Malam ini Jeongin berjalan sendirian menyusuri jalanan yang sudah mulai sepi. Jeongin sehabis pulang dari acara berbelanjanya di minimarket dekat rumahnya. Dengan ditemani lantunan melodi-melodi akustik yang terputar dari ponsel, kemudian terhubung dengan headseat yang dia pakai, Jeongin bersenandung sembari sesekali memasukkan permen yupi ke dalam mulutnya.
Moodnya sedang bagus hari ini, Jeongin sehabis mendapat transferan uang dari orang tuanya -yang sedang bekerja di luar negeri- tadi siang, namun Jeongin baru sempat keluar untuk berbelanja mengingat dia yang harus mengerjakan tugas tugas menumpuk akibat dirinya yang malas mengerjakan selama ini.
Setelah bertempur habis habisan dengan kertas dan buku tugas, Jeongin memutuskan untuk pergi ke minimarket, membeli beberapa cemilan, minuman, es krim dan juga permen.
Namun Jeongin tidak pernah tahu, hal sederhana itu bisa membuatnya bertemu dengan seseorang yang akan mengubah hidupnya, lelaki asing yang kini tengah berdiri di pembatas sungai, bersiap untuk melompat dan bergabung dengan aliran air yang cukup tenang, namun mampu menenggelamkan siapa saja yang dengan nekat melompat ke dalam sana.
"Hey jangan melompat!" Jeongin tidak mengerti, dia tidak bisa mengontrol tubuhnya sendiri. Setelah berteriak dengan keras tadi, Jeongin segera menjatuhkan kantung belanjaannya lalu berlari sekuat tenaga untuk menarik orang asing tersebut, menyelamatkannya dari kematian yang siap menjemput kapan saja.
Setelah berada dalam jangkauannya, Jeongin segera menarik kasar hoodie yang dikenakan orang tersebut, tidak peduli dengan rasa sakit yang dia rasakan saat tubuhnya dihantam dan ditimpa oleh tubuh orang tadi, satu-satunya hal yang Jeongin pikirkan adalah menyelamatkan orang itu.
Ah, kadang kala, Jeongin sering merutuki dirinya yang terlalu baik, sampai-sampai ia harus terlibat dengan hal-hal yang kurang menyenangkan, hanya untuk membantu orang lain.
"Hahh...Hahh...Hahh...KAU GILA."
Jeongin lega, sungguh, sedetik saja dia terlambat, mungkin Jeongin akan melihat kematian seseorang di depan matanya. Nafas Jeongin memburu akibat menggunakan banyak tenaga untuk berlari secepat mungkin, ditambah dengan rasa panik bercampur takut yang dia rasakan.
"Apa yang kau lakukan huh?" tanya Jeongin dengan posisi yang masih ditimpa oleh orang asing tadi.
Jeongin terkejut, sungguh, tidak pernah terlintas sekalipun di benaknya jika dia akan mengalami hal seperti ini. Ya Tuhan, mimpi apa Jeongin semalam?
Jeongin sempat terpaku saat seseorang yang barusan ia selamatkan itu mendongkakkan kepalanya, menatap Jeongin dengan manik sendu yang terlihat tidak memiliki binar maupun semangat hidup, tatapan putus asa yang sarat akan ketidakberdayaan.
Namun, sepertinya kejutan untuk Jeongin tak cukup sampai di sini, karena rasa terkejutnya semakin menjadi saat melihat sebuah telinga kucing yang terlihat layu menyembul di atas kepala orang tersebut.
Lelaki yang Jeongin selamatkan, dia seorang hybrid!
To Be Continue
HyunJeong mana suaranya???
Tertanda, 10/12/2019
Bee, duduk nungguin temen
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cat [Hyunjeong] ✔
FanfictionJeongin sangat terkejut saat melihat seseorang akan melompat dari jembatan di depannya, namun Jeongin lebih terkejut ketika melihat telinga kucing melekat di tubuh lelaki yang ia selamatkan. __________ 10 Desember 2019 •Copyright © Schorpy