila langsung memasang tampang ingin muntah, mendengar jawaban Dilan.

"aku harap kamu gak punya masalah yang lain lagi Di, udah cukup, aku takut gak kuat"

Dilan mengangguk, lalu kembali memeluk Mikaila erat, dia berharap dia tidak kembali memiliki musuh yang membawa kekasihnya dalam kesulitan, dia mungkin juga tidak akan kuat jika ada lagi masalah seperti ini.

"apapun yang terjadi, aku akan selalu melindungi kamu Kai, dan aku akan merubah kebiasaan buruk aku untuk menjaga kamu"ucap Dilan lalu mengecup lembut kening Mikaila.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang