Apa masih ada yang nunggu cerita ini ?
Sebelumnya terimakasih dan maaf banyak banyak , lama banget buat update . Aku udah usahain untuk selalu update tapi gak bisa huhu . Sekali lagi terimakasih dan maaf buat yang nunggu 💜ㅡ
Bayangkan bagaimana menjijikannya saat si pria brengsek seperti Park Jimin bertingkah manis , melihatnya saja sudah begitu memuakkan bagi Seulgi.
Ini sudah hari ke-4 sejak Jimin menunjukan tingkah sok manisnya . Berlagak seperti pria polos yang sedang berusaha menarik hati gadis impiannya .
Bukannya Seulgi terlalu percaya diri atau semacamnya, tapi memang faktanya seperti itu setelah Jimin mengatakan dia mencintainya tempo hari .Memperlakulan Seulgi selayaknya seorang princess . Bahkan sikap liar yang sebelumnya melekat erat pada dirinya seakan hilang begitu saja . Hingga memilih tidur disofa daripada tidur bersama Seulgi yang biasanya saja dia 'tiduri' .
"Seul , fokuslah . Jangan melamun seperti itu , waktu kita hanya beberapa bulan lagi " ucap Irene , trainee yang juga akan debut bersamanya itu pada Seulgi yang melamun disaat melakukan tariannya .
"Ah maafkan aku eonni . Tapi bolehkah aku beristirahat sebentar ? "
"Yasudah , sepertinya kau juga terlihat tidak baik baik saja. Pulanglah , kita latihan lagi besok . Akan percuma jika tetap memaksa dengan kau yang tidak fokus seperti itu" kali ini sang pelatih yang menjawab nya .
"Maafkan aku . Aku akan berusaha . Tidak usah menghentikan nya hanya karena aku" Seulgi membungkuk pada keduanya , meminta maaf.
"Tidak apa apa . Pulang dan beristirahat lah , kita masih memiliki waktu yang cukup kedepan nya" ucap Irene dan menepuk pelan lengan Seulgi .
Hingga akhirnya Seulgi kembali menuju apartemen nya . Entah apa yang terjadi pada dirinya , dia seperti kehilangan akal sehatnya hanya karena Park Jimin si sialan itu . Sungguh , rasanya ia seperti ingin membunuh si pria Park itu saja daripada seperti ini . Sayang sekali itu tidak mungkin dia lakukan karena memang mana berani dia membunuh seseorang .
Seulgi melempar tubuhnya pada sofa tepat pada saat ia memasuki apartemen yang kini ia tinggali itu , menghela nafas panjang hingga akhirnya memejamkan mata . Berusaha menyingkirkan berbagai pikiran kacau yang mengisi kepalanya . Haruskah ia memanfaat kan keadaan saat ini ? memanfaatkan Jimin yang entah dia serius dengan ucapan nya atau tidak . Tak peduli . Bukankah bagus jika Jimin memperlakukan nya dengan baik ? Tapi bagaimana jika Jimin justru membalikan faktanya , bagaimana jika Jimin yang memanfaatkannya . Tapi memanfaatkan apa dari dirinya ? .
"Ah sudah pulang ?"
Seulgi dengan cepat membuka matanya saat Suara yang terdengar tak asing itu terdengar tak jauh dari tempatnya . Dan benar saja , si pria busan itu sudah berdiri tepat dihadapannya entah sejak kapan . Seulgi tak habis pikir sampai dia tak menyadari kehadirannya .
"Kenapa ? ah apa aku mengagetkanmu ? Maafkan aku "
Park Jimin , dia meminta maaf ?"Tidak apa apa . Aku lelah , aku mau mandi dan beristirahat " Oke , bodoh . Seulgi merutuki dirinya . Untuk apa dia mengatakan akan pergi mandi pada Jimin , padahal dia bisa mengatakan akan beristirahat . Itu saja sudah cukup .
Jimin tersenyum dan mengangguk perlahan . Sedangkan Seulgi justru malah terdiam .
"Hei , Kang Seulgi . Kau bilang akan pergi mandi dan beristirahat ? Menunggu apalagi ?" Ujar Jimin dan mencoba mengembalikan kesadaran seulgi yang sempat terdiam seperti patung .
"Ah , benar , iya . ah sudahlah " Seulgi setengah berlari meninggalkan Jimin menuju kamarnya .
.
Ponsel Seulgi berbunyi tepat setelah ia menyelesaikan acara bersih bersihnya . Tangannya meraih ponsel yang terletak diatas laci , melihat nama yang tertera dilayar ponselnya sebelum menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilannya . Sempat ragu untuk mengangkat panggilan tersbut , namun hingga akhirnya Seulgi mengangkatnya .
"A..ada apa Jae?" Tanya Seulgi ragu saat ia mendengar suara Jaebum disebrang sana .
