Chapter 02 - Tentang Hybrid

9.2K 1.3K 61
                                    

Pada awalnya, hybrid diciptakan oleh seorang ilmuan ternama yang sangat dikenal oleh masyarakat. Namun sayangnya, ia harus menerima kenyataan pahit bahwa putri semata wayangnya yang mengalami kegagalan fungsi hati saat berumur tujuh tahun karena kecerobohannya.

Ia lupa menutup pintu ruang kerjanya sehingga gadis polos kesayangannya diam-diam masuk lalu secara tidak sengaja menumpahkan sebuah cairan berbahaya, yang menyebabkan beberapa organ dalamnya mengalami kerusakan.

Merasa sangat bersalah dan tak ingin kejadian yang menimpa istrinya terulang kembali, sang ilmuan kemudian mencari cara untuk menyembuhkan sang buah hati, dari cara normal sampai cara gila sekalipun. Ia berjuang mati-matian siang dan malam bak orang yang telah kehilangan kewarasannya, mencoba beratus-ratus eksperimen, sampai akhirnya tercetuslah ide untuk melakukan pencangkokan organ hewan ke tubuh manusia.

Keadaan sang anak yang makin memburuk membuat sang ilmuan hilang akal, ia sudah tidak peduli menerima banyak kecaman dari berbagai pihak, mengabaikan cemoohan yang mengatakan bahwa ia sudah gila, tidak peduli dengan gelarnya yang dicabut dengan tidak hormat, dan tidak peduli jika ia harus berurusan dengan hukum setelah ini. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana cara menyelamatkan anaknya.

Hingga suatu hari, dengan setitik harapan terakhirnya, sang ilmuan melakukan transplatasi beberapa sel hewan ke anaknya, karena kondisi sang anak yang sudah terlampau buruk sehingga tidak dapat menerima donor dari manusia, organ tubuh manusia terlalu lemah untuk ditanamkan di tubuh sang anak.

Satu titik harapan itu, harapan terakhir yang ia punya, terwujud. Secara perlahan, kondisi anaknya semakin membaik dan membaik. Sampai ia akhirnya bisa sembuh total, bahkan daya tahan tubuhnya meningkat drastis.

Mendengar kabar itu, pemerintah yang pada awalnya mengurung sang ilmuan karena praktik gila yang ia lakukan ke anaknya, mulai membebaskan dan melirik hasil temuannya itu. Hari demi hari berlalu, semakin banyak orang-orang dengan harapan hidup tipis yang mulai melakukan operasi seperti itu. Seperti mereka yang terkena kanker stadium akhir, tumor, dan penyakit-penyakit mematikan lainnya.

Dunia kedokteran dibuat terkejut dengan dobrakan baru ini. Nama sang ilmuan secara perlahan kembali bersinar berkat penemuan menggemparkannya itu. Namun, di dunia ini, pasti selalu ada konsekuensi untuk setiap perbuatan.

Secara perlahan, mulai muncul beberapa anggota tubuh dari jenis hewan yang didonorkan pada tubuh manusia. Manusia mulai berevolusi menjadi hybrid yang tentu saja terlihat aneh pada masa itu.

Pertentangan terjadi, deskriminasi dan juga penggolongan ras terasa sangat kental. Bahkan pada saat itu, mereka yang menjadi hybrid sampai harus menyembunyikan telinga hewan yang mereka miliki.

Semuanya membaik, dan kacau di saat yang bersaman.

Sampai pada saat pemerintahan berganti, sebuah gebrakan baru kembali terjadi. Pemimpin mereka melegalkan keberadaan hybrid, bahkan hybrid itu diperlakukan dan diberikan hak serta kewajiban layaknya manusia normal. Mereka bebas bersekolah, menjalani hidup bahkan menikah dan mempunyai keturunan layaknya manusia.

Meski pada awalnya keadaan sangat kacau dan penuh pertentangan. Namun lama kelamaan, masyarakat mulai bisa menerima keberadaan hybrid. Bahkan diantara mereka ada yang menikahi hybrid dan mempunya anak seorang hybrid juga. Semua berjalan normal, hingga saat ini.


"Eumm...Jeongin." Hyunjin keluar dari kamar mandi lalu memanggil Jeongin yang tengah sibuk membereskan alat sekolahnya.

Jeongin yang merasa terpanggil, seketika mengalihkan perhatiannya ke arah Hyunjin, yang berdiri di depan pintu kamar mandi dengan handuk yang melilit bagian pinggangnya sedangkan ia tak memakai apapun untuk atasan.

Jeongin terpaku, bukan karena terpesona –meski Jeongin tetap memuji tubuh bagus Hyunjin dalam hati- melainkan karena ia sekarang bingung, pakaiannya pasti tidak muat jika dipakai oleh Hyunjin. Jeongin yakin ukuran tubuhnya lebih kecil dari Hyunjin.

"Hyunjin, tunggu sebentar, aku akan mencarikanmu pakaian." ucap Jeongin kemudian berlari ke kamar orang tuanya yang kini kosong, mengobrak abrik isi lemari demi mencari pakaian ayahnya yang sekiranya pas di tubuh Hyunjin.

Untuk masalah permintaan spontan Jeongin yang meminta Hyunjin untuk menjadi hybridnya, tentu saja Hyunjin tidak menyanggupinya. Ayolah, Hyunjin itu manusia normal sebelumnya, ia masih belum siap jika harus memiliki 'tuan', Hyunjin masih belum bisa menerima dirinya sepenuhnya.

Jeongin tidak memaksa, meski sebersit rasa kecewa hinggap di hatinya, namun taka pa, Jeongin mengerti. Tetapi sebagai gantinya, Jeongin meminta pemuda Hwang itu untuk menginap di rumahnya, Jeongin masih khawatir akan terjadi apa-apa jika Hyunjin dibiarkan sendiri.

Setelah melewati perdebatan singkat, akhirnya Hyunjin menyetujui permintaan Jeongin itu. Toh Hyunjin juga sudah kehilangan tujuan hidup.

"Yeay dapat." Jeongin memekik senang saat menemukan sebuah piyama ayahnya yang masih bagus dan sepertinya cocok untuk ukuran tubuh Hyunjin.

Jeongin kemudian berlari menuju kamarnya lalu melanjutkan pencariannya, mengambil sekotak dalaman yang masih baru lalu semuanya itu diserahkan ke Hyunjin.

"Hyunjin pakailah ini, maaf karena ini adalah piyama milik ayahku, namun hanya ini yang muat di tubuhmu." Jeongin menyerahkan setelan pakaian itu dengan wajah bersalah. Hyunjin tidak tega, ia sudah cukup merepotkan dengan kehadirannya, namun Jeongin masih saja merasa tak enak, harusnya Hyunjin yang merasa tidak enak disituasi seperti ini.

"Tidak apa-apa Jeong. Ini sudah dangat lebih dari cukup, terimakasih." Hyunjin mengambil setelah pakaian itu dengan senyum tipis di bibirnya, meski sangat sulit, namun Hyunjin tetap berusaha untuk tersenyum, tidak ingin membuat orang sebaik Jeongin bersedih.

"Maaf merepotkanmu Jeong."

"Tidak apa, aku tidak merasa direpotkan sama sekali."

Hyunjin tersenyum, kali ini lebih tulus. Tangannya tergerak untuk menepuk pelan kepala Jeongin.

"Terimakasih."

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue


Sumpah gue ngawur banget bikin alurnya, dan untuk mempertegas, cerita ini hanya karangan semata, dari manusia gaje kayak gue hehehe....

Tertanda, 11/12/2019

Bee, bersiap ngetik lanjutan cerita

Golden Cat [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang