Double up nya .
Udah aku kasih double up jangan lupa vote dan komentarnya ya . Jangan diem diem aja , kritik dan saran juga aku terima 💜________
"Jimin ?"
Seulgi berusaha melepaskan kedua tangan yang melingkar diperutnya . Dia sempat kesulitan saat melepasnya , namun tak menyerah hingga kedua tangan itu akhirnya lepas dari sana .
Lalu suara tawa malah terdengar dengan nyaring saat Seulgi berhasil melepaskannya dan berbalik untuk melihat siapa yang baru saja memeluknya dari belakang itu .
"Apa ? kecewa aku yang ada dihadapanmu ?"
"Jaebum ? " Seulgi berjalan mundur melihat pria dihadapannya . Jaebum dengan topi dan pakaian serba hitam nya .
Jaebum menunjukan senyum lebarnya , dengan tangan mengusap dagunya sendiri yang bahkan tak ada apapun disana . "Melihat reaksimu yang seperti itu sepertinya si brengsek itu sudah mengatakan padamu yang sebenarnya terjadi ." Jaebum mengambil kursi didekat meja rias , duduk dihadapan Seulgi yang masih memundurkan tubuhnya perlahan , menghindari Jaebum . "Kenapa ? Jangan takut. kemari, aku tidak akan menyakitimu. ini aku Jaebum . Sahabatmu" Ucapnya dengan penekanan .
"Jae , bagaimana kau bisa masuk ?" Seulgi menggenggam ponsel ditangannya dengan kuat . Keringat mungkin kini sudah membasahi ponsel itu .
Jaebum mengangkat kedua bahunya . "Menurutmu bagimana ? Apa kau berfikir aku masuk kemari dibantu petugas yang berada digedung ini ?"
"Tidak mungkin "
"Iya , tentu saja. Untuk masuk ke area ini saja sudah dimintai identitas , apalagi meminta tolong untuk bisa masuk kemari . Kunci pintunya masih aman aman saja , dan bodoh nya si Park itu tidak mengganti password nya . Ya sudah aku masuk saja , menunggumu . Sudah kuduga kau pasti kemari , sudah satu hari aku menunggumu disini Seul , kau tak kasihan padaku . Ah atau kau memangnya tidak merindukanku ?"
"Jae , kau tidak seperti Jaebum yang kukenal " Ucap Seulgi dengan menatap Jaebum dihadapannya . Tapi sungguh dia jujur akan kata katanya , Jaebum dihadapannya terlihat berbeda .
"Apanya yang berbeda ? Kau hanya termakan omongan si Jimin itu . Aku tetap Jaebum yang kau kenal , sahabat mu sejak kecil . Jaebum yang selalu memperdulikanmu . Kau lebih percaya apa yang dikatakannya daripada aku yang sudah mengenalmu lebih dari sepuluh tahun ini ? Seul , lihat apa aku terlihat seperti akan menyakitimu ? Malah Jimin yang selama ini menyakitimu bukan ? Aku bahkan yang menolongmu , kalau tidak mungkin kau sudah kehilangan nyawamu . Aku hanya ingin melindungimu dari Jimin." Jaebum memasang wajah sedihnya disana , menatap Seulgi yang berdiri jauh dihadapannya .
Seulgi terdiam , menatap Jaebum lekat . Tangannya memasukan ponsel yang sedari tadi ia genggam kedalam saku celananya . "Lalu kenapa kau malah merekam ku ?"
"Sudah kukatakan aku hanya ingin menolongmu dari Jimin , aku melakukannya hanya untuk mengancam Jimin agar menjauhimu . Sungguh"
"Jae , sebaik apapun niatmu yang kau lakukan itu tetap salah ."
"Aku tahu , tapi aku tak bisa memikirkan hal lain"
"Dan lagipula jika kau benar benar ingin menolongku bukankah sebaiknya kau menolongku dari awal ? kenapa tidak mengatakan padaku , atau langsung menolongku saat itu juga ." Seulgi berusaha menenangkan dirinya sendiri . Terlihat panik hanya akan membuatnya terlihat lemah . "Dan juga , kau bahkan merekamku sejak awal. Saat Jimin memaksaku dengan kasar diruang dance"
Jaebum berdiri dari duduknya , berjalan mendekati Seulgi . "itu , aku , aku hanya membuat bukti nya . Tidak mungkin aku mendobrak pintu dan langsung menghajar Jimin . Dia seorang Ceo , saat itu aku masih memikirkan karirku."

KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanfictionHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...