"Seul , bisakah kita bertemu sebentar ? Aku igin berbicara denganmu"
"Aku sedang sibuk, Jae . maaf " bohong Seulgi .
"Seul kumohon . aku tidak tahu kapan aku ada waktu kembali untuk bertemu denganmu . Jadwalku semakin padat , jadi kumohon . Selagi hari ini aku ada waktu ada yang harus kita bicarakan . Kau sadar bukan kita semakin menjauh ? Kumohon" Suara Jaebum diseberang sana membuat Seulgi tak tega , ia terdengar putus asa hingga beberapa kali memohon pada Seulgi .
"Baiklah , dimana ?" Sebenernya Seulgi masih terlalu takut bertemu Jaebum , bukan takut jika Jaebum melakukan hal aneh seperti seblumnya , hanya saja dia masih merasa canggung untuk bertemu dengan Jaebum . Rasanya aneh .
_____
"Kemana ? " Tanya Jimin tepat saat Seulgi keluar dari kamar nya dengan pakaian yang rapi dan sedikit riasan tipis diwajahnya .
"Ada urusan . Dan itu bukan urusanmu ." Seulgi menutup pintu kamarnya dan berjalan melewati Jimin begitu saja .
Jimin sempat menghela nafasnya saat Seulgi melewatinya begitu saja , lalu ia berjalan meraih jaket dan mengambil kunci yang berada didalam saku tersebut sebelum memakai jaketnya . Jimin berjalan , kini berbalik ia yang melewati Seulgi . "Aku antar"
Seulgi menghentikan langkahnya tepat didepan pintu apatemen yang sudah tertutup rapat . "Kubilang bukan urusanmu Jimin ."
"Ya, memang bukan urusanku . Hanya saja kau yang menjadi urusanku , Kau tanggung jawabku" Jawab Jimin tanpa menoleh sedikitpun pada Seulgi , dan masih berjalan walaupun dengan perlahan .
"Jimin . kembali dan simpan niat mu untuk mengantarku . pertama , aku tidak perlu kau antar . kedua , diriku tanggung jawabku sendiri . Lagipula apa yang harus dipertanggung jawabkan dengan aku yang harus menemui seseorang yang menjadi urusanku "
Jimin menghentikan langkahnya , berbalik melihat pada Seulgi yang beberapa langkah dari hadapannya . "Baiklah , biarkan aku bertanya . Jaebum ? Seseorang yang akan kau temui "
Seulgi sempat terdiam beberapa saat , ia kembali memikirkan bagiamana sikap Jimin saat itu setelah ia bertemu dengan Jaebum . Seulgi menyadari jika Jimin memang tak menyukai Jaebum sejak awal . "Sekali lagi . Bukan urusanmu"
Jimin mengangguk anggukan kepalanya , kemudian tersenyum tipis . "Benar ya . Baiklah " . Jimin melangkah , mendekati Seulgi yang masih terdiam didepan pintu .
"A.. apa ?"
Jimin melepas jaket yang ia kenakan . "Tidak memerlukan tanggung jawabku bukan ? Hanya ingin mengingatkan , berhati-hatilah ." Jimin menepuk bahu Seulgi pelan dan berjalan melewatinya , membuka pintu dan masuk membiarkan Seulgi yang kebingungan dibuatnya .
Seulgi agak bingung dengan apa yang dikatakan Jimin , berhati-hati untuk apa ? Justru Seulgi yang seharusnya berhati-hati terhadap Jimin . Tapi tak hanya itu yang membuat seulgi kebingungan . Baru saja Jimin langsung menurutinya ? Tapi kenapa ? Lalu dimana Park Jimin yang selalu bersihkeras dan memaksa? Tidak , bukannya Seulgi ingin Jimin tetap mengantarnya , hanya saja ini terlihat aneh saat Jimin menyerah begitu saja dan lebih memilih untuk kembali .
Baiklah Kang Seulgi , berhenti memikirkan itu .masalahan nya dengan Jaebum yang akan mereka bahas lebih penting daripada memikirkan keanehan Jimin yang memang keanehannya sudah mendarah daging .
Park Jimin itu selain berengsek tentu saja aneh , berubah ubah semaunya .Seulgi menghentakkan kaki nya kesal dan berjalan pergi dari sana, entah apa yang ia kesalkan tapi rasanya ia ingin meledak . Kalau saja Jaebum sedang tidak menunggunya mungkin Seulgi lebih memilih berjalan jalan sendiri mencari udara segar .
.
.
.Ah , satu lagi . Ada yang mau dibuatin bonus part untuk Matryoshka ?
Aku bakal buat bonus part kalau vote dan komentar untuk cerita Matryoshka melebihi Stigma . Hehe .

KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanfictionHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...