Chapter 04 - Sampai Kapan?

7.5K 1.1K 125
                                    

"Jin, aku berangkat ya, kau jangan kemana mana selama aku pergi, aku sudah menyiapkan makanan untukmu, jangan lupa dimakan." ucap Jeongin sembari tergesa memakai sepatunya, dia tadi terlambat bangun akibat tidur lagi setelah alarm dimatikan, alhasil sekarang Jeongin menjadi kalang kabut sendiri.

Hyunjin yang sedaritadi memperhatikan semua gerak gerik Jeongin, hanya bisa mengangguk dan mengiyakan ucapannya, Hyunjin juga tidak habis pikir dengan kecerobohan Jeongin, untung saja Hyunjin tadi membangunkannya, jika tidak, mungkin Jeongin akan benar-benar terlambat menuju ke sekolah.

"Aku pergi, sampai jumpa." Jeongin melambaikan tangannya dari ambang pintu, setelahnya ia dengan cepat berlari keluar lalu mengambil sepedanya, mengayuh kendaraan roda dua itu secepat yang ia bisa.

Jika biasanya perjalanan memakan waktu hingga lima belas menit, namun kali ini semua itu bisa ditempuh hanya dengan waktu delapan menit, Jeongin memacu tenaganya secara habis-habisan, bahkan seragam yang ia kenakan terlihat sedikit basah. Namun peduli setan, kali ini Jeongin bisa menghela nafas lega saat melihat gerbangnya belum ditutup.

Masih dengan tergesa, Jeongin memarkirkan sepedanya di tempat parkir khusus sepeda lalu berlari menuju ke kelasnya.

"Hah...hah...aku lelah sekali." Jeongin menaruh tasnya lalu segera menjatuhkan diri di kursi, melirik jam tangannya sekilas, Jeongin masih punya waktu lima menit untuk beristirahat.

"Hey, kau kenapa? Sehabis dikejar hantu?"

Seorang lelaki berfrekhless manis, dengan telinga dan juga ekor berwarna orange duduk di depan Jeongin, menatap lelaki yang mirip rubah itu dengan bingung.

"Ada apa denganmu pagi ini Jeong?" tak lama, seorang lelaki mirip tupai muncul dan berdiri di depan Jeongin, ikut menatap Jeongin binung, melakukan hal yang sama seperti temannya itu.

"Aku terlambat bangun." jawab Jeongin pelan, jujur dia masih lelah setelah gila-gilaan di jalan tadi.

"Kau kena-"

"Tolong jangan bertanya Min."

Seungmin, hybrid anjing dengan ras pomaria berwarna putih, seketika mengerucutkan bibirnya saat ucapannya dipotong oleh Jeongin. Astaga imutnya.

"Jangan membuat ekspresi menggemaskan seperti itu Min, aku jadi khilaf ingin menjadikanmu sebagai hybridku." ucap Jisung –lelaki mirip tupai- yang diakhiri dengan pekikan gemasnya. Seungmin seketika mengubah ekspresinya menjadi datar.

"Coba saja kalau berani, mungkin tangan dan kakimu akan dipatahkan oleh Chan."

Sekedar informasi, Seungmin sudah mempunyai 'tuan'nya, pria beruntung itu bernama Christhoper Bang, atau yang lebih sering disapa Chan. Chan cukup posesif dengan Seungmin, ia tidak akan main-main jika berurusan dengan hybridnya itu, kalau ada yang menyakiti Seungmin, maka orang itu akan berurusan langsung dengan Chan, ya mungkin satu atau dua luka jahitan pasti akan didapatkannya.

"Sadarlah Sung, kau itu juga manis." Felix -hybrid kucing dengan ras Sailan berwarna orange- yang sedari tadi diam akhirnya ikut bergabung ke dalam percakapan.

Jisung menatap Felix sengit, ia paling tidak suka dipanggil manis, meskipun kenyataannya memang seperti itu.

