Seminggu berlalu, hari senin ini merupakan hari yang cukup berbeda bagi Hyunjin. Ya benar, sekarang adalah hari pertamanya bersekolah di SMA Skz, sekolah yang sama dengan Jeongin.
"Hyunjin cepatlah, nanti kita bisa ketinggalan bis." Jeongin menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Hyunjin.
Hyunjin yang tengah sedang mengambil tasnya pun menoleh ke arah Jeongin dan berjalan mendekati pemuda manis tersebut.
"Aku sudah selesai, maaf lama."
"Tak masalah. Ayo cepat, kita sarapan di perjalanan saja." Hyunjin mengangguk dan mengikuti langkah Jeongin menuju dapur, mengambil sepotong roti tawar kemudian berjalan bersisian menuju ke halte bis terdekat.
Ngomong-ngomong, mungkin mulai sekarang Jeongin akan berangkat dan pulang sekolah dengan menaiki bis, tak mungkin kan ia tetap membawa sepedanya lalu membonceng Hyunjin di belakang, bisa-bisa kaki Jeongin berubah menjadi berotot.
"Nah itu dia bisnya, ayo masuk." Ajak Jeongin kemudian menarik tangan Hyunjin untuk masuk ke dalam bis, mereka memilih kursi yang terletak di samping pintu masuk untuk memudahkan mereka keluar nantinya.
Hyunjin tak gugup, sungguh, hanya saja ia merasa sedikit cemas, apakah nanti mereka bisa menerima hybrid seperti dirinya dengan baik?
Seolah mengerti kecemasan Hyunjin, Jeongin kemudian menggenggam tangan Hyunjin menggunakan salah satu tangannya yang tak memegang roti.
Sembari mengunyah roti di mulutnya, Jeongin berujar "Tak usah khawatir, semuanya akan baik-baik saja."
Seperti tersihir, kecemasan Hyunjin perlahan menghilang dan kini tergantikan dengan sebuah senyuman tipis. Hyunjin kemudian mengusap gemas surai Jeongin, membuat beberapa orang di dalam bis memekik karena gemas.
Selama sepuluh menit lebih, mereka akhirnya sampai di depan gedung sekolah yang cukup besar, Jeongin kembali menarik tangan Hyunjin, mengajaknya masuk ke dalam sekolah yang selama setahun belakangan ini menjadi rumah keduanya.
"Biar kuantar kau ke ruang kepala sekolah."
Hyunjin hanya mengangguk dan pasrah saja ditarik oleh Jeongin menuju ke ruangan kepala sekolah.
"Sepertinya beliau sudah datang, kau masuk saja, aku akan menunggu di sini." ucap Jeongin setelah menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Hyunjin.
Hyunjinj terlihat memperhatikan ruangan yang di atas pintunya terdapat tulisan 'kepala sekolah', Hyunjin sedikit kebingungan tentang apa yang harus ia lakukan di dalam sana.
"B-Baiklah." Hyunjin kemudian mengetuk pintu berwarna coklat di hadapannya kemudian membukanya setelah mendapat sahutan dari dalam.
"Jeong, aku masuk dulu."
"Iya, semoga berhasil." Jeongin mengepalkan kedua tangannya di depan dada, memberikan semangat pada Hyunjin. Hyunjin yang melihgatnya hanya terkekeh pelan kemudian masuk ke dalam ruang kepala sekolah untuk mengurus beberapa administrasi.
Fyi, Hyunjin sudah mendapat seragamnya dari lama, hanya saja ia masih belum mengetahui kelas dan belum mengurus hal-hal lainnya.
Selama Hyunjin di dalam sana, Jeongin hanya berdiri sambil bersandar di tembok damping pintu, menunduk dan memainkan kakinya.
Jeongin penasaran, kira-kira kelas mana yang akan Hyunjin tempati, jika Jeongin boleh berharap, dia ingin supaya Hyunjin sekelas dengannya.
Sekitar lima belas menit kemudian, Hyunjin keluar dari ruangan tersebut, Jeongin yang melihatnya langsung memperbaiki posisi berdirinya dan menatap Hyunjin penuh minat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cat [Hyunjeong] ✔
FanfictionJeongin sangat terkejut saat melihat seseorang akan melompat dari jembatan di depannya, namun Jeongin lebih terkejut ketika melihat telinga kucing melekat di tubuh lelaki yang ia selamatkan. __________ 10 Desember 2019 •Copyright © Schorpy