Warna baju yang senada mereka gunakan , membuat siapa saja yang melihatnya pasti berpikir jika mereka sepasang kekasih . Tidak lupa dengan kacamata hitam yang dipakai keduanya , menghalau sinar matahari yang cukup terik dijam seperti ini . Awalnya Seulgi hanya mengekor dibelakang Jimin , pasalnya dia tak tahu kemana pria busan ini akan membawanya . Namun pria didepannya ini malah melambatkan jalannya , membuat Seulgi yang kebingungan malah mengikuti , melambatkan langkah kakinya agar tetap dibelakang Jimin .
"Astaga , kau mau terus dibelakangku seperti itu ? " Jimin berbalik , menghadap Seulgi karena kesal wanita dibelakangnya itu tak peka sekali .
"Apa ? aku kan hanya mengikutimu . " Jawab Seulgi dengan wajah polosnya , benar-benar tak mengerti .
Jimin menarik salah satu tangan Seulgi , dan menyatukan jari-jari mereka . "Kau terlihat seperti penguntit jika hanya berjalan dibelakangku seperti itu tahu ? "
Seulgi hanya menurut seperti biasa , lagipula saling bergandengan seperti ini tak seberapa bukan ? dibandingkan dengan apa yang telah mereka berdua lakukan sebelumnya . Jadi Seulgi rasa tak masalah , mereka sedang tak berada di Korea jadi tidak mungkin ada masalah disaat seperti ini kan ?
"Sebenarnya mau kemana ? daritadi kita hanya berjalan tanpa tujuan yang jelas " Tanya Seulgi . Pasalnya memang mereka hanya berjalan selama hampir satu jam setelah turun dari mobil , berkeliling dikota tokyo ini tanpa tujuan . Dengan cuaca yang terik di jam sebelas siang , membuat dahi Seulgi berkeringat .
"Ya tujuanku berjalan jalan seperti ini , berdua denganmu . Lihat , banyak pasangan yang bergandengan berjalan jalan seperti kita . Bukankah wanita suka seperti ini ? "
Seulgi menghentikan langkahnya . "Ya memang suka , tapi ayolah park Jimin . Kau tiba tiba mengajaku kemari , sejauh ini hanya untuk berjalan-jalan ? Kalau seperti ini di Seoul juga bisa kita lakukan . Kau bilang kau juga sibuk bukan dengan kerjaanmu , dan aku juga sedang mempersiapkan debutku . Menurutku ini terlalu membuang waktu dan uangmu dengan percuma "
"Menurutku tak ada yang terbuang percuma . Aku senang bisa berduaan denganmu "
"Ah dan sebenarnya bukan berarti aku mengajakmu ke jepang ini hanya untuk seperti ini . Tenang saja , aku tak sepelit itu . Nanti malam juga aku sudah memesan tempat untuk makan malam kita nanti , aku yakin kau akan suka tempatnya . " lanjut Jimin
Seulgi memutar matanya malas , seharusnya dia tahu bukan jimin namanya jika mengalah dan menurut begitu saja pada nya. "Terserah , tapi sekarang aku lelah "
"Mau kugendong ? "
"Jimin!"
"Apa ? kan kau bilang kau lelah aku hanya menawarkan ."
"Bukan seperti itu juga , kita pulang atau beristirahat mencari cafe atau apalah ."
"Kenapa tidak bilang seperti itu saja dari tadi ? baiklah kita cari cafe dulu didekat sini lalu kita kembali ke hotel ."Jimin menyeka keringat didahi Seulgi dengan satu tangannya . "Lelah sekali ya ?"
"Tentu saja , daritadi kita hanya berjalan ."
Jimin mengecup bibir Seulgi , hanya sepersekian detik . "Baiklah ayo " . Jimin menarik lengan Seulgi yang terdiam , seperti terhipnotis dengan wajah yang memerah .
"Jimin , banyak orang yang melihat "
"Lalu kenapa ? kau malu ? "
"Tentu saja . memangnya kau tidak ?"
"Tidak " Jimin melepaskan genggaman tangannya dengan seulgi , kedua tangannya ia gunakan untuk menangkup wajah Seulgi . wajahnya mendekat , mengecupi wajah Seulgi dan berkali kali mengecup dibagian bibir wanita kang itu . Tentu saja dengan tangan Seulgi yang berusaha melepaskannya namun tidak mampu . "Gemas sekali , mau kuciumi tanpa henti "
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanfictionHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...