SP-25

1.2K 182 39
                                    


"Jimin.

Aku . membunuh. jaebum."

Jimin segera berlari menghampiri wanita Kang yang terduduk dihadapannya dengan tubuh yang bergetar , matanya bahkan tak fokus saat melihatnya . Kang Seulgi terlihat panik bahkan terbata bata saat berbicara  .

"Seul"Jimin segera mensejajarkan tubuhnya dengan Seulgi , menarik wanita itu kedalam pelukannya .

"Jim. Aku membunuh ." Hanya kata itu yang terlontar dari mulutnya , tak membalas pelukan Jimin namun tubuh dan tangan nya masih gemetar dengan hebat . Matanya hanya menatap lurus pada pria yang tergeletak dihadapannya , yang justru semakin membuatnya bergerak tak karuan .

"Seul , tenangkan dulu dirimu ."Jimin semakin mengeratkan pelukannya . Melihat keadaan Seulgi dengan rambut yang teracak , bahkan bibir yang membengkak dengan sedikit darah disana membuat Jimin ingin sekali memilih menginjak pria yang tengah tergeletak itu . Tak perduli dengan keadaan nya sekarang yang pasti Jimin ingin sekali menyalurkan emosi nya , namun sayang Jimin lebih memilih memeluk Seulgi yang kini bahkan sudah menangis dalam pelukannya . Jimin bisa merasakan bagaimana ketakutannya , yang terpenting sekarang adalah wanita dipelukannya itu .

"Aku pembunuh. Aku membunuh temanku sendiri ." Seulgi berbicara tak karuan , disela isak tangisnya dia berusaha berbicara .

"Tenang Seul , diam . Jangan menangis ." Jimin melepaskan pelukannya , kemudian berdiri meninggalkan Seulgi yang masih terlihat panik .

Jimin berjalan menuju pintu , menutup pintunya yang sedari tadi terbuka dengan lebar . Kemudian kembali berbalik , berjongkok dihadapan Jaebum . Tangannya terulur didepan hidung Jaebum , memeriksa nafasnya . Setelahnya memegang pergelangan tangan Jaebum , memeriksa nadinya .

Jimin berjalan dengan cepat kesana kemari , sampai dia menemukan sebuah kertas dan pena , menuliskan sesuatu disana . "Seul , sekarang kau pergi dari sini . Bawa beberapa bajumu . Pergi ketempat ini dan jangan hubungi aku sebelum aku yang menghubungimu lebih dulu. Disana kau akan bertemu Sungwoon , dia akan meminjamkan kartu kreditnya . Akan terlalu bahaya jika membawa milikku. Mengerti ? Kita tak ada banyak waktu , jadi cepat pergi sekarang . Maafkan aku tidak bisa menemanimu ." Ucap Jimin sembari membantu Seulgi untuk berdiri dari duduknya .

"Jimin , kau mau aku melarikan diri ?" Tanya Seulgi tak percaya .

"Lakukan saja seperti yang aku bilang tadi " Jimin merapikan rambut dan pakaian Seulgi dengan tangannya , hingga penampilan Seulgi sedikit lebih rapi. sedikit .

"Jimin . Aku yang membunuh . Kau yang harus pergi . Aku pembunuh!" Ucap Seulgi dengan nada bicara yang ia naikkan .

"Kau bukan pembunuh!" Balas Jimin tak ingin kalah dari Seulgi . "Dia masih bernafas , denyut nadinya juga masih bisa kurasakan ." Lanjutnya dengan sedikit melembut . "Jadi kau bukan pembunuh. Pergi sekarang dan aku akan menghubungi polisi"

"Lalu kenapa kau menyuruhku pergi ?" Seulgi malah semakin menangis , memegang kedua lengan Jimin .

"Kau tetap akan mendapat hukuman walaupun kau berusaha membela diri . Polisi akan terus mengorek informasimu entah kau akan menjadi tersangka ataupun korban . Aku tak ingin semua nya terbongkar , kau akan mendapat cap buruk dari orang orang . Aku tak ingin itu terjadi "  Jimin menggenggam kedua tangan Seulgi , dengan matanya yang menatap Seulgi meminta pengertian .

Seulgi menggelengkan kepalanya . "Aku juga tak mau kau mendapat cap buruk untuk apa yang kulakukan ."

"Seul kmohon . Dengarkan aku . Aku harus segera menelfon polisi dan ambulance untuk segera menyelamatkan Jaebum . Sebelum semuanya bertambah parah " Jimin mengacak rambtnya sendiri .

SERENDIPITY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang