Sudah dua hari berlalu sejak Seulgi benar-benar kehilangan harga dirinya dihadapan Jimin. Seulgi sudah frustasi sendiri dengan apa yang harus ia lakukan kedepannya, lima hari lagi dia sudah harus meninggalkan asrama sedangkan dia tidak memiliki siapapun lagi. Bahkan uangnya tak cukup untuk mencari rumah sewa yang benar-benar hampir semuanya ingin uang lebih dulu sebelum Seulgi menempatinya. Seulgi menatap ponselnya, sebuah nomor telepon yang berada dikontaknya membuatnya meragu untuk menekan tombol untuk memanggil. Dia ragu, tapi harus ia lakukan.
"Ha.lo"
"..."
"Aku ingin bicara, kau dimana? "
"..."
"Iya. Nanti aku jelaskan . aku kesana sekarang, tunggu aku "
Seulgi mematikan panggilan nya. Menghela nafas dengan berat sebelum akhirnya berdiri dan berjalan keluar dari asramanya. Celana training panjang dengan atasan croptop yang melekat pas ditubuhnya itu ia gunakan, malas untuk berganti baju dan lagipula ini sudah hampir malam dan juga tujuannya tidak jauh dari asramanya. Dan juga orang lain tak akan mengenalinya, dia hanya seorang trainee yang tak terkenal.
Seulgi berjalan dengan cepat saat memasuki gedung yang tidak lain adalah gedung agensi nya. Sebenarnya dia sudah tidak ada urusan lagi disini, tapi seseorang yang harus ia temui ada disini. Seseorang yang ia harap bisa membantunya.
"sudah sepi? Tidak ada siapa-siapa, dimana dia " gumam Seulgi saat memasuki ruangan yang sebelumnya selalu dia gunakan untuk melatih kemampuannya setiap hari. Ruang latihan dance.
Seulgi berjalan perlahan tanpa menutup pintu yang memang selalu dibiarkan terbuka. Matanya melihat sekeliling mencari seseorang yang akan ditemuinya.
"Tidak ada" gumam Seulgi lagi sambil menghela nafasnya. Hendak berbalik lagi untuk keluar dari ruangan, tapi seseorang memeluknya dari belakang."Ada. Disini" ucap pria yang kini tengah melingkarkan tangannya pada perut Seulgi.
Seulgi melepaskan pelukannya, berbalik dan memeluk pria dihadapannya itu. "Jaebum"
"iya, aku disini. Sebentar" pria dengan rambut hitam itu melepaskan pelukan Seulgi, menariknya menuju sudut ruangan yang jauh dari pintu. "Kemari. Kalau ingin menangis, menangis saja tidak akan ada yang lihat " Jaebum kembali menarik Seulgi kedalam pelukannya. Menepuk-nepuk pungguk Seulgi dengan lembut.
Seulgi membalas pelukan Jaebum, kemudian menggeleng. "Tidak ingin menangis tapi aku benar-benar frustasi "
"Benar, kenapa tiba-tiba kau dikeluarkan? Lalu bagaimana dengan tempat tinggal? Kau akan tinggal dimana? " Jaebum kembali melepaskan pelukannya, menarik tangan Seulgi dan duduk bersama dilantai ruangan. Matanya menatap Seulgi menunggu jawaban.
"Aku juga tidak tahu kenapa. Sepertinya memang tidak ada harapan untukku, maafkan aku tidak bisa menyusul mu untuk debut " Seulgi menundukan kepalamya, tak berani melihat Jaebum.
"Tidak apa-apa. Kau bisa pindah ke agensi lain, nanti aku akan merekomendasikan mu. Jinyoung teman satu grupku punya kenalan dari agensi lain. Akan aku usahakan untukmu bisa masuk agensi lain. Kau akan debut, percaya padaku. Kau sangat berbakat. Lalu bagaimana, kau akan tinggal dimana? "
"Untuk itu, aku ingin meminta tolong. Bisakah pinjami aku uang? Nanti aku akan mencari pekerjaan dan pasti akan membayarnya"
"Bukannya aku tidak ingin membantu, manager kami yang mengurus keuangan. Begini saja, kau tinggal dirumahku saja bersama keluargaku, itu lebih aman juga untukmu daripada tinggal sendiri " Jaebum memegang tangan Seulgi dengan kedua tangannya.
"Aku tidak enak dengan mereka. Aku juga malu "
"kenapa? Hei kau bahkan sudah kenal dekat dengan keluargaku, dari kecil saja kau sudah sering main dirumahku." Jaebum mencubit gemas pipi Seulgi dan terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanficHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...