Chapter 25 - Tidak, Masih Ada Kesempatan

4.5K 735 121
                                    

Hyunjin kebingungan saat ini, semuanya gelap, Hyunjin tak bisa melihat apapun.

"Nak, kenapa kau ada di sini?"

Hyunjin tersentak kaget, sura ini, suara lembut ini, milik bundanya...

"Bu-bunda?" Hyunjin memanggil bundanya bak anak kecil yang tengah tersesat di kerumunan orang-orang.

"Hey tenanglah, aku di sini."

Tiba-tiba, sesosok wanita cantik muncul di hadapan Hyunjin, matanya tak jauh berbeda dari mata Hyunjin, itu bundanya.

Saat arwah bunda Hyunjin menyentuh pundak anaknya, seketika itu pula semuanya berubah menjadi terang, tak ada lagi ruangan gelap yang membelenggu dirinya, yang ada hanyalah air dan juga langit berwana merah muda di sini.

"Bu-bunda? Ke-kenapa kau pergi?" tanya Hyunjin yang kini sudah tak bisa menahan lelehan air matanya, ia merindukan sosok wanita di hadapannya, sangat.

"Ini memang sudah takdir kami Hyunjin."

"A-aku merindukanmu." tanpa aba-aba, Hyunjin langsung memeluk tubuh bundanya, melepaskan rindu yang selama ini hanya menjadi angan belaka.

Bunda Hyunjin tersenyum lembut melihat putra semata wayangnya yang kini terlihat tak berbeda jauh dengan balita. Merengek manja dan memeluknya erat, seolah meminta perlindungan dari segala sesuatu di luar sana.

"Kami juga merindukanmu. Hey Hyunbin, jangan berdiri saja di sana, kesinilah dan bantu aku menenangkan putramu."

Hyunbin yang sedari tadi menatap geli kearah mereka, kini berjalan mendekat dan ikut memeluk putra juga istrinya tersebut, menyalurkan ras rindu yang juga ia rasakan.

"Sejak kapan anakku menjadi cengeng seperti ini?" tanya Hyunbin yang menggoda anaknya dengan jahil. Hyunjin melepaskan pelukannya lalu memasang wajah cemberut. Inilah Hyunjin yang sebenarnya, lelaki yang mewarisi sifat lembut bundanya, lembut dan rapuh namun terlihat tegar seperti ayahnya.

"Sejak kalian meninggalkanku, kalian jahat, aku sendirian di dunia itu."

"Hey, bukankah sudah ada Jeongin yang menjagamu?"

Tatapan Hyunjin perlahan menyendu. Minhyun kemudian menyikut perut suaminya yang secara tak sengaja telah membuat Hyunjin bersedih.

"Jeongin pergi karena kesalahku."

"Hey Hyunjin, tak apa, ini bukan salahmu."

"Tidak bun, semuanya karena aku, semuanya karena diriku yang menghamili Mina."

"Astaga Hyunjin, setelah kami tinggalkan, kau ternyata menjadi bodoh ya." Hyunbin tergelak sembari menepuk-nepuk pundak Hyunjin. Hyunjin menyerngitkan dahinya, menatap ayahnya dengan pandangan tak mengerti.

"Ayah, aku sungguh tak menyangka setelah pertemuan kita, kau masih saja sempat mengejekku."

"Maklumi saja ayahmu itu Jin, dia memang seperti itu."

"Tapi bun, apa maksud perkataan ayah tadi?"

"Aku ralat, ternyata kau memang bodoh."

Hyunbin semakin tergelak saja.

"Begini Hyunjin, kenapa kau langsung percaya begitu saja? Apa kau yakin seseorang yang tengah hangover bisa melakukan hal seperti itu?"

Seperti dihantam sesuatu, Hyunjin merasa jantungnya berdebar, kenapa dia tidak memikirkan hal itu sebelumnya?

Sekedar informasi, Hyunbin dan Minhyun selalu mengawasi anaknya dari atas sini, meski mereka tak bisa membantu banyak, namun mereka sebisa mungkin menjaga anaknya dengan cara apapun. Tak heran jika firasat Hyunjin kebanyakan tepat sasaran.

"Ma-maksud kalian...Mina tidak hamil?"

Ayah dan bundanya mengangguk dengan kompak. Air mata Hyunjin kembali mengalir, ia benar-benar lega mendengar berita ini, setidaknya Hyunjin tak pernah menyakiti Jeongin dengan cara bercinta bersama orang lain. Namun semuanya tetap tak bisa mengubah keadaan, Jeongin pasti akan selalu berpikir seperti itu.

"Aku lega mendengarnya, namun sepertinya sudah terlambat karena sekarang aku sudah berada di dunia yang berbeda."

"Tidak, masih belum."

"Kau masih memiliki kesempatan."

Secara perlahan, tubuh Hyunjin mulai tertutupi oleh cahaya putih yang entah datang dari mana, tubuhnyapun terasa semakin transparan.

"Kau masih bisa kembali Hyunjin."

"Tapi aku tak ingin yah, aku ingin di sini bersama kalian."

Bunda Hyunjin menggeleng pelan, "Tidak Jin, kau masih memiliki sesuatu yang harus diselesaikan di sana, aku juga tidak ingin menerimamu jika kau masih membuat rubah kecilmu bersedih."

Hyunjin memberontak, ia tak ingin kembali ke dunia, ia ingin tetap berada di sini, bersama kedua orang tuanya, Hyunjin ingin bahagia bersama dunia kecilnya.

"Temuilah kami jika memang sudah waktunya, jangan membuat kami kecewa untuk kedua kalinya."

Lagi, Hyunjin menangis kala pandangannya mulai memudar.

"Dan satu hal lagi Hyunjin, tolong selesaikan kasus mengenai kecelakaan itu."

"Kami menyayangimu, berjuanglah, doa kami selalu menyertaimu."

"Ayah...bunda..."

Berbeda dengan sebelumnya, kini cahaya menelan tubuh Hyunjin.

"Hey, dia perlahan mulai bergerak."

"Benarkah? Astaga akhirnya."

"Tolong jangan berisik Sung, kau membuat Hyunjin merasa terganggu."

Hyunjin menyerngitkan dahinya, merasa terganggu dengan suara-suara yang cukup familiar di telinganya.

"Eung..." Hyunjin meringis pelan saat merasa kepalanya berdenyut sakit. Meski sangat berat, Hyunjin akhirnya bisa membuka kelopak matanya, berkedip pelan guna menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Hah aku dimana?" tanya Hyunjin dengan suara pelan yang terdengar serak. Felix yang duduk di sebelahnya kemudian dengan sigap mengambil segelas air dan memberikannya kepada Hyunjin, sukses mengundang tatapan datar dari Changbin.

"Kau di rumah sakit bodoh."

"Kau melompat dari rooftop mall, mereka langsung memanggil ambulance dan membawamu ke sini. Beruntung kau hybrid maka kau masih bisa selamat." ucap Minho melanjutkan ucapan Seungmin tadi.

Hyunjin terdiam, ah dia lupa jika dirinya hybrid. Daya tahan tubuh Hyunjin lebih kuat dari manusia normal, jadi dia masih bisa selamat saat ini.

Hyunjin berpikir dirinya sudah tewas sekarang. Namun sepertinya Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

Kali ini, Hyunjin akan meminta bantuan teman-temannya, ia sadar jika semuanya tak bisa ia selesaikan sendiri.

Tidak, masih ada kesempatan, dan kali ini Hyunjin tidak akan menyia-nyiakannya. Terlebih lagi, potongan ingatannya perlahan mulai kembali.

 Terlebih lagi, potongan ingatannya perlahan mulai kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Hahahaha...gimana, kesel gak sama gua? 🤣

Baiklah, dibuka kolong hujat 👉

Tertanda, 02/01/2020

Bee, pengen tidur tapi masih punya setumpuk draft ff yang berteriak untuk diselesaikan :]

Golden Cat [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang