Pacaran

1.3K 50 1
                                    

Sudah seminggu Dilan mengikuti wanita yang disukainya,  pulang sekolah dia memarkirkan motor ninja nya tidak jauh dari rumah Mikaila sampai sore,  malamnya menunggu di tempat kerja,  tapi mungkin bukan keberuntungannya dia sama sekali tidak bertemu,  mungkin takdir tidak berada di posisinya.

"gue kangen dia"ujar Dilan kesal menendang kaki meja kantin sekolah membuat semua pasang mata menatapnya heran.

"woi Lan lo ngapa, sakit ya"tanya Ardi teman sekelasnya, Dilan hanya menatap Ardi tanpa ingin menjawabnya.

"tadi gue denger lo ngomong kangen,  kangen si...". "kangen pengen berantem,  ayolah nyari masalah diluar"potong Dilan dan langsung bangkit meninggalkan kantin menuju ke belakang sekolah.

"woi bodoh ini masih jam sek...". "kalau mau nakal sekalian jangan nangung-nanggung,  berak nanggung gak enak kan" Sela Dilan, Ardi dan Marsel berdecak mendengar jawaban gak jelas Dilan, tapi mereka mengikutinya,  bukankah pedoman teman adalah, selalu ada saat ingin tauran.

***

Dilan dan kedua temannya menatap sendu jalanan,  sepi.

Sial bagi mereka,  biasanya di jam seperti ini banyak anak sekolah lain.

"udah yuk pul...". "Wah anak Dharma nih,  bertigaan aja kayak cabe-cabean"potong seorang laki-laki dibelakang mereka,  Dilan dan kedua temannya membalikkan badan dan terlihat, Ervan anak SMA Fatahillah,  dibelakangnya juga berdiri lima orang.

"yelah bang cabe-cabean mah buat cewek lah kita mah cowok terong-terongan kali"ucap Ardi mengusir rasa takut yang sebenarnya bersarang di benaknya, dia tau Ervan adalah anak SMA yang tidak ada tandingannya dalam hal apapun,  kecuali dalam mata pelajaran.

"banyak bacot lo,  lo kesini mau ngajak ribut kan"pekik Ervan maju selangkah,  Dilan menatap nyalang mata Ervan.

'Okey kalau gue berhasil lawan dia gue bakal ketemu Mikaila'mohon Dilan,  lalu maju,  Ardi menatap punggung Dilan,  bodoh apa mereka akan cari mati, mungkin sekarang saatnya gue melupakan pedoman teman itu.

"Serang"pekik Ervan maju diikuti kelima orang dibelakangnya, mau tidak mau Ardi dan Marsel akhirnya maju juga,  mereka dua lawan satu.

Saat Dilan merasa sudah hampir menang mengalahkan Ervan  mata nya tidak sengaja menatap sesosok wanita yang sangat dia rindukan,  bibirnya tersenyum tapi detik itu juga wajah nya menjadi sasaran pukulan Ervan membuatnya terpelanting.

Dilan menatap bingung ini kesempatan dia agar bisa bertemu wanita itu,  tapi kalau dia kabur,  masa bodo lah cupu cupu dah.

"Besok kita lanjut,  woi cabut"pekik Dilan langsung kabur,  Ardi dan Marsel yang mendengar itu langsung kabur dengan muka lebam yang mereka terima.

Dilan berdiri dibelakang pohon besar melepas celana biru nya.

"wah lo mau mesum ya"ujar Ardi bodoh melihat temannya.

"Bacot lo jangan deketin gue,  anggap gak kenal, gue ada misi penting"sahut Dilan sambil melepas kemeja sekolahnya,  lalu memberikan seragam nya ke Ardi.

"Masukin kedalam tas gue,  dah kalian berdua sana kembali ke sekolah"usir Dilan lalu pergi mendekati wanita yang dilihatnya tadi,  Ardi dan Marsel menatap Dilan yang memakai celana jeans dan kaos putih polos.

"tuh anak udah niatan pergi ya"ucap Ardi,  Marsel hanya mengangkat bahu nya tanda dia juga tidak tau, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali kesekolah, tujuan utama adalah UKS.

***

Seorang wanita berjalan menyusuri jalan yang terlihat sepi,  akhir-akhir ini dia diberi tugas oleh dosennya dan membuatnya tidak bisa bekerja, untung saja bos nya baik,  jadi memperbolehkan dia libur bekerja.

"Hai Mik capek ya"Ucap seseorang berdiri di samping wanita itu,  Mikaila, wanita itu menatap laki-laki di sampingnya, Raffa, teman sekelasnya,bbahkan saat semua tidak ingin mendekati Mikaila, karena tampang dan sikap jutek nya, Raffa adalah sosok yang selalu bersama nya dan itu membuat ada rasa dihati Mikaila.

"Bisa dibilang gitu"sahut Mikaila dia susah payah menahan senyum kebahagiaan,  jantungnya berpacu.

"gimana kalau kita pergi ke kafe yang baru buka deket sini, refreshing"saran Raffa tanpa banyak pikir Mikaila mengangguk, membuat Raffa tersenyum lalu mencoba menggandeng tangan Mikaila.

"Ayo jal...". "Lepasin tangan lo brengsek"teriak seseorang dan langsung mendekati kedua pasangan itu, Dilan menatap nyalang tangan yang sedang saling bergandengan itu lalu menepisnya kasar, menarik tangan Mikaila agar berdiri disampingnya.

"Lo siapa"tanya Raffa bingung menatap laki-laki yang ada disamping Mikaila, begitu juga Mikaila yang sedang menatap laki-laki disampingnya dengan heran.

"gue pacar dia,  jangan pernah lagi deketin Mikaila, atau lo akan tamat"ancam Dilan lalu menarik Mikaila menjauhi Raffa, Raffa masih bingung tapi melihat Mikaila yang seperti mengiyakan, dia akhirnya hanya bisa melihat kepergian dua orang itu,  Mikaila gadis yang akhir-akhir ini mengisi hatinya dan Laki-laki yang belom dia ketahui, mungkin aku akan bertanya nanti langsung ke Kaila.

***

Mikaila masih menatap bingung laki-laki yang sekarang duduk di depannya memandangnya dengan intens, dia seperti mengingat sesuatu.

"Aaa driver ojek online"ucap Mikaila, membuat Dilan terseyum.

"jangan deketin cowok lain,  aku cemburu"ucap Dilan menatap sendu Mikaila, Mikaila menatap bingung Dilan.

"kenapa, apa hubungan anda, itu urusan saya,  lagi pula siapa anda"ujar Mikaila menatap tajam laki-laki yang menurutnya aneh itu.

Dilan tersenyum lalu mendekati wajahnya ke wajah Mikaila, menyatukan kening mereka,  membuat mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

"aku pacar kamu, terima atau tidak, aku tidak peduli"sahut Dilan sedetik kemudian dia menempelkan bibirnya dibibir Mikaila, sial kenapa gue gak jago ciuman.

Young Boyfriend Possessive (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang