"Lelah?" tanya Hyunjin saat melihat Jeongin yang baru saja memasuki kamar mereka.
"Sangat, tamu yang datang ternyata cukup banyak, terlebih lagi dengan teman-temanku yang tadi sempat menculikku untuk berfoto bersama." adu jeongin dengan wajah cemberut yang lucu.
Hyunjin hanya terkekeh melihatnya kemudian menepuk tempat tidur di sampingnya, mengisyaratkan supaya Jeongin ikut duduk di sana. Jeongin yang mengerti kemudian segera menghampiri Hyunjin dan duduk di sana, menyenderkan kepalanya di pundak Hyunjin.
Ucapan kedua orang tuanya memang tak main-main, mereka benar-benar menggelar pesta pertunangan untuk Hyunjin dan juga anaknya, mengabaikan fakta jika mereka masihlah siswa SMA. Ayah dan ibunya sudah terlalu antusias pada hubungan mereka.
Acaranya berlangsung lancar dengan tamu undangan yang cukup banyak. Beruntung semuanya sudah selesai sekarang, ayah dan ibu Jeongin juga sempat menemui mereka untuk memberikan ucapan selamat, namun sekarang mereka sudah harus kembali lagi ke Negara lain untuk mengurusi perusahaan. Jeongin tak keberatan, toh ia masih mempunyai Hyunjin yang akan menjaganya.
"Sebaiknya kau mandi terlebih dahulu, ini." Hyunjin kemudian menyerahkan handuk kepada Jeongin. Ngomong-ngomong, Hyunjin sudah mandi tadi, ia baru saja selesai bersamaan dengan Jeongin yang datang ke kamarnya.
"Baiklah." Jeongin mengangguk kemudian mengambil handuk putih yang disodorkan Hyunjin lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membilas tubuhnya.
Dua puluh menit kemudian, Jeongin keluar dengan keadaan yang terlihat jauh lebih segar, terlalu segar untuk Hyunjin memalingkan wajahnya.
Jeongin keluar hanya dengan menggunakan handuk yang terlilit di pinggangnya, tubuh bagian atasnya terekspos sepenuhnya, membuat sesuatu dalam diri Hyunjin bergemuruh.
Saat Jeongin membuka lemari pakaian untuk mengambil setelan baju yang akan ia kenakan, Jeongin dikejutkan dengan sepasang lengan yang melingkar di perutnya.
"Hyunjin singkirkan tanganmu, aku ingin memakai pakaian, ini dingin kau tahu."
Hyunjin tak peduli, ia bahkan sekarang dengan nakalnya justru mengendus leher Jeongin yang beraromakan strawberry. Manis, seperti orangnya.
"Ahh...Hyunjinhh...eumm..." Jeongin berusaha menyingkirkan kepala Hyunjin yang kini mulai menjilati lehernya seduktif, dan berhasil, Hyunjin menyingkir.
Namun jika kalian berpikir semuanya akan berakhir begitu saja, maka kalian salah.
Karena entah bagaimana dan sejak kapan, Jeongin kini sudah mendesah tak karuan di bawah kukungan tubuh Hyunjin.
Jeongin ingin mengumpat saja di tengah rasa nikmatnya.
FIN
Jadi gini....ya gitu :)
Ada yang nungguin epilog ini kah?
Maaf ya epilognya gak sesuai ekspetasi. Dan makasi banyak udah nyempetin diri untuk mampir dan suka sama ff ini, makasi banyak 🙇♀
Jujur, lebah berterimakasih banget sama temen temen semua, para readers lebah. Makasi untuk semua support dan juga kesediannya untuk menghabiskan waktu di sini, lebah merasa bahagia. Kalian baik banget, lebah terharu.
Nanti kalau sempet, gue bakal bikin bonchap, tapi gak janji ya bikos lebah sekarang lagi ngegarap ff Notebook, kalau sukses, nambah lagi asupan HyunJeongnya :>
LEBAH SAYANG KALIAN 🖤
Tertanda, 06/01/2020
Bee, sampai jumpa di kesempatan berikutnya 🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Cat [Hyunjeong] ✔
FanfictionJeongin sangat terkejut saat melihat seseorang akan melompat dari jembatan di depannya, namun Jeongin lebih terkejut ketika melihat telinga kucing melekat di tubuh lelaki yang ia selamatkan. __________ 10 Desember 2019 •Copyright © Schorpy