Seulgi melangkahkan kakinya mendekat pada Jaebum yang mungkin sudah menunggunya sedari tadi . Matanya melihat kesekeliling untuk memastikan tak ada yang melihatnya . Bagaimanapun dia juga seorang calon Idol , dan Jabum sendiri juga adalah seorang Idol , akan menjadi masalah besar jika sampai mereka tertangkap kamera sedang bersama apalagi tempat mereka bertemu saat ini akan menjadi pikiran negatif bermunculan tak peduli bagaimanapun niat baik mereka .
"Jaebum " Panggil Seulgi dengan suara yang cukup ia kencangkan . Mengingat suara musik disana terlalu berisik hingga mungkin saja Jaebum tak mendengar suaranya .
Ya , mereka disini . Sebuah bar milik salah satu teman Jaebum yang kebetulan memang tak dibuka untuk umum hari ini . Jaebum sempat mengatakan sebelumnya ditelepon , tempat ini sedang ia gunakan bersama teman temannya untuk mengadakan acara ulangtahun . Memang tak begitu ramai , mungkin hanya ada lima orang pria termasuk Jaebum dan tiga wanita yang mungkin juga teman mereka atau kekasih . Mungkin . Sudah biasa dikalangan idol untuk mengadakan acara kecil kecilan dan tentu saja sembunyi sembunyi bersama orang terdekat mereka , tak terkecuali dengan kekasih tercinta .
Jaebum menoleh dan tersenyum lebar . Seulgi dapat melihat Jaebum yang langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Seulgi . "Kukira kau tak jadi datang"
"Maafkan aku , tadi sempat ada urusan jadi aku terlambat "
"Tidak apa apa . Maaf memintamu bertemu ditempat seperti ini . Ah kemari , duduklah dulu " Jaebum mengajak Seulgi untuk duduk ditempat yang agak jauh dari tempat teman-temannya berada . Mereka berdua duduk disana , dengan canggung .
"Seul " ucap Jaebum membuka pembicaraan
"Jae, biarkan aku berbicara lebih dulu . Aku sudah melupakan kejadian hari itu , dan kuharap kau juga . Aku tidak menyalahkanmu " ucap Seulgi sebelum Jaebum bahkan membuka mulutnya kembali untuk berbicara .
"Baiklah . Kita masih bisa berteman bukan ? " Tanya Jaebum setelah menghela nafas mendengar penuturan Seulgi .
"Tentu saja . Kita tetap akan menjadi teman ."
Jaebum tersenyum "Aku bersyukur kau tidak marah padaku . Tapi Seul , bolehkah aku bertanya satu hal padamu ? Kau tidak perlu menjawabnya jika tidak mau . Apa kau juga pernah menyukaiku ? "
Seulgi terdiam mendengar pertanyaan dari Jaebum . Dalam hatinya menjawab dengan keras 'Tentu saja' . Tapi bibirnya seakan kaku , takut kembali menimbulkan masalah jika ia harus mengikuti jawaban dalam hatinya . "Tidak "
Jaebum kemudian tersenyum , namun syarat akan rasa kecewa . "Syukurlah , setidaknya aku tidak bisa menaruh harapan ." Jaebum tertawa kecil , tawa yang dipaksakan . "Baiklah , lupakan semua yang terjadi . Aku tidak ingin persahabatan kita rusak begitu saja hanya karena perasaanku . "
Seulgi ikut tersenyum kaku , masih terasa agak canggung .
"ah benar , kudengar kau akan segera debut . Selamat Kang Seulgi . Aku tahu sekarang , sepertinya kita tidak bisa hanya menjadi sahabat . Kita bisa menjadi Rival diatas panggung nanti . Kita lihat siapa yang akan menang diantara kau dan aaku . Kau ingat perjanjian kita bukan ?"
Seulgi tertawa saat Jaebum mengatakannya
"Yang memiliki gaya rambut terbanyak saat menjadi idol , dia yang kalah . Dan yang kalah akan berperilaku seperti orang bodoh dalam seminggu diacara apapun " Ucap keduanya bersamaan tanpa berbeda satu katapun . Keduanya kemudian tertawa , begitu konyolnya pemikiran mereka berdua dahulu .
"Menyebalkan aku sudah merubah gaya rambutku empat kali semenjak debut . " keluh Jaebum dengan wajah kesal namun terlihat menggemaskan .
"Kalau begitu bersiap saja untuk kalah " ejek Seulgi beserta kekehan nya .
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanfictionHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...