Sore ini Hyunjin tengah bersiap untuk pergi bekerja di café milik Woojin. Dengan pakaian santai yang seadanya, Hyunjin pergi meninggalkan rumah Jeongin dengan berjalan kaki sekitar lima belas menit sebelum akhirnya sampai pada café dengan nuansa beruang tersebut.
Kring...
Lonceng berbunyi saat Hyunjin mendorong pintu café tersebut, Woojin yang tengah berdiri di belakang meja kasirpun menoleh dan tersenyum begitu mendapati Hyunjin yang datang.
"Wah kau datang lebih awal." ucap Woojin yang melihat jam masih menunjukkan pukul setengah lima sore yang mana itu artinya Hyunjin datang tiga puluh menit sebelum waktu café dibuka.
"Tentu saja, aku ingin mendapat kesan baik di hari pertamaku bekerja." Hyunjin sedikit bergurau dan mendapat hadiah berupa kekehan menawan dari Woojin.
"Baiklah, berhubung kau datang lebih awal, bisakah kau membantuku untuk membantu menbersihkan café ini?"
"Dengan senang hati kak, itu memang tugasku."
Hyunjin kemudian mulai membantu Woojin untuk menata beberapa hal, seperti merapikan kursi dan meja yang letaknya sedikit bergeser dari sebelumnya, mengelap meja, menyapu dan juga membersihkan gelas maupun piring atau sendok yang sedikit kotor.
Pekerjaan yang harusnya selesai dua puluh menit tersebut sekarang hanya bisa selesai dalam waktu sepuluh menit, dua kali lebih cepat berkat bantuan Hyunjin.
"Terimakasih banyak bantuannya. Kau pergi saja ke belakang untuk mengganti pakaian, setelah itu kau bisa beristirahat sampai cafenya buka."
"Baiklah." Hyunjin kemudian mengikuti intruksi dari Woojin, ia pergi ke ruang khusus pegawai dan mendapati sebuah seragam yang masih terbungkus plastik tergeletak rapi di atas kursi yang terdapat di samping loker, Hyunjin yakin seragam itu miliknya.
Tanpa membuang waktu, Hyunjin langsung mengambil setelah seragam berwarna hitam putih tersebut kemudian pergi ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Tak perlu waktu lama, kini Hyunjin sudah keluar dari kamar mandi dengan seragam café yang membalut tubuh indahnya. Hyunjin terlihat sangat tampan.
"Tunggu dulu, yang mana loker milikku?" tanya Hyunjin entah kepada siapa sambil memperhatika loker berwarna merah di hadapannya itu.
"Ah sepertinya ini." setelah meneliti sebentar, Hyunjin akhirnya bisa menerka nerka loker miliknya, loker yang tidak berisi nama di depannya dan satu satunya loker dengan kunci yang masih terpasang di lubangnya.
Karena penasaran dan tidak mempunyai pekerjaan selama beberapa menit kedepan, Hyunjin dengan iseng melihat-lihat nama yang tertempel di loker yang lain, mungkin saja itu nama-nama rekan kerjanya.
"Ah, kau anak baru itu ya?"
Hyunjin hampir saja meloncat kaget saat suara seseorang dengan tiba-tiba terdengar, Hyunjin kemudian langsung menolehkan kepalanya dan mendapati seorang pemuda bertubuh lebih pendek darinya tengah memandanginya datar.
"A-ah iya. Aku Hyunjin, salam kenal." ucap Hyunjin dengan senyumnya, berusaha bersikap seramah mungkin.
"Hmm..."
Bolehkan Hyunjin kesal dengan respon orang tersebut?
"Sudah jangan terlalu dipikirkan Jin, Changbin memang datar seperti itu."
Pemuda yang lain tiba-tiba muncul di belakang Changbin, wajahnya terlihat tampan, tak jauh berbeda dengan pemuda yang tadi dipanggil Changbin tersebut. Dan satu hal yang menarik perhatian Hyunjin, terdapat telinga kucing berwarna hitam di atas kepala Minho, apakah Minho hybrid yang dimaksud oleh Woojin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cat [Hyunjeong] ✔
FanfictionJeongin sangat terkejut saat melihat seseorang akan melompat dari jembatan di depannya, namun Jeongin lebih terkejut ketika melihat telinga kucing melekat di tubuh lelaki yang ia selamatkan. __________ 10 Desember 2019 •Copyright © Schorpy