Chapter 19 - Sebuah Peringatan Kecil ⚠

7.1K 762 109
                                    

_________________________________

BATAS SUCI, DOSA TANGGUNG SENDIRI :]

_________________________________












"Hmphh..." Jeongin melenguh tertahan saat Hyunjin menarik tengkuknya, menahan kepalanya supaya tidak menjauh.

Hyunjin kemudian mulai menjilati bibir Jeongin dengan lembut, berusaha menyampaikan seluruh perasaan yang ia miliki. Berhasil, entah kenapa Jeongin bisa merasa sedikit tenang dan rileks saat ini, tangisannya pun perlahan mulai berhenti.

Tanpa diminta, Jeongin kemudian melingkarkan tangannya di leher Hyunjin, seolah memberikan Hyunjin izin untuk melakukan aktifitasnya. Hyunjin kemudian menarik pinggang Jeongin mendekat, sehingga kini tubuh mereka benar-benar tidak ada jarak.

"Eungh..." satu lenguhan kembali keluar dari bibir Jeongin kala Hyunjin melumat bibirnya dengan lembut, Jeongin secara perhalan ikut membalas lumatan Hyunjin, mereka saling menggerakkan bibir dengan perbedaan yang cukup signifikasn. Hyunjin yang bergerak lembut dan Jeongin yang terkesan masih kaku.

Tangan Hyunjin yang semula menahan tengkuk Jeongin, kini mulai berpindah dan mengelus dada Jeongin, memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat libido Jeongin naik dengan drastis.

"Ahhh..." Jeongin mendesah pelan kala tangan Hyunjin mengelus putingnya yang sudah mengeras. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Hyunjin segera memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jeongin yang hangat.

Mengobrak-abrik mulut Jeongin dan menjelajahi setiap incinya, bermain dan sesekali menghisap lidah Jeongin, saling bertukar saliva tanpa rasa jijik sedikitpun.

Ciuman memabukkan dari Hyunjin ditambah dengan tangan Hyunjin yang kini bermain di putingnya, membuat Jeongin ingin menjerit frustasi. Jeingin tak tahu perasaan apa yang kini ia rasakan. Semuanya terasa buram dan yang Jeongin inginkan hanya lebih, lebih dan lebih.

Jeongin menyukai bagaimana Hyunjin mencumbunya, Jeongin menyukai bagaimana tangan besar Hyunjin kini memilin milin putingnya, dan Jeongin menyukai semua perlakuan Hyunjin yang ditujukan padanya.

Jeongin memejamkan matanya erat, berusaha menahan nafsu yang seolah-olah menenggelamkannya. Hyunjin melepas ciumannya saat merasa jika nafas mereka sebentar lagi akan habis.

Jeongin terengah, dengan wajah yang memerah sempurna. Namun Hyunjin tak terlalu baik untuk membiarkan Jeongin begitu saja, kepalanya kini beralih ke leher Jeongin, mengecupnya pelan namun mampu membuat tubuh Jeongin merinding hanya dengan perlakuan kecil seperti itu.

"Tanda ini hanya milikku." Hyunjin berbisik pelan lalu langsung menghisap bekas kissmark yang ada di leher Jeongin.

"Akhh..."

Sangat kuat hingga Jeongin ingin menjatuhkan diri saat ini.

"Akh...H-Hyunjin." Jeongin menahan pundak Hyunjin, mencoba menyingkirkan kekasihnya yang kini gencar bermain di lehernya.

Hyunjin tersenyum puas saat melihat tanda kemerahan tadi kini berubah, ah lebih tepatnya tertumpuk oleh warna ungu yang merupakan hasil dari mahakarya seorang Hwang Hyunjin.

"Ahh...ge-geli Hyunjin." Jeongin mendongkakkan kepalanya saat lagi-lagi Hyunjin menghisap lehernya, di area yang berbeda. Hyunjin menjilati leher Jeongin layaknya seekor kucing, dan sesekali menggingitnya pelan, membuat adik kecil Jeongin perlahan bangun.

Tak ingin merasakan semua ini sendiri, tangan Jeongin kemudian bergerak untuk membuka kaos yang Hyunjin kenakan. Hyunjin menurut, ia menjauhkan wajahnya dari leher Jeongin lalu melepaskan kaos yang ia kenakan.

Golden Cat [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang