SP-11

1.4K 187 16
                                    

Apa masih ada yang nunggu cerita ini ?
Sebelumnya terimakasih dan maaf banyak banyak , lama banget buat update . Aku udah usahain untuk selalu update tapi gak bisa huhu . Sekali lagi terimakasih dan maaf buat yang nunggu 💜

Bayangkan bagaimana menjijikannya saat si pria brengsek seperti Park Jimin bertingkah manis , melihatnya saja sudah begitu memuakkan bagi Seulgi. 
Ini sudah hari ke-4 sejak Jimin menunjukan tingkah sok manisnya . Berlagak seperti pria polos yang sedang berusaha menarik hati gadis impiannya .
Bukannya Seulgi terlalu percaya diri atau semacamnya, tapi memang faktanya seperti itu setelah Jimin mengatakan dia mencintainya tempo hari .

Memperlakulan Seulgi selayaknya seorang princess . Bahkan sikap liar yang sebelumnya melekat erat pada dirinya seakan hilang begitu saja . Hingga memilih tidur disofa daripada tidur bersama Seulgi yang biasanya saja dia 'tiduri' .

"Seul , fokuslah . Jangan melamun seperti itu , waktu kita hanya beberapa bulan lagi " ucap Irene , trainee yang juga akan debut bersamanya itu pada Seulgi yang melamun disaat melakukan tariannya .

"Ah maafkan aku eonni . Tapi bolehkah aku beristirahat sebentar ? "

"Yasudah , sepertinya kau juga terlihat tidak baik baik saja. Pulanglah , kita latihan lagi besok . Akan percuma jika tetap memaksa dengan kau yang tidak fokus seperti itu" kali ini sang pelatih yang menjawab nya .

"Maafkan aku . Aku akan berusaha . Tidak usah menghentikan nya hanya karena aku" Seulgi membungkuk pada keduanya , meminta maaf.

"Tidak apa apa . Pulang dan beristirahat lah , kita masih memiliki waktu yang cukup kedepan nya" ucap Irene dan menepuk pelan lengan Seulgi .

Hingga akhirnya Seulgi kembali menuju apartemen nya . Entah apa yang terjadi pada dirinya , dia seperti kehilangan akal sehatnya hanya karena Park Jimin si sialan itu . Sungguh , rasanya ia seperti ingin membunuh si pria Park itu saja daripada seperti ini . Sayang sekali itu tidak mungkin dia lakukan karena memang mana berani dia membunuh seseorang .

Seulgi melempar tubuhnya pada sofa tepat pada saat ia memasuki apartemen yang kini ia tinggali itu  , menghela nafas panjang hingga akhirnya memejamkan mata . Berusaha menyingkirkan berbagai pikiran kacau yang mengisi kepalanya . Haruskah ia memanfaat kan keadaan saat ini ? memanfaatkan Jimin yang entah dia serius dengan ucapan nya atau tidak . Tak peduli . Bukankah bagus jika Jimin memperlakukan nya dengan baik ? Tapi bagaimana jika Jimin justru membalikan faktanya , bagaimana jika Jimin yang memanfaatkannya . Tapi memanfaatkan apa dari dirinya ? .

"Ah sudah pulang ?" 

Seulgi dengan cepat membuka matanya saat Suara yang terdengar tak asing itu terdengar tak jauh dari tempatnya . Dan benar saja , si pria busan itu sudah berdiri tepat dihadapannya entah sejak kapan . Seulgi tak habis pikir sampai dia tak menyadari kehadirannya .

"Kenapa ? ah apa aku mengagetkanmu ? Maafkan aku "
Park Jimin , dia meminta maaf ?

"Tidak apa apa . Aku lelah , aku mau mandi dan beristirahat " Oke , bodoh . Seulgi merutuki dirinya . Untuk apa dia mengatakan akan pergi mandi pada Jimin , padahal dia bisa mengatakan akan beristirahat . Itu saja sudah cukup .

Jimin tersenyum dan mengangguk perlahan . Sedangkan Seulgi justru malah terdiam .

"Hei , Kang Seulgi . Kau bilang akan pergi mandi dan beristirahat ? Menunggu apalagi ?" Ujar Jimin dan mencoba mengembalikan kesadaran seulgi yang sempat terdiam seperti patung .

"Ah , benar , iya . ah sudahlah " Seulgi setengah berlari meninggalkan Jimin menuju kamarnya .

.

Ponsel Seulgi berbunyi tepat setelah ia menyelesaikan acara bersih bersihnya . Tangannya meraih ponsel yang terletak diatas laci , melihat nama yang tertera dilayar ponselnya sebelum menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilannya . Sempat ragu untuk mengangkat panggilan tersbut , namun hingga akhirnya Seulgi mengangkatnya .

"A..ada apa Jae?" Tanya Seulgi ragu saat ia mendengar suara Jaebum disebrang sana .

"Seul , bisakah kita bertemu sebentar ? Aku igin berbicara denganmu"

"Aku sedang sibuk, Jae . maaf " bohong Seulgi .

"Seul kumohon . aku tidak tahu kapan aku ada waktu kembali untuk bertemu denganmu . Jadwalku semakin padat , jadi kumohon . Selagi hari ini aku ada waktu ada yang harus kita bicarakan . Kau sadar bukan kita semakin menjauh ? Kumohon" Suara Jaebum diseberang sana membuat Seulgi tak tega , ia terdengar putus asa hingga beberapa kali memohon pada Seulgi .

"Baiklah , dimana ?" Sebenernya Seulgi masih terlalu takut bertemu Jaebum , bukan takut jika Jaebum melakukan hal aneh seperti seblumnya , hanya saja dia masih merasa canggung untuk bertemu dengan Jaebum . Rasanya aneh .

_____

"Kemana ? " Tanya Jimin tepat saat Seulgi keluar dari kamar nya dengan pakaian yang rapi dan sedikit riasan tipis diwajahnya .

"Ada urusan . Dan itu bukan urusanmu ." Seulgi menutup pintu kamarnya dan berjalan melewati Jimin begitu saja .

Jimin sempat menghela nafasnya saat Seulgi melewatinya begitu saja , lalu ia berjalan meraih jaket dan mengambil kunci yang berada didalam saku tersebut sebelum memakai jaketnya . Jimin berjalan , kini berbalik ia yang melewati Seulgi . "Aku antar"

Seulgi menghentikan langkahnya tepat didepan pintu apatemen yang sudah tertutup rapat . "Kubilang bukan urusanmu Jimin ."

"Ya, memang bukan urusanku . Hanya saja kau yang menjadi urusanku , Kau tanggung jawabku" Jawab Jimin tanpa menoleh sedikitpun pada Seulgi , dan masih berjalan walaupun dengan perlahan .

"Jimin . kembali dan simpan niat mu untuk mengantarku . pertama , aku tidak perlu kau antar . kedua , diriku tanggung jawabku sendiri . Lagipula apa yang harus dipertanggung jawabkan dengan aku yang harus menemui seseorang yang menjadi urusanku "

Jimin menghentikan langkahnya , berbalik melihat pada Seulgi yang beberapa langkah dari hadapannya . "Baiklah , biarkan aku bertanya . Jaebum ? Seseorang yang akan kau temui "

Seulgi sempat terdiam beberapa saat , ia kembali memikirkan bagiamana sikap Jimin saat itu setelah ia bertemu dengan Jaebum . Seulgi menyadari jika Jimin memang tak menyukai Jaebum sejak awal . "Sekali lagi . Bukan urusanmu"

Jimin mengangguk anggukan kepalanya , kemudian tersenyum tipis . "Benar ya . Baiklah " . Jimin melangkah , mendekati Seulgi yang masih terdiam didepan pintu .

"A.. apa ?"

Jimin melepas jaket yang ia kenakan . "Tidak memerlukan tanggung jawabku bukan ? Hanya ingin mengingatkan , berhati-hatilah ." Jimin menepuk bahu Seulgi pelan dan berjalan melewatinya , membuka pintu dan masuk membiarkan Seulgi yang kebingungan dibuatnya .

Seulgi agak bingung dengan apa yang dikatakan Jimin , berhati-hati untuk apa ? Justru Seulgi yang seharusnya berhati-hati terhadap Jimin . Tapi tak hanya itu yang membuat seulgi kebingungan . Baru saja Jimin langsung menurutinya ? Tapi kenapa ? Lalu dimana Park Jimin yang selalu bersihkeras dan memaksa? Tidak , bukannya Seulgi ingin Jimin tetap mengantarnya , hanya saja ini terlihat aneh saat Jimin menyerah begitu saja dan lebih memilih untuk kembali .

Baiklah Kang Seulgi , berhenti memikirkan itu .masalahan nya dengan Jaebum yang akan mereka bahas lebih penting daripada memikirkan keanehan Jimin yang memang keanehannya sudah mendarah daging .
Park Jimin itu selain berengsek tentu saja aneh , berubah ubah semaunya .

Seulgi menghentakkan kaki nya kesal dan berjalan pergi dari sana, entah apa yang ia kesalkan tapi rasanya ia ingin meledak . Kalau saja Jaebum sedang tidak menunggunya mungkin Seulgi lebih memilih berjalan jalan sendiri mencari udara segar .

.
.
.

Ah , satu lagi . Ada yang mau dibuatin bonus part untuk Matryoshka ?
Aku bakal buat bonus part kalau vote dan komentar untuk cerita Matryoshka melebihi Stigma . Hehe .

SERENDIPITY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang