Chapter 11 - Eric

5.6K 964 110
                                    

Cklek...

"Ah Jeong...in." ucapan Hyunjin memelan saat melihat Jeongin yang baru pulang dari sekolah, bukan, bukan karena pemuda manis pemilik mata rubah tersebut, melainkan karena sesosok pemuda asing yang kini tengah memapah Jeongin masuk ke dalam rumah.

Pandangan Hyunjin mendatar seketika.

"Siapa kau?" tanya Hyunjin dengan nada tak bersahabat setelah ia sampai di depan mereka.

Pemuda asing tersebut mengkerutkan keningnya dan menatap Hyunjin heran.

"Kau yang siapa, kenapa ad di rumah Jeongin?"

Jeongin yang mengerti situasi kemudian mengangkat pandangannya yang semula menunduk, lalu menatap Hyunjin dan pemuda tersebut secara bergantian.

"Ah Hyunjin, perkenalkan dia Eric, teman sekelasku, dan Eric, dia Hyunjin, hybridku." ucap Jeongin santai tanpa menyadari aura mencekam yang dikeluarkan oleh Hyunjin dan juga Eric.

"Sejak kapan kau punya hybrid?" tanya Eric heran karena seingatnya Jeongin tak pernah menyinggung masalah hybrid selama di kelas.

"Ah ceritanya panjang." Jeongin bisa saja menceritakan asal mula kehadiran Hyunjin, tapi Jeongin tak tahu apakah Hyunjin akan terganggu atau tidak, oleh karena itu Jeongin memilih untuk merasahiakannya saja, ya kecuali jika Hyunjin memperbolehkannya menceritakan tentang masa lalunya.

Hyunjin memutar bola matanya malas kemudian menatap ke arah lengan Jeongin yang tengah dirangkul oleh pemuda bernama Eric tersebut, namun sesuatu di sana membuat Hyunjin terkejut.

"Astaga Jeong, kau kenapa?" tanya Hyunjin panik saat melihat sebuah luka yang tercetak jelas di lengan Jeongin.

"Ah ini, aku tadi tak sengaja diserempet oleh Eric saat pulang." jawab Jeongin ragu, takut jika Hyunjin akan salah paham dan berakhir ribut dengan Eric. Dan dugaan Jeongin tidak sepenuhnya salah.

"Apa yang kau lakukan bodoh? Kau menyakiti Jeongin, lain kali berhati hatilah." Hyunjin berucap dingin dan menusuk, disertai dengan tatapan tajam yang ditujukan untuk Eric. Hyunjin kemudian bergerak mendekati Jeongin dan mengambil alih untuk memapah tubuh rubah kecil tersebut.

"Aku tidak sengaja oke, lagipula aku sudah meminta maaf ke Jeongin dan mengantarnya pulang." balas Eric yang tak terima dengan ucapan Hyunjin.

Jeongin bingung, ia berdiri canggung diantara Hyunjin dan Eric yang kini saling melemparkan tatapan penuh permusuhan.

"Ekhemm...Ric, terimakasih sudah mengantarku pulang." ucap Jeongin memecah ketegangan yang tercipta diantara mereka.

"A-ah iya Jeong, sekali lagi aku minta maaf, aku tak sengaja."

"Tak apa, aku tau itu hanya kecelakaan."

"Sudah selesai kan? Sebaiknya kau pulang sekarang."

Jeongin menyikut perut Hyunjin lalu menghadiahi hybrid tersebut dengan pelototan mata yang mengancam.

"Ah maafkan Hyunjin ya Ric, dia memang seperti ini." Jeongin tersenyum canggung ke arah Eric, merasa tak enak karena ucapan Hyunjin barusan.

"Tidak masalah Jeong, kalau begitu aku pulang dulu, cepatlah sembuh." Eric menyempatkan diri untuk mengusap rambut Jeongin lalu menatap Hyunjin tajam sebelum akhirnya keluar dan menghilang dari pekarangan rumah Jeongin.

Saat ini hanya tersisa Jeongin dan juga Hyunjin yang masih berdiri di tempat semula, tak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Biar kuobati lukamu." Hyunjin kemudian membantu Jeongin untuk ke kamarnya lalu setelahnya Hyunjin mengambil kotak obat yang tempo hari lalu Jeongin gunakan untuk mengobati luka sayatannya.

Tanpa kata maupun senyuman, Hyunjin mulai mengobati luka di siku Jeongin. Entahlah, Hyunjin hanya merasa kesal saat ini, untuk sesuatu yang bahkan tak ia ketahui.

"Hmm...Hyunjin..." panggil Jeongin pelan, jujur saja Jeongin merasa tak nyaman dengan situasi ini.

"Ada yang terluka lagi?" tanya Hyunjin tanpa menghiraukan panggilan Jeongin tadi.

Jeongin mengangguk lalu menunjuk ke arah lutut kanannya. Tanpa bertanya untuk kedua kalinya, Hyunjin segera menyingkap celana seragam yang Jeongin kenakan, menampilkan sebuah luka memar yang cukup luas.

"Eric benar-benar telah menyakitimu."

"Ti-tidak juga Jin, ini salahku karena ceroboh."

Hyunjin mengerutkan dahinya tak suka. "Kenapa kau membelanya?"

Jeongin terkejut dengan wajah yang melongo lucu. "Aku tak membelanya."

Hyunjin tak ingin berdebat, moodnya sedang tak bagus sekarang, jika diteruskan yang ada dia dan juga Jeongin akan bertengkar.

"Sudah selesai, ada lagi?" tanya Hyunjin setelah selesai mengoleskan salep memar ke lutut Jeongin.

Jeongin yang ditanya seperti itu hanya mengangguk.

"Ini." ucap Jeongin sembari memegang dadanya, lebih tepatnya bagian hatinya.

"Entah kenapa ini terasa sakit saat kau bersikap dingin padaku."

Hyunjin terkesiap, seolah baru menyadari sesuatu. Bodohnya dirinya yang membiarkan rasa kesal menguasainya dan berakhir tanpa sadar sudah bersikap kurang menyenangkan ke Jeongin. Hyunjin seketika mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedikit melunak, lalu bertimpuh dan memeluk Jeongin yang tengah duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Maafkan aku, aku hanya...merasa kesal."

Jeongin membalas peluka Hyunjin kemudian mengelus punggungnya pelan. "Kau kesal kenapa hmm?"

"Aku tak tahu. Aku hanya tak suka melihatmu bersama Eric tadi."

Jeongin bingung, namun sedetik kemudian seringaian jahil muncul di bibirnya.

"Ohh...jadi hybridku ini cemburu?" goda Jeongin sembari menahan tawanya yang siap meledak kapan pun.

"Aku tak cemburu." ucap Hyunjin tak terima, Hyunjin langsung melepas pelukannya dan menatap Jeongin dengan pandangan kesal.

"Ahahaha...aku hanya bercanda, kenapa kau serius seperti itu?" Jeongin tertawa puas karena merasa berhasil menggoda Hyunjin, sedangkan di sisi lain Hyunjin hanya menatap malah ke arah Jeongin yang sedang tertawa, lagi-lagi ia dikerjai. Sungguh, terkadang Hyunjin juga ingin membalas kejahilan Jeongin.

"Benarkah? Padahal jika kau serius, aku akan mengakuinya."

Jeongin menatap Hyunjin dengan pandangan bertanya. "Mengakui apa?"

Kini giliran Hyunjin yang menyeringai, dengan cepat Hyunjin duduk di samping Jeongin lalu mengangkat Jeongin untuk duduk menghadapnya, di atas pangkuan Hyunjin.

"Mengakui kalau aku cemburu." ucap Hyunjin sedikit mendongkak karena posisi wajah Jeongin yang sedikit lebih tinggi dari wajahnya.

Jeongin tak mengerti kenapa pipinya memanas saat ini, tapi satu hal yang ia tahu, hal tersebut terjadi karena seorang Hwang Hyunjin.

Jeongin tak mengerti kenapa pipinya memanas saat ini, tapi satu hal yang ia tahu, hal tersebut terjadi karena seorang Hwang Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue




Tertanda, 19/12/2019

Bee, lagi ngobrolin anime

Golden Cat [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang