Seulgi masih menatap dalam diamnya pada pria dengan bibir tebal dihadapannya . Sejujurnya bingung dengan apa yang harus ia katakan padanya setelah Jimin mengatakan hal yang membuatnya terkejut sekaligus bingung . Namun tentu saja tak berani bertanya langsung ."Haruskah aku pergi sekarang ?" Tanya Jimin dengan senyumannya . Tak sadar diri jika dia baru saja membuat wanita didepannya terdiam kebingungan .
Seulgi masih terdiam , menggigit bibir dalam nya , benar benar tak tahu harus berkata apa . Tidak bisa mengangguk ataupun melarang . Entah kenapa rasanya takut membuat jawaban yang salah , padahal yang baru saja Jimin tanyakan hanyalah pertanyaan simple yang sangat mudah dijawab seperti biasanya .
Jimin lagi lagi tersenyum melihat raut wajah Seulgi . "Jadi mau tetap diam seperti itu ? Jika terus seperti itu aku bisa pergi sekarang juga." Seulgi berhenti sesaat . Sebelum melanjutkan dengan senyumannya "Atau , mungkin ada yang ingin kau tanyakan ?"
Seulgi berteriak mengiyakan dengan lantang . Tetapi dalam hatinya .
"Baiklah , kuanggap jika kau memang mengharuskanku untuk pergi sekarang." Jimin bangkit , bersiap keluar . "Ah aku hanya ingin memberi tahu , tidak baik jika menahan berbagai pertanyaan dikepala . Nanti kepalamu akan terasa pusing , sakit."
"Apa yang kau maksud dengan ingin memulai nya dari awal tapi malah mengajak berpisah ?" Baiklah Seulgi kalah , Jimin membuat mulutnya terbuka hingga mengajukan pertanyaan yang sedari tadi ia tahan didalam pikirannya .
Jimin menoleh , "Nanti kau akan tahu sendiri . Hubungi aku jika kau ingin membuat keputusan soal Jaebum , aku akan membantumu . Sekarang sepertinya aku harus benar benar pergi , sebentar lagi kabar tentang Jaebum pasti sampai dikalangan para wartawan . Bagaimanapun Jaebum masih salah satu artis ku , pengaruh nya akan besar untuk agensi . Sampai jumpa , kuharap kau segera pulih dan kembali , ah setelah kau pulih kembalilah ke apartemen . Bagaimanapun apartemen itu sudah menjadi milikmu " Jimin berpamitan , sebelum akhirnya pergi meninggalkan Seulgi disana .
Seulgi menatap semua yang Jimin berikan tadi , termasuk sebuah laptop yang sengaja Jimin tinggalkan disana . Agar Seulgi bisa memakai nya untuk melihat beberapa bukti didalam flashdisk yang diberikan . Seulgi sempat ragu , takut melihat faktanya . Apalagi ini menyangkut dengan sahabat yang ia percayai selama ini . Tapi tentu saja mau tak mau Seulgi tetap harus melihatnya , bagaimanapun yang ingin ia ketahui adalah kebenarannya , jadi dia tak usah berprasangka yang tidak tidak terhadap semua nya .
Satu persatu Seulgi lihat dan dengarkan , mulai dari pengakuan seorang yang katanya memasang kamera suruhan Jaebum , ataupun rekaman suara Sungwoon yang mengintrogasi pria suruhan Jaebum yang mengikuti Jimin dan Seulgi hingga ke Jepang . Tak ketinggalan juga dengan sebuah video yang ada disana , iya video Jimin bersama Seulgi .
Ada beberapa video disana . Yang pertama , sebuah video yang memperlihat kan Seulgi dan Jimin saat diruang dance . Rekaman itu sepertinya diambil melalui ponsel , dan kaca yang memang terlihat lebih gelap jika dari luar . Seulgi hafal sudut pengambilan ini , jendela satu satunya disamping pintu yang tak bisa dibuka karena memang terpasang rapat . Mengingat hanya satu satunya tempat yang bisa digunakan untuk melihat kedalam selain pintu yang saat itu terkunci .
yang kedua , itu saat didalam apartemen . Seulgi memperthatikan walaupun disana terlihat mengerikan melihat dirinya sendiri tengah 'dipermainkan' oleh Jimin . Seulgi tersadar , sepertinya itu setelah beberapa hari dia berada disana, saat Jimin bermain main membuat Seulgi tidak tahan yang malah ditinggalkan oleh Jimin . Mungkinkah Jaebum memasang kamera itu saat Seulgi bertemu Jaebum ? Jadi Jaebum sengaja mengajaknya untuk bertemu ?
Jika iya , Jaebum memang sudah gila . Tak waras.
Ada beberapa video lainnya seperti apa yang dilakukan Seulgi dan Jimin selama berada disana setelahnya . Juga termasuk Jaebum yang tertangkap cctv memasuki apartemen nya . Yang berarti Jimin memang tak mengada-ada , dia memang mengatakan yang sebenarnya .
Seulgi kembali berfikir , bukankah jika memang benar Jimin berkata sejujurnya berarti dirinya telah salah jika membenci Jimin karena membohonginya soal video itu ? Tapi tetap saja Seulgi tak tahu soal itu bukan ? Jadi apa yang harus dilakukan sekarang ? Sudah terlalu banyak masalah ataupun kesalahpahaman yang terjadi , bagaimana mungkin waktu diputar kembali ?
Baiklah , lupakan dulu soal itu . Sekarang yang Seulgi lakukan adalah menekan video dimana ada dirinya dan Jimin disana , menghapusnya . Bukan ingin melenyapkan bukti , hanya saja video itu terlalu menjijikan untuk dilihat walaupun memang itu adalah kesepakatannya dengan Jimin. Tapi direkam seperti itu malah membuat bertambah jijik bahkan pada dirinya sendiri.
Beberapa bukti lainnya masih Seulgi biarkan , Jimin dan teman-temannya sudah berusaha mengumpulkan itu semua . Jadi tak mungkin Seulgi membuang semua itu walaupun Jaebum juga memang sahabatnya selama ini . Kesalahan tetaplah kesalahan , tapi mungkin lebih baik Seulgi menyelesaikan nya sendiri dengan Jaebum nanti .________
Dua hari berlalu , Seulgi tetap sendiri menjalani dua harinya itu dirumah sakit . Sampai akhirnya dia sudah diperbolehkan untuk pulang . Sebenarnya dia menunggu dua pria yang sangat ingin ia temui . Tapi keduanya tetap tak menunjukan batang hidungnya sama sekali . Jaebum yang ramai dibicarakan orang lain karena kasusnya memukul Jimin , benar kata Jimin jika kejadian Jaebum waktu itu sampai pada para wartawan yang akhirnya menyerbunya , mengorek informasi lebih dalam . Mencari tahu alasan si idol itu memukul Ceo agensi nya sendiri . Namun jelas Jimin tetap menyembunyikannya , karena bagaimanapun nama Seulgi akan terseret dan menjadi lebih panjang lagi .
Dan Jimin , bahkan tak ada menghubungi Seulgi . Mungkin terlalu sibuk dengan urusan itu . Lagipula , Jimin memang tak ada alasan lain untuk menemuinya lagi bukan ? Urusan mereka Seulgi anggap sudah selesai , bahkan Jimin sendiri yang mengatakan untuk berpisah . Seulgi juga tak berniat melaporkan Jaebum saat ini , jadi tak ada alasan untuk menghubungi Jimin . Mungkin memang ini akhir dari mereka yang sesungguhnya , setidaknya jika memang sudah menjadi akhir ini adalah akhir yang tak buruk bukan ? Daripada berakhir saat kesalah pahaman kemarin terjadi .
Yang lebih penting detik ini juga adalah , kemana Seulgi harus pergi ? Tak akan ada yang mau menerimanya saat ini kan ? Bahkan kematian saja tak sudi menerimanya kemarin . Seulgi juga tak berniat lagi pergi menghampiri kematian , rasanya sakit sekali , sungguh . Apartemen ? Tidak, tidak . Yang benar saja , walaupun Jimin memang sudah mengubah atas nama Seulgi tetap saja itu milik Jimin , Seulgi juga sudah bersumpah tak akan menerima apapun lagi dari Jimin .
"Baiklah , aku kesana hanya untuk mengambil ponsel lamaku . Mungkin masih ada disana kan" Seulgi berbicara pada dirinya sendiri . Untung saja masih ada beberapa uang sisa yang tersimpan untuk menaiki bus keapartemen . Seperti yang dikatakannya , hanya untuk mengambil ponsel lamanya yang mungkin masih disimpan Jimin disana .
Tak butuh waktu lama , Seulgi sampai disana . Sempat meragu , namun tetap memaksakan diri untuk masuk kesana , bagaimanapun dia sangat membutuhkan ponselnya .
Tak ada yang berubah saat Seulgi masuk kedalam sana , masih tetap sama . Hanya saja Kamarnya sudah terlihat rapi dan bersih , mungkin Jimin yang sudah mengurus nya mengingat terakhir kali diranjangnya penuh darah .
Seulgi membuka beberapa laci ataupun lemari yang ada disana , namun sama sekali tak menemukan apa yang dicarinya . Hanya ada ponsel yang diberikan Jimin disana . Haruskah dia mengambil yang itu saja ? Atau menghubungi Jimin untuk menanyakan keberadaan posel lamanya ?
Tak berfikir panjang , Seulgi mengambil ponsel itu dan menyalakannya . Dengan keadaan yang masih berdiri Seulgi sempat mengecek ponselnya , ada beberapa pesan dan panggilan yang tak terjawab yang baru saja terlihat karena selama ini ponselnya dalam keadaan mati . Mungkin saat kedua orang itu berusaha menghubunginya dihari Seulgi mencoba mengakhiri nyawanya sendiri .
Seulgi mencari nomor Jimin setelah melihat - lihat ponsel itu , menekan tombol untuk memanggil nomor Jimin . Baiklah , tak apa apa bukan jika dia menghubungi Jimin ? Hanya untuk bertanya , tak ada hal lain kok . Suara panggilan yang terhubung membuat Seulgi meletakan ponsel itu ketelinga nya , menunggu suara lembut Jimin disebrang sana . Cukup lama suara panggilan terhubung itu terdengar sebelum ada jawaban .
Seulgi hampir terlonjak kaget saat sebuah tangan melingkar diperutnnya dengan erat . Kepala orang dibelakangnya terasa menyandar dipuundaknya , membuat Seulgi kesusahan untuk menoleh .
"Jimin ?"
.
.
.
Mau aku double up ?
Kalau rame komentar dan vote nya aku kasih double up 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [END]
FanficHanya ada dua kemungkinan di dunia ini tentang kata 'Kebetulan'. Satu, kemungkinan jika Kebetulan itu sendiri tidak ada di dunia ini. Dan dua, kemungkinan jika Kebetulan itu memang ada. Seperti saat Seulgi datang ke dunia Jimin, entah kebetulan ata...