"Sudah, ayo kita berkumpul, bel sebentar lagi akan berbunyi. Dan untukmu Jeong, kau berhutang sebuah cerita untuk kami." ucap Seungmin yang disetujui oleh Jisung dan juga Felix.

Benar saja, tak lama setelah ucapan Seungmin, bel benar-benar berbunyi, membuat semua siswa dan siswi berhamburan menuju ke lapangan untuk mendapat apel pagi.

Jeongin menghela nafasnya, setelah ini mungkin ia akan ditanyai ini dan itu oleh tiga temannya.


"Jadi, apa yang terjadi sampai kau terlambat bangun? Kurasa kau bukan tipe orang yang seperti itu." siang ini, acara bercerita dimulai dengan pertanyaan dari Jisung.

"Aku tertidur setelah mematikan alarm." balas Jeongin singkat sembari memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Kenapa bisa? Bukankah kau tak pernah seperti itu sebelumnya?" kali ini Felix yang bertanya, ekornya bergerak gerak antusias dengan mulut yang sekali-kali mengunyah batagor.

"Aku mengantuk karena memasak tengah malam."

Jisung, Felix serta Seungmin kompak mengerutkan alis mereka.

"Kenapa kau memasak di saat tengah malam?"

Jeongin menghela nafasnya, tidak bisakah teman-temannya ini membirinya waktu untuk makan?

"Kemarin malah aku bertemu dengan seseorang yang ingin melompat dari sungai, aku menyelamatkannya dan ternyata dia seorang hybrid. Aku menyuruhnya menginap di rumahku karena aku khawatir akan terjadi hal-hal buruk jika aku membiarkannya sendiri. Lalu saat tengah malam, aku terbangun karena kehausan, dan ternyata hybrid itu tak kunjung tidur. Aku juga tak sengaja mendengar perutnya berbunyi, oleh karena itu aku memutuskan untuk memasakkannya makanan. Sudah?" tanya Jeongin sembari menatap malas ke arah Jisung, Seungmin juga Felix yang menampakkan raut terkejut yang terlalu berlebihan.

"Hah!? Kau mengajak orang asing menginap di rumahmu?" tanya Jisung heboh. Jisung kemudian melayangkan pukulan pukulan ke kepala Jeongin sembari menggumamkan kata 'bodoh'.

"Ya mau bagaimana lagi Sung? Daripada dia mati mengambang di sungai." ucap Jeongin sembari menghindari pukulan Jisung.

Di sisi lain, Felix dan Seungmin hanya bisa memutar bola matanya malas melihat kelakuan dua teman di hadapannya ini.

"Sung sudah jangan pukul Jeongin lagi." lerai Seungmin yang untungnya mau dituruti oleh Jisung. jisung kemudian mulai memakan mie gorengnya dengan ekspresi yang masih kesal sedangkan Jeongin makan sembari cemberut karena ulah Jisung tadi.

"Memang dia hybrid jenis apa Jeong? Lalu siapa namanya?"

"Eumm...entahlah Lix, tapi sepertinya dia itu hybrid kucing dan namanya Hwang Hyunjin."

Felix menganggukkan kepalanya, sepertinya tidak ada lagi yang ingin ia ketahui, kecuali tentang bagaimana rupa si hybrid itu, ah mungkin nanti Felix akan mengajak Seungmin dan Jisung berkunjung ke rumah Jeongin, mereka pasti juga sama penasarannya dengan dirinya.

Acara makanpun kembali berlanjut dengan damai, mereka sama-sama sibuk dengan makanan masing-masing, sampai pertanyaan dari Seungmin kembali membuat atensi mereka teralihkan.

"Jeong, sampai kapan kau akan membiarkan Hyunjin berada di rumahmu?"

Jeongin menghentikan kunyahannya. Ah Seungmin benar, sampai kapan?

 Ah Seungmin benar, sampai kapan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue






Tertanda, 13/12/2019

Bee, menatap langit di penghujung sore

Golden Cat [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang