Hyunjin mengacak rambutnya frustasi, merutuki kebodohannya yang tidak bisa bertahan dan berakhir tak sadarkan diri. Hyunjin ingin menangis saja rasanya, pagi ini ia terbangun dengan keadaan tanpa busana di hotel tempat semalam ia menemui Mina. Hyunjin tak peduli mengenai absennya yang mungkin saja akan alfa, yang Hyunjin takutkan adalah pandangan kecewa dari Jeongin jika rubahnya mengetahui hal ini.
Seberapa keraspun Hyunjin mencoba, namun ia tetap tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam. Ingatannya benar-benar buram.
Dengan cepat Hyunjin langsung memunguti pakaian dan langsung mengenakannya, mengambil barang-barangnya sebelum bergegas pulang ke rumah.
Hyunjin melirik jam yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang, masih ada beberapa jam lagi sebelum memasuki jam pulang siswa-siswi SMA sepertinya, pantas saja sedari tadi banyak yang memandang Hyunjin aneh, mungkin heran melihat anak SMA sepertinya berkeliaran di jam sekarang.
Saat memasuki rumah, Hyunjin hampir terjengkang kebelakang saking kagetnya, bagaimana tidak? Di sana, lebih tepatnya di dapur, Jeongin sudah berdiri santai sambil meminum air putih dari gelas yang ia pegang.
"J-Jeong, kau sudah pulang?" tanya Hyunjin yang tak mampu menutupi rasa keterkejutannya.
"Ah iya, hari ini ada rapat guru jadi sekolah dipulangkan lebih awal." ucap Jeongin setelah meneguk habis airnya.
"Kau dari mana saja? Kenapa tidak bersekolah?" tanya Jeongin sekedar basa-basi. Hyunjin terlihat gelagapan kemudian menjawab dengan ragu.
"Ke-kemarin café ramai sekali, aku terlalu lelah dan tanpa sadar tertidur di sana. Maaf aku lupa mengabarimu."
Astaga Jin, kenapa kau berbohong? Tak tahukan kau seberapa fatal akibatnya?
Jeongin tersenyum tipis, ia tahu Hyunjin tengah berbohong padanya. Dan tentu saja Jeongin sudah menduga hal ini akan terjadi.
"Lain kali jangan terlalu memaksakan diri." ucap Jeongin sebelum akhirnya pergi berjalan ke kamarnya.
Hyunjin menyerngitkan dahinya, ini aneh, Jeongin terlihat percaya terlalu cepat. Apakah sesuatu yang buruk akan terjadi setelah ini?
"Hiks...kenapa kau berbohong?" Jeongin menangis, meredam wajahnya di balik bantal dan selimut yang menutupi tubuhnya.
Meski Jeongin terlihat biasa saja, namun hatinya tak sebaik itu. mari kita sedikit berflashback.
Flashback On
Jeongin tersenyum miris melihat rekaman yang terkirim di ponselnya. Setelah kemarin foto dirinya, sekarang Jeongin justru mendapatkan rekaman Hyunjin yang tengah menciumi Mina, gadis yang mengaku sebagai tunangan Hyunjin. Setelah ini, cara apa lagi yang akan Mina gunakan untuk menghancurkan hatinya?
Pada awalnya Jeongin sudah berhasil menepis pikiran-pikiran tersebut, bisa saja kan Mina hanya memanfaatkan keadaan dan mengaku-ngaku saja, namun sekarang, semua harapan yang Jeongin bangun terpatahkan begitu saja. Jeongin yakin jika dirinya benar-benar pihak ketiga di kisah ini.
"Apa kau sudah bosan denganku?" lirih Jeongin pedih bersamaan dengan tubuhnya yang merosot ke lantai. Jeongin kemudian menumpukan kepalanya di pinggir tempat tidur lalu mulai menangis sejadi-jadinya.
Jeongin terlalu naïf, mana mungkin Hyunjin masih mencintainya setelah kejadian yang menimpa Jeongin. Harusnya Jeongin tahu jika selama ini Hyunjin hanya ingin tidur dengannya, dan setelah Hyunjin mendapatkan hal yang dia inginkan, dengan mudahnya Hyunjin mencampakan Jeongin dan kembali dengan tunangannya.
Entah dari mana semua pikiran itu datang, namun sekarang yang pasti Jeongin tak bisa menepisnya lagi, semuanya sudah terlanjur mendominasi pikiran Jeongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cat [Hyunjeong] ✔
FanfictionJeongin sangat terkejut saat melihat seseorang akan melompat dari jembatan di depannya, namun Jeongin lebih terkejut ketika melihat telinga kucing melekat di tubuh lelaki yang ia selamatkan. __________ 10 Desember 2019 •Copyright © Schorpy