SP-16

1.4K 185 22
                                    

Kau tahu hal apa yang paling membuat Jimin bahagia didunia ini selama dia hidup ? Jawabannya apalagi jika bukan saat ia merasa puas atas apa yang menjadi keinginannya . Ya termasuk untuk hari ini , ah lebih tepatnya semalam . Wanita yang saat ini masih terlelap dalam tidur disampingnya itu alasannya . Semuanya berwal dari aksi balas dendam si wanita yang sebenarnya sangat salah jika dilakukan pada seorang Park Jimin , terbukti dengan keadaan yang malah berbalik yang membuat mereka akhirnya berakhir diatas ranjang . Saling memuaskan dengan desahan yang bersautan satu sama lain , menambah kesan panas diantara keduanya .

Tangan Jimin menarik Seulgi kedalam pelukannya , namun yang ditariknya itu sama sekali tak bergeming . Masih sibuk dengan dunia mimpinya , atau memang mengistirahatkan tubuhnya setelah merasa lelah dengan apa yang telah terjadi semalam diantara mereka berdua .

Bukannya membiarkan Seulgi tetap melanjutkan tidurnya , tangan Jimin malah dengan jahil bermain main diwajah Seulgi . Menyentuhnya bergantian mulai dari dahi dan berkeliling diseluruh wajahnya hingga berhenti di bibir yang sedikit terbuka . Jimin tersenyum , gemas . Kini wajahnya yang mendekat , hingga hidungnya beradu dengan hidung Seulgi membuat nya menggesekan dengan sengaja . Satu kecupan dilayangkan pada bibir Seulgi setelahnya , membuat Seulgi yang mulai terusik menggeliat , membuat Jimin kembali tersenyum lebar .

"Bangun nona Kang " Satu kecupan lagi mendarat dibibir Seulgi .

Seulgi masih belum membuka matanya , ia malah melenguh dan kembali menggeliat . Menandakan ia terganggu dalam tidurnya .

"Nona Kang , kau harus bangun hm" Jimin masih dengan suara khas bangun tidurnya . Sebenarnya tak biasanya juga bagi Jimin untuk bangun dari tidur lebih awal , hanya saja hari ini entah kenapa ia sudah terbangun bahkan saat matahari baru menampakan dirinya kepermukaan . Dan juga bermain main mengganggu wanita dihadapannya ini memang seru juga , apalagi seperti saat ini . Wajah Seulgi sudah cemberut dengan mata yang masih terpejam , wanita itu tak suka tidurnya diganggu tapi masih tak ingin terbangun bahkan untuk sekedar memarahi si pelaku yang mengganggunya .

"wake up baby " Tak pantang menyerah , Jimin masih mengganggu dan mencoba membuat Seulgi terbangun dengan mengecupi seluruh wajah Seulgi kali ini . Dan berhasil membuat mata Seulgi langsung terbuka lebar , pasalnya Jimin berhasil membuat Seulgi terkejut karena dengan tiba tiba melumat bibir Seulgi . Lembut tapi cepat .

"Jimin!" Seulgi dengan cepat mendorong bahu Jimin , suaranya masih terdengar serak .

"Apa ? good morning , baby ." Jimin malah menarik Seulgi kembali untuk mendekat , mengecup bibir Seulgi lagi untuk kesekian kalinya . Seakan ia tak pernah bosan mengecap bibir wanita Kang itu .

"Jimin , bisakah berhenti menggangguku ? aku masih mengantuk . " rengek Seulgi dengan wajah cemberutnya , dia benar benar masih mengantuk dan terlalu terkejut dengan apa yang dilakukan pria Park itu padanya .

"Kau harus bangun , dari tadi aku bangunkan susah sekali jadi ya ku cium saja . Gemas juga , kau seperti bayi saat tertidur . Jadi salahmu sendiri kenapa begitu menggemaskan sampai aku ingin menciummu " ucap Jimin dengan tangan yang sudah mencubit satu sisi pipi Seulgi .

"Terserah kau saja " Seulgi kembali memejamkan matanya , tak akan selesai jika berdebat dengan Jimin . Yang benar saja dia hanya tidur , Jimin yang menciumnya tanpa permisi tapi malah Seulgi yang disalahkan .

"Buka matamu , atau ku cium lagi , kali ini sampai kau sulit bernafas ."

Seulgi mengacak rambutnya dan membuka mata dengan terpaksa saat Jimin mengatakannya . "Apa jim ? apaa ? aku lelah , masih ingin tidur "

"Aku lapar " Jawab Jimin dengan santai , sembari tangannya yang bergerak merapikan rambut Seulgi yang sempat teracak .

Oke bodoh sekali Seulgi sempat jatuh pada seorang park Jimin semalam , pria ini tak berubah , masih sama mengesalkan . Yang benar saja , dia yang lapar tapi malah mengganggu tidurnya padahal sudah jelas Seulgi tak bisa membuatkan makanan disini . "Tuan Park Jimin , bangun dari tidurmu , ambil telepon yang ada diatas nakas dan hubungi layanan hotel ini . Apa susahnya ? Hotel semewah ini tidak mungkin tidak menyediakan nya apalagi kau juga punya banyak uang . Kenapa malah mengganggu ku untuk tidur "

Jimin malah mengangguk anggukan kepalanya dengan santai , membuat Seulgi malah kesal sendiri . "Masalahnya aku lapar dan hanya ingin memakanmu " Lagi , jimin menjawabnya dengan santai .

Seulgi memegang kepalanya sendiri , ia berharap ia tak memiliki rasa iba dan memukul wajah tampan namun mengesalkan dihadapannya ini .

"Aku ingin memakanmu , atau kau yang memakan milikku . Seperti semalam " Kini Jimin merubah nadanya , tak sesantai tadi namun berubah menjadi menggoda .

Kini pipi Seulgi yang berubah memerah saat Jimin membahas tentang semalam , kembali teringat tentang apa yang sudah mereka lakukan . Apalagi semalam dirinya yang menjadi lebih dominan , dia saja bingung dengan dirinya sendiri semalam . Rasanya seperti ada sisi lain dari dirinya apalagi saat Jimin tak henti hentinya memuji dirinya , seperti ada rasa senang tersendiri yang sangat sulit dijelaskan .

"Tak ada jawaban , jadi kuanggap kau mengijinkan" Leher milik Seulgi menjadi tujuan awal Jimin , ia menenggelamkan wajah nya disana sembari menghujami nya dengan kecupan kecupan yang membuat Seulgi menggeliat .

"Jim..min , hentikan " Baiklah katakan jika bibir dan tubuh Seulgi berlawanan . Bibirnya mengatakan pada Jimin untuk berhenti , namun justru ia malah mendongakan kepalanya membuat Jimin semakin leluasa disana .

"Sayang sekali aku tidak bisa membuat banyak tanda milikku disini , padahal akan lebih bagus jika disini dan disini terdapat banyak tanda milikku , akan terlihat indah " Tangan Jimin bermain mengusap leher Seulgi hingga dada atasnya yang sedikit terekspos . "Tapi kau sudah cukup indah sekarang . Cantik sekali , sampai rasanya aku tak akan bosan jika harus menatapmu hingga berbulan bulan atau bahkan ratusan tahun "

Park Jimin dengan kata kata manisnya .

Jimin kembali menciumi wajah Seulgi dan mengecup bibir Seulgi , lebih tepatnya menempelkannya disana karena ia bahkan tak menggerakan nya sama sekali . Namun sebuah senyuman tiba tiba terukir dibibir Jimin saat bibir yang beberapa saat lalu berkata padanya untuk berhenti malah bergerak lebih dulu , mencium bibir Jimin yang tentu saja disambut dengan baik oleh Pria busan itu . Keduanya saling memagut , dengan mata yang saling terpejam . Menikmati setiap sentuhan bibir mereka yang bergerak .

Tautan mereka terlepas setelah beberapa lama , nafas mereka terengah dengan mata yang saling menatap . "Sebentar lagi mungkin akan ada petugas hotel yang datang , aku sudah menelpon sebenarnya untuk dibawakan sarapan . Pakai bajumu , aku tidak ingin orang lain melihat tubuhmu " Kecupan didahi Seulgi Jimin berikan sebelum dia bangun dari ranjangnya . Membahas soal baju , Seulgi memang hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya ya karna sebelumnya saja dia hanya mengenakan bathrobe yang bahkan sudah Jimin lempar setelahnya . Berbeda dengan Jimin yang setidaknya mengenakan celana dalam nya yang ia pakai kembali setelah menyelesaikan 'permainan' nya dengan Seulgi .

Ada sedikit rasa kecewa sebenarnya pada diri Seulgi , mungkin dia sudah tertular virus mesum dari seorang Park Jimin . Seulgi malah menarik lengan Jimin yang sebenarnya sudah berdiri dan berniat mengambil pakaian nya . Menatap Jimin dengan wajah yang dibuat terlihat sedih , dan bibir yang sedikit mengerucut .

"Sialan . menunggu sepuluh atau dua puluh menit untuk mereka sepertinya tak masalah "

Park Jimin menyibakkan selimut yang menutup pada tubuh Seulgi . "Kau yang meminta nona Kang , dengan senang hati akan kulakukan."

.

.

.

Seulgi nya udah ketularan jimin tuh, gimana dong xD

SERENDIPITY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang