15. Rumah Fattah (2)

2.8K 119 4
                                    

Satu-satunya hal yang lebih menyedihkan dari dibenci adalah diabaikan.

"Bantu umi masak yuk nak"

"Hm Ayo Umi"

Merekapun menuju ke dapur untuk memasak makan siang

"Mau masak apa umi?"

"Hm mau masakin makanan kesukaannya Fattah"
kata umi sambil senyum

"Emang masak apa umi?"

"Ikan goreng saus tiram"

"oh yaudah yuk kita masak"

Fattah pun turun dari tangga dan melihat keakrabatan uminya dan Tasya sambil tersenyum.
dan Saudah  pun menyusul dari belakang Fattah

"Hayoo!! ketauan nihh yee ngelirik kak Tasya"

"Husst! diem dek"

"Hhi iya abang"

Saudah pun menyusul ke dapur untuk membatu uminya dan Tasya

"Umi sama kak tasya masak apa nih?? kok harum banget??"

"Masak Ikan goreng saus tiram"

"Wih enak dong umii"

Tasya pun hanya tersenyum melihat saudah dan uminya

"yee udah siap"

"Alhamdulillah"

"Nak Tasya Tolong panggilin Fattah sama saudah biar kita bisa makan siang bareng"

"hm kak fattah?"

"iya tuhh dia sama saudah lagi main Ps"

Tasya berjalan pelan ke arah ruangan keluarga

"Ehem ka-kak fattah sama saudah yuk makan udah di panggilin umi"

Fattah pun menoleh dan mengangguk singkat dan saudah pun langsung ngacir ke ruang makan
Tasya pun menyusul saudah dari belakang.
dan di susul lagi oleh Fattah

"Umi Maaf fattah ga bisa makan siang bareng, fattah ada urusan mendadak dari kantor, jadi fattah nanti makan siang diluar aja"

"Ya udah ga papa"

"Assalamu'laikum"

"Wa'ailakumsalam"

Sakit itulah yang di rasakan Tasya sekarang ia ingin menangis tapi ga mungkin ia menangis di depan saudah apalagi umi
Padahal ia ingin makan bersama Fattah dan mencicipi masakannya dan umi

Melihat kejadian tadi hati Tasya masih sedih, ia merasa ada yang beda dari sikap Fattah, tapi mungkin aja dia emang sibuk pikir tasya

MenjemