Kau tahu hal apa yang paling membuat Jimin bahagia didunia ini selama dia hidup ? Jawabannya apalagi jika bukan saat ia merasa puas atas apa yang menjadi keinginannya . Ya termasuk untuk hari ini , ah lebih tepatnya semalam . Wanita yang saat ini masih terlelap dalam tidur disampingnya itu alasannya . Semuanya berwal dari aksi balas dendam si wanita yang sebenarnya sangat salah jika dilakukan pada seorang Park Jimin , terbukti dengan keadaan yang malah berbalik yang membuat mereka akhirnya berakhir diatas ranjang . Saling memuaskan dengan desahan yang bersautan satu sama lain , menambah kesan panas diantara keduanya .
Tangan Jimin menarik Seulgi kedalam pelukannya , namun yang ditariknya itu sama sekali tak bergeming . Masih sibuk dengan dunia mimpinya , atau memang mengistirahatkan tubuhnya setelah merasa lelah dengan apa yang telah terjadi semalam diantara mereka berdua .
Bukannya membiarkan Seulgi tetap melanjutkan tidurnya , tangan Jimin malah dengan jahil bermain main diwajah Seulgi . Menyentuhnya bergantian mulai dari dahi dan berkeliling diseluruh wajahnya hingga berhenti di bibir yang sedikit terbuka . Jimin tersenyum , gemas . Kini wajahnya yang mendekat , hingga hidungnya beradu dengan hidung Seulgi membuat nya menggesekan dengan sengaja . Satu kecupan dilayangkan pada bibir Seulgi setelahnya , membuat Seulgi yang mulai terusik menggeliat , membuat Jimin kembali tersenyum lebar .
"Bangun nona Kang " Satu kecupan lagi mendarat dibibir Seulgi .
Seulgi masih belum membuka matanya , ia malah melenguh dan kembali menggeliat . Menandakan ia terganggu dalam tidurnya .
"Nona Kang , kau harus bangun hm" Jimin masih dengan suara khas bangun tidurnya . Sebenarnya tak biasanya juga bagi Jimin untuk bangun dari tidur lebih awal , hanya saja hari ini entah kenapa ia sudah terbangun bahkan saat matahari baru menampakan dirinya kepermukaan . Dan juga bermain main mengganggu wanita dihadapannya ini memang seru juga , apalagi seperti saat ini . Wajah Seulgi sudah cemberut dengan mata yang masih terpejam , wanita itu tak suka tidurnya diganggu tapi masih tak ingin terbangun bahkan untuk sekedar memarahi si pelaku yang mengganggunya .
"wake up baby " Tak pantang menyerah , Jimin masih mengganggu dan mencoba membuat Seulgi terbangun dengan mengecupi seluruh wajah Seulgi kali ini . Dan berhasil membuat mata Seulgi langsung terbuka lebar , pasalnya Jimin berhasil membuat Seulgi terkejut karena dengan tiba tiba melumat bibir Seulgi . Lembut tapi cepat .
"Jimin!" Seulgi dengan cepat mendorong bahu Jimin , suaranya masih terdengar serak .
"Apa ? good morning , baby ." Jimin malah menarik Seulgi kembali untuk mendekat , mengecup bibir Seulgi lagi untuk kesekian kalinya . Seakan ia tak pernah bosan mengecap bibir wanita Kang itu .
"Jimin , bisakah berhenti menggangguku ? aku masih mengantuk . " rengek Seulgi dengan wajah cemberutnya , dia benar benar masih mengantuk dan terlalu terkejut dengan apa yang dilakukan pria Park itu padanya .
"Kau harus bangun , dari tadi aku bangunkan susah sekali jadi ya ku cium saja . Gemas juga , kau seperti bayi saat tertidur . Jadi salahmu sendiri kenapa begitu menggemaskan sampai aku ingin menciummu " ucap Jimin dengan tangan yang sudah mencubit satu sisi pipi Seulgi .
"Terserah kau saja " Seulgi kembali memejamkan matanya , tak akan selesai jika berdebat dengan Jimin . Yang benar saja dia hanya tidur , Jimin yang menciumnya tanpa permisi tapi malah Seulgi yang disalahkan .
"Buka matamu , atau ku cium lagi , kali ini sampai kau sulit bernafas ."
Seulgi mengacak rambutnya dan membuka mata dengan terpaksa saat Jimin mengatakannya . "Apa jim ? apaa ? aku lelah , masih ingin tidur "
"Aku lapar " Jawab Jimin dengan santai , sembari tangannya yang bergerak merapikan rambut Seulgi yang sempat teracak .
Oke bodoh sekali Seulgi sempat jatuh pada seorang park Jimin semalam , pria ini tak berubah , masih sama mengesalkan . Yang benar saja , dia yang lapar tapi malah mengganggu tidurnya padahal sudah jelas Seulgi tak bisa membuatkan makanan disini . "Tuan Park Jimin , bangun dari tidurmu , ambil telepon yang ada diatas nakas dan hubungi layanan hotel ini . Apa susahnya ? Hotel semewah ini tidak mungkin tidak menyediakan nya apalagi kau juga punya banyak uang . Kenapa malah mengganggu ku untuk tidur "
Jimin malah mengangguk anggukan kepalanya dengan santai , membuat Seulgi malah kesal sendiri . "Masalahnya aku lapar dan hanya ingin memakanmu " Lagi , jimin menjawabnya dengan santai .
Seulgi memegang kepalanya sendiri , ia berharap ia tak memiliki rasa iba dan memukul wajah tampan namun mengesalkan dihadapannya ini .
"Aku ingin memakanmu , atau kau yang memakan milikku . Seperti semalam " Kini Jimin merubah nadanya , tak sesantai tadi namun berubah menjadi menggoda .
Kini pipi Seulgi yang berubah memerah saat Jimin membahas tentang semalam , kembali teringat tentang apa yang sudah mereka lakukan . Apalagi semalam dirinya yang menjadi lebih dominan , dia saja bingung dengan dirinya sendiri semalam . Rasanya seperti ada sisi lain dari dirinya apalagi saat Jimin tak henti hentinya memuji dirinya , seperti ada rasa senang tersendiri yang sangat sulit dijelaskan .
"Tak ada jawaban , jadi kuanggap kau mengijinkan" Leher milik Seulgi menjadi tujuan awal Jimin , ia menenggelamkan wajah nya disana sembari menghujami nya dengan kecupan kecupan yang membuat Seulgi menggeliat .
"Jim..min , hentikan " Baiklah katakan jika bibir dan tubuh Seulgi berlawanan . Bibirnya mengatakan pada Jimin untuk berhenti , namun justru ia malah mendongakan kepalanya membuat Jimin semakin leluasa disana .
"Sayang sekali aku tidak bisa membuat banyak tanda milikku disini , padahal akan lebih bagus jika disini dan disini terdapat banyak tanda milikku , akan terlihat indah " Tangan Jimin bermain mengusap leher Seulgi hingga dada atasnya yang sedikit terekspos . "Tapi kau sudah cukup indah sekarang . Cantik sekali , sampai rasanya aku tak akan bosan jika harus menatapmu hingga berbulan bulan atau bahkan ratusan tahun "
Park Jimin dengan kata kata manisnya .
Jimin kembali menciumi wajah Seulgi dan mengecup bibir Seulgi , lebih tepatnya menempelkannya disana karena ia bahkan tak menggerakan nya sama sekali . Namun sebuah senyuman tiba tiba terukir dibibir Jimin saat bibir yang beberapa saat lalu berkata padanya untuk berhenti malah bergerak lebih dulu , mencium bibir Jimin yang tentu saja disambut dengan baik oleh Pria busan itu . Keduanya saling memagut , dengan mata yang saling terpejam . Menikmati setiap sentuhan bibir mereka yang bergerak .
Tautan mereka terlepas setelah beberapa lama , nafas mereka terengah dengan mata yang saling menatap . "Sebentar lagi mungkin akan ada petugas hotel yang datang , aku sudah menelpon sebenarnya untuk dibawakan sarapan . Pakai bajumu , aku tidak ingin orang lain melihat tubuhmu " Kecupan didahi Seulgi Jimin berikan sebelum dia bangun dari ranjangnya . Membahas soal baju , Seulgi memang hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya ya karna sebelumnya saja dia hanya mengenakan bathrobe yang bahkan sudah Jimin lempar setelahnya . Berbeda dengan Jimin yang setidaknya mengenakan celana dalam nya yang ia pakai kembali setelah menyelesaikan 'permainan' nya dengan Seulgi .
Ada sedikit rasa kecewa sebenarnya pada diri Seulgi , mungkin dia sudah tertular virus mesum dari seorang Park Jimin . Seulgi malah menarik lengan Jimin yang sebenarnya sudah berdiri dan berniat mengambil pakaian nya . Menatap Jimin dengan wajah yang dibuat terlihat sedih , dan bibir yang sedikit mengerucut .
"Sialan . menunggu sepuluh atau dua puluh menit untuk mereka sepertinya tak masalah "
Park Jimin menyibakkan selimut yang menutup pada tubuh Seulgi . "Kau yang meminta nona Kang , dengan senang hati akan kulakukan."
.
.
.
Seulgi nya udah ketularan jimin tuh, gimana dong xD
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanficHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...