SP - 20

1.1K 168 27
                                    

Seharusnya jika memang akan semakin kacau Seulgi tak usah selamat saja . Untuk apa jika dia selamat tetapi tetap dihantam dengan kekacauan semacam ini . Apa memang benar Tuhan belum puas untuk melihatnya menderita ? Baiklah , sepertinya  Seulgi harus kembali berusaha menguatkan dirinya . Setidaknya untuk saat ini .

"Kau marah padaku ?" Tanya Jaebum saat melihat wanita dihadapannya itu malah terdiam dengan mata yang sudah memerah .

Seulgi tersenyum miring . "Lagipula aku juga berniat memberitahumu "

"Jadi .  Benar kau memiliki hubungan dengannya ?" Tanya Jaebum , menatap Seulgi lekat mengharap jawaban . "Alasanmu menolak ku karena kau sudah bersamanya ?" Tanya nya perlahan , berhati-hati .

Seulgi kembali terdiam tak menjawab , Lebih memilih melihat kearah langit langit ruangan yang ia tinggali sekarang . Bukannya seharusnya sudah jelas ? Seharusnya Jaebum tak menanyakan hal itu , dia tahu tentang nya dan Jimin jadi sudah seharusnya dia tahu jika alsannya memang karena itu . Seulgi tak pantas untuknya .

"Tidak bisakah kau memilihku daripada dia ? Aku bisa lebih baik daripada dia ."

"Jae , kau sudah berjanji tak akan membahas itu lagi "

"Kau begitu mencintainya ? " Tanya Jaebum dengan cepat . Matanya tak lepas dari sosok yang masih berbaring menatap langit langit . "Kau bahkan bercinta dengannya ditempat seperti itu , tapi saat aku menciumu kau bahkan berusaha menghindar . Apa bagimu dia lebih baik dariku ?"

Seulgi menoleh pada Jaebum dengan cepat , alis nya bertaut bingung dengan apa yang Jaebum katakan . "Apa saja yang kau tahu , dan apa saja yang kau lihat saat aku bersama dengannya diruang dance ?"

"Tentu saja saat kau bercinta dengannya . Kalian terlihat begitu menikmatinya . Memikirkannya kembali membuatku merasa sakit , seperti pecundang . " Jaebum mengepalkan tangannya saat kembali teringat hal itu . Kesal juga disaat bersamaan mengingat nya  melihat sahabat yang juga ia cintai malah bercinta dengan pria lain .

Seulgi memutar otaknya , bukankah jika Jaebum memang menyukainya setidaknya dia akan membantu saat melihat Seulgi berteriak karena Jimin saat itu memaksanya ? Atau jika dia sebenarnya "Kau masih disana setelah keluar  dari ruang dance ? atau kau kembali lagi ?"

"Aku kembali setelah beberapa menit . Berniat mengantarkanmu pulang setelah berusaha meminta ijin managerku . Tapi aku malah melihatnya. kenapa ? "

Ternyata benar apa yang dipikirkan Seulgi . Jaebum tak tahu semuanya , dia hanya tahu jika dia menjalin hubungan dengan Jimin , bukan perjanjian dan paksaan seperti yang sebenarnya . "Bisakah kau tinggalkan aku sendiri ?" Ujar Seulgi . Yang ia inginkan sekarang adalah sendiri , berfikir kembali tentang semuanya , berpikir kembali apakah ia harus mengatakan semuanya pada Jaebum atau tidak . Dan ingin sendiri karena terlalu malu dihadapan Jaebum sebab sahabatnya itu tahu dirinya pernah bercinta .

"Kenapa ? Sudah kubilang aku tak akan meninggalkanmu . aku akan menemanimu disini " Ucap Jaebum tak terima saat Seulgi memintanya pergi .

"Jae , kumohon . Kau boleh datang lagi besok , tapi untuk saat ini biarkan aku sendiri " Jelas Seulgi dengan menatap wajah Jaebum yang terlihat kecewa dan juga khawatir . "Aku berjanji tak akan menyakiti diriku lagi " Lanjut Seulgi berusaha meyakinkan Jaebum .

"Baiklah ." Jaebum menyerah , bagaimanapun mungkin Seulgi memang tak ingin berhadapan dulu dengannya saat ini karena apa yang baru saja diakuinya .

Jaebum berdiri dari duduknya . Namun langkah nya terhenti saat Seulgi memanggil namanya , membuatnya menoleh dan bertanya-tanya .

"Ada yang ingin aku tanyakan . Bagaimana kau bisa menolongku ?"

"Kau tak ingat mencoba menelfonku ? Aku tak mengangkat telfon mu saat itu karena nomornya tak kukenali , tapi beberapa saat setelah itu ada pesan masuk . Mengatakan jika seorang wanita baru saja meminjam ponselnya , dengan keadaan yang kacau berusaha menghubungiku dengan nomornya itu . Dia bilang kau terlihat sangat mengkhawatirkan dan mengatakan hal aneh , dia menjelaskan dengan detail, dan dari ciri-ciri yang dia sebutkan aku tahu itu kau . Dan aku langsung mencarimu " Jelas Jaebum .

Benar , Seulgi kembali teringat wanita yang meminjami ponselnya saat itu untuk menghubungi Jaebum . Entah sekarang Seulgi harus berterimakasih atau menyalahkan wanita itu .

"Lalu ?" Tanya seulgi . menunggu penjelasan selanjutnya .

"Apa ?" Jaebum menikan alisnya , bertanya tanya .

"Apartemen nya ? Bagaimana kau tahu aku disana ? Dan kau masuk kesana . "

Jaebum terdiam sesaat . "Ah itu , Aku menghubungi Jimin ." Jaebum menatap Seulgi yang ikut terdiam mendengar jawabannya .

"Lalu dia begitu saja memberi tahumu beserta password apartemen nya ? "

Jaebum menggelengkan kepalanya . "Em itu , dia tak mau memberi tahu passwordnya , aku kesana bersama petugas apartemen nya . "

Seulgi mengangguk anggukan kepalanya . "Baiklah , hanya itu . sebenarnya aku tak ingin mengatakan ini karena bukan ini yang kuharapkan , tapi terimakasih untuk niat baikmu "

Jaebum mengangguk dan tersenyum . "Jangan pernah melakukan hal itu lagi ."

"Baiklah , hati hati "

Sebuah anggukan dari jaebum mengakhiri pertemuan mereka . Seperti yang Seulgi inginkan , Jaebum pergi darisana . Meninggalkan nya sendiri seperti keinginannya .

Seulgi kembali berkutat dengan pikirannya , ada beberapa hal yang ia tak mengerti sebenarnya , tapi tak ingin mengatakan nya secara langsung pada Jaebum . Bukan tak berani , hanya saja tak yakin jika apa yang ia pertanyakan tak mengganggu Jaebum .

Benarkah jaebum kesana bersama petugas apartemen ? Tapi yang bisa Seulgi dengar saat itu hanyalah jejak kaki satu orang yang berjalan terburu-buru . Dan juga apartemen yang ia tinggali itu memiliki keamanan yang ketat , kalaupun ia meminta bantuan dengan penjelasan , tak mungkin secepat itu bukan ?

Mungkinkah Jaebum berbohong ? Pasalnya apakah mungkin Jimin juga memberi tahu tanpa memberikan password nya juga ? Apa mungkin sebenarnya saat itu yang datang adalah Park Jimin ? Yang tak memiliki keberanian untuk bertemu dengan Seulgi setelah sadar dan melimpahkannya pada Jaebum . Begitukah ? Baiklah , kepala Seulgi terlalu sakit memikirkannya . Tangan yang terbalut perban , hatinya , tubuhnya , itu saja masih terasa sakit  dan sekarang ditambah dengan sakitnya dikepala memikirkan bermacam macam prasangka yang tak jelas .

_________

Suara bising terdengar ditelinga Seulgi , mengusik tidurnya . Matanya terbuka saat suara bising itu masih terdengar dengan jelas , ada keributan diluar kamarnya . Kepalanya pening , dia baru saja terlelap itupun karena bantuan obat yang diminumnya . Namun harus terbangun dengan paksa karena mendengar keribuat diluar sana . Seulgi menoleh menatap Jam yang ada disana , pukul tiga , yang sudah pasti itu pukul tiga malam . Sebenarnya orang gila macam apa yang membuat keributan dijam seperti ini terlebih dirumah sakit ?

"Seulgi... "

Baiklah , ternyata memang orang gila .

"Tuan , anda tidak bisa menerobos seperti ini . Atau saya bisa melaporkanmu " Seorang perawat wanita berusaha menahannya , yang tentu saja tak digubris orang yang berjalan cepat menghampiri Seulgi .

Seulgi membangun kan tubuhnya , terduduk menyandar dengan mata nyalang . Tangannya yang bahkan tak bisa mengepal dengan kuat itu berusaha ia kepal , dengan mata yang memerah menatap pria dihadapannya . Park Jimin .

"Seul kumohon , biarkan aku berbicara denganmu. Suruh dia tak usah menahanku , kumohon Seul . Kumohon " Jimin berdiri dihadapan Seulgi , dengan seorang perawat tadi yang masih berusaha menariknya keluar .

Seulgi diam , berusaha mengacuhkan walaupun macam macam umpatan sudah dia lontarkan darlam pikirannya .

"Kumohon " Jimin tiba tiba berlutut dengan kasar , membuat suara benturan antara lutut nya dengan lantai . Sukses membuat Seulgi menatap tak percaya . "Aku mohon , ada yang harus kujelaskan ." Jimin menundukan kepalanya .

"Tentang aku , kau , dan Jaebum " lanjutnya lirih .

Seulgi terdiam . Jaebum ? Dia teringat dengan prasangka yang ia buat sebelum tertidur tadi . Mungkinkah ada kaitannya ? Atau pria brengsek didepannya ini kembali berakting dan berusaha menjebaknya lagi ? Bagaimanapun pria dengan marga Park itu sudah terlihat seperti  monster bagi Seulgi . Menyeramkan , menjijikan , dan ia benci . Sangat .

.

.

.

SERENDIPITY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang