SP-17

1.3K 177 39
                                    

Warna baju yang senada mereka gunakan , membuat siapa saja yang melihatnya pasti berpikir jika mereka sepasang kekasih . Tidak lupa dengan kacamata hitam yang dipakai keduanya , menghalau sinar matahari yang cukup terik dijam seperti ini . Awalnya Seulgi hanya mengekor dibelakang Jimin , pasalnya dia tak tahu kemana pria busan ini akan membawanya . Namun pria didepannya ini malah melambatkan jalannya , membuat Seulgi yang kebingungan malah mengikuti , melambatkan langkah kakinya agar tetap dibelakang Jimin .

"Astaga , kau mau terus dibelakangku seperti itu ? " Jimin berbalik , menghadap Seulgi karena kesal wanita dibelakangnya itu tak peka sekali .

"Apa ? aku kan hanya mengikutimu . " Jawab Seulgi dengan wajah polosnya , benar-benar tak mengerti .

Jimin menarik salah satu tangan Seulgi , dan menyatukan jari-jari mereka . "Kau terlihat seperti penguntit jika hanya berjalan dibelakangku seperti itu tahu ? "

Seulgi hanya menurut seperti biasa , lagipula saling bergandengan seperti ini tak seberapa bukan ? dibandingkan dengan apa yang telah mereka berdua lakukan sebelumnya . Jadi Seulgi rasa tak masalah , mereka sedang tak berada di Korea jadi tidak mungkin ada masalah disaat seperti ini kan ?

"Sebenarnya mau kemana ? daritadi kita hanya berjalan tanpa tujuan yang jelas " Tanya Seulgi . Pasalnya memang mereka hanya berjalan selama hampir satu jam setelah turun dari mobil , berkeliling dikota tokyo ini tanpa tujuan . Dengan cuaca yang terik di jam sebelas siang , membuat dahi Seulgi berkeringat .

"Ya tujuanku berjalan jalan seperti ini , berdua denganmu . Lihat , banyak pasangan yang bergandengan berjalan jalan seperti kita . Bukankah wanita suka seperti ini ? "

Seulgi menghentikan langkahnya . "Ya memang suka , tapi ayolah park Jimin . Kau tiba tiba mengajaku kemari , sejauh ini hanya untuk berjalan-jalan ? Kalau seperti ini di Seoul juga bisa kita lakukan . Kau bilang kau juga sibuk bukan dengan kerjaanmu , dan aku juga sedang mempersiapkan debutku . Menurutku ini terlalu membuang waktu dan uangmu dengan percuma "

"Menurutku tak ada yang terbuang percuma . Aku senang bisa berduaan denganmu "

"Ah dan sebenarnya bukan berarti aku mengajakmu ke jepang ini hanya untuk seperti ini . Tenang saja , aku tak sepelit itu . Nanti malam juga aku sudah memesan tempat untuk makan malam kita nanti , aku yakin kau akan suka tempatnya . " lanjut Jimin

Seulgi memutar matanya malas , seharusnya dia tahu bukan jimin namanya jika mengalah dan menurut begitu saja pada nya. "Terserah , tapi sekarang aku lelah "

"Mau kugendong ? "

"Jimin!"

"Apa ? kan kau bilang kau lelah aku hanya menawarkan ."

"Bukan seperti itu juga , kita pulang atau beristirahat mencari cafe atau apalah ."

"Kenapa tidak bilang seperti itu saja dari tadi ? baiklah kita cari cafe dulu didekat sini lalu kita kembali ke hotel ."Jimin menyeka keringat didahi Seulgi dengan satu tangannya . "Lelah sekali ya ?"

"Tentu saja , daritadi kita hanya berjalan ."

Jimin mengecup bibir Seulgi , hanya sepersekian detik . "Baiklah ayo " . Jimin menarik lengan Seulgi yang terdiam , seperti terhipnotis dengan wajah yang memerah .

"Jimin , banyak orang yang melihat "

"Lalu kenapa ? kau malu ? "

"Tentu saja . memangnya kau tidak ?"

"Tidak " Jimin melepaskan genggaman tangannya dengan seulgi , kedua tangannya ia gunakan untuk menangkup wajah Seulgi . wajahnya mendekat , mengecupi wajah Seulgi dan berkali kali mengecup dibagian bibir wanita kang itu . Tentu saja dengan tangan Seulgi yang berusaha melepaskannya namun tidak mampu . "Gemas sekali , mau kuciumi tanpa henti "

SERENDIPITY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang