Seharusnya jika memang akan semakin kacau Seulgi tak usah selamat saja . Untuk apa jika dia selamat tetapi tetap dihantam dengan kekacauan semacam ini . Apa memang benar Tuhan belum puas untuk melihatnya menderita ? Baiklah , sepertinya Seulgi harus kembali berusaha menguatkan dirinya . Setidaknya untuk saat ini .
"Kau marah padaku ?" Tanya Jaebum saat melihat wanita dihadapannya itu malah terdiam dengan mata yang sudah memerah .
Seulgi tersenyum miring . "Lagipula aku juga berniat memberitahumu "
"Jadi . Benar kau memiliki hubungan dengannya ?" Tanya Jaebum , menatap Seulgi lekat mengharap jawaban . "Alasanmu menolak ku karena kau sudah bersamanya ?" Tanya nya perlahan , berhati-hati .
Seulgi kembali terdiam tak menjawab , Lebih memilih melihat kearah langit langit ruangan yang ia tinggali sekarang . Bukannya seharusnya sudah jelas ? Seharusnya Jaebum tak menanyakan hal itu , dia tahu tentang nya dan Jimin jadi sudah seharusnya dia tahu jika alsannya memang karena itu . Seulgi tak pantas untuknya .
"Tidak bisakah kau memilihku daripada dia ? Aku bisa lebih baik daripada dia ."
"Jae , kau sudah berjanji tak akan membahas itu lagi "
"Kau begitu mencintainya ? " Tanya Jaebum dengan cepat . Matanya tak lepas dari sosok yang masih berbaring menatap langit langit . "Kau bahkan bercinta dengannya ditempat seperti itu , tapi saat aku menciumu kau bahkan berusaha menghindar . Apa bagimu dia lebih baik dariku ?"
Seulgi menoleh pada Jaebum dengan cepat , alis nya bertaut bingung dengan apa yang Jaebum katakan . "Apa saja yang kau tahu , dan apa saja yang kau lihat saat aku bersama dengannya diruang dance ?"
"Tentu saja saat kau bercinta dengannya . Kalian terlihat begitu menikmatinya . Memikirkannya kembali membuatku merasa sakit , seperti pecundang . " Jaebum mengepalkan tangannya saat kembali teringat hal itu . Kesal juga disaat bersamaan mengingat nya melihat sahabat yang juga ia cintai malah bercinta dengan pria lain .
Seulgi memutar otaknya , bukankah jika Jaebum memang menyukainya setidaknya dia akan membantu saat melihat Seulgi berteriak karena Jimin saat itu memaksanya ? Atau jika dia sebenarnya "Kau masih disana setelah keluar dari ruang dance ? atau kau kembali lagi ?"
"Aku kembali setelah beberapa menit . Berniat mengantarkanmu pulang setelah berusaha meminta ijin managerku . Tapi aku malah melihatnya. kenapa ? "
Ternyata benar apa yang dipikirkan Seulgi . Jaebum tak tahu semuanya , dia hanya tahu jika dia menjalin hubungan dengan Jimin , bukan perjanjian dan paksaan seperti yang sebenarnya . "Bisakah kau tinggalkan aku sendiri ?" Ujar Seulgi . Yang ia inginkan sekarang adalah sendiri , berfikir kembali tentang semuanya , berpikir kembali apakah ia harus mengatakan semuanya pada Jaebum atau tidak . Dan ingin sendiri karena terlalu malu dihadapan Jaebum sebab sahabatnya itu tahu dirinya pernah bercinta .
"Kenapa ? Sudah kubilang aku tak akan meninggalkanmu . aku akan menemanimu disini " Ucap Jaebum tak terima saat Seulgi memintanya pergi .
"Jae , kumohon . Kau boleh datang lagi besok , tapi untuk saat ini biarkan aku sendiri " Jelas Seulgi dengan menatap wajah Jaebum yang terlihat kecewa dan juga khawatir . "Aku berjanji tak akan menyakiti diriku lagi " Lanjut Seulgi berusaha meyakinkan Jaebum .
"Baiklah ." Jaebum menyerah , bagaimanapun mungkin Seulgi memang tak ingin berhadapan dulu dengannya saat ini karena apa yang baru saja diakuinya .
Jaebum berdiri dari duduknya . Namun langkah nya terhenti saat Seulgi memanggil namanya , membuatnya menoleh dan bertanya-tanya .
"Ada yang ingin aku tanyakan . Bagaimana kau bisa menolongku ?"
"Kau tak ingat mencoba menelfonku ? Aku tak mengangkat telfon mu saat itu karena nomornya tak kukenali , tapi beberapa saat setelah itu ada pesan masuk . Mengatakan jika seorang wanita baru saja meminjam ponselnya , dengan keadaan yang kacau berusaha menghubungiku dengan nomornya itu . Dia bilang kau terlihat sangat mengkhawatirkan dan mengatakan hal aneh , dia menjelaskan dengan detail, dan dari ciri-ciri yang dia sebutkan aku tahu itu kau . Dan aku langsung mencarimu " Jelas Jaebum .
Benar , Seulgi kembali teringat wanita yang meminjami ponselnya saat itu untuk menghubungi Jaebum . Entah sekarang Seulgi harus berterimakasih atau menyalahkan wanita itu .
"Lalu ?" Tanya seulgi . menunggu penjelasan selanjutnya .
"Apa ?" Jaebum menikan alisnya , bertanya tanya .
"Apartemen nya ? Bagaimana kau tahu aku disana ? Dan kau masuk kesana . "
Jaebum terdiam sesaat . "Ah itu , Aku menghubungi Jimin ." Jaebum menatap Seulgi yang ikut terdiam mendengar jawabannya .
"Lalu dia begitu saja memberi tahumu beserta password apartemen nya ? "
Jaebum menggelengkan kepalanya . "Em itu , dia tak mau memberi tahu passwordnya , aku kesana bersama petugas apartemen nya . "
Seulgi mengangguk anggukan kepalanya . "Baiklah , hanya itu . sebenarnya aku tak ingin mengatakan ini karena bukan ini yang kuharapkan , tapi terimakasih untuk niat baikmu "
Jaebum mengangguk dan tersenyum . "Jangan pernah melakukan hal itu lagi ."
"Baiklah , hati hati "
Sebuah anggukan dari jaebum mengakhiri pertemuan mereka . Seperti yang Seulgi inginkan , Jaebum pergi darisana . Meninggalkan nya sendiri seperti keinginannya .
Seulgi kembali berkutat dengan pikirannya , ada beberapa hal yang ia tak mengerti sebenarnya , tapi tak ingin mengatakan nya secara langsung pada Jaebum . Bukan tak berani , hanya saja tak yakin jika apa yang ia pertanyakan tak mengganggu Jaebum .
Benarkah jaebum kesana bersama petugas apartemen ? Tapi yang bisa Seulgi dengar saat itu hanyalah jejak kaki satu orang yang berjalan terburu-buru . Dan juga apartemen yang ia tinggali itu memiliki keamanan yang ketat , kalaupun ia meminta bantuan dengan penjelasan , tak mungkin secepat itu bukan ?
Mungkinkah Jaebum berbohong ? Pasalnya apakah mungkin Jimin juga memberi tahu tanpa memberikan password nya juga ? Apa mungkin sebenarnya saat itu yang datang adalah Park Jimin ? Yang tak memiliki keberanian untuk bertemu dengan Seulgi setelah sadar dan melimpahkannya pada Jaebum . Begitukah ? Baiklah , kepala Seulgi terlalu sakit memikirkannya . Tangan yang terbalut perban , hatinya , tubuhnya , itu saja masih terasa sakit dan sekarang ditambah dengan sakitnya dikepala memikirkan bermacam macam prasangka yang tak jelas .
_________
Suara bising terdengar ditelinga Seulgi , mengusik tidurnya . Matanya terbuka saat suara bising itu masih terdengar dengan jelas , ada keributan diluar kamarnya . Kepalanya pening , dia baru saja terlelap itupun karena bantuan obat yang diminumnya . Namun harus terbangun dengan paksa karena mendengar keribuat diluar sana . Seulgi menoleh menatap Jam yang ada disana , pukul tiga , yang sudah pasti itu pukul tiga malam . Sebenarnya orang gila macam apa yang membuat keributan dijam seperti ini terlebih dirumah sakit ?
"Seulgi... "
Baiklah , ternyata memang orang gila .
"Tuan , anda tidak bisa menerobos seperti ini . Atau saya bisa melaporkanmu " Seorang perawat wanita berusaha menahannya , yang tentu saja tak digubris orang yang berjalan cepat menghampiri Seulgi .
Seulgi membangun kan tubuhnya , terduduk menyandar dengan mata nyalang . Tangannya yang bahkan tak bisa mengepal dengan kuat itu berusaha ia kepal , dengan mata yang memerah menatap pria dihadapannya . Park Jimin .
"Seul kumohon , biarkan aku berbicara denganmu. Suruh dia tak usah menahanku , kumohon Seul . Kumohon " Jimin berdiri dihadapan Seulgi , dengan seorang perawat tadi yang masih berusaha menariknya keluar .
Seulgi diam , berusaha mengacuhkan walaupun macam macam umpatan sudah dia lontarkan darlam pikirannya .
"Kumohon " Jimin tiba tiba berlutut dengan kasar , membuat suara benturan antara lutut nya dengan lantai . Sukses membuat Seulgi menatap tak percaya . "Aku mohon , ada yang harus kujelaskan ." Jimin menundukan kepalanya .
"Tentang aku , kau , dan Jaebum " lanjutnya lirih .
Seulgi terdiam . Jaebum ? Dia teringat dengan prasangka yang ia buat sebelum tertidur tadi . Mungkinkah ada kaitannya ? Atau pria brengsek didepannya ini kembali berakting dan berusaha menjebaknya lagi ? Bagaimanapun pria dengan marga Park itu sudah terlihat seperti monster bagi Seulgi . Menyeramkan , menjijikan , dan ia benci . Sangat .
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanficHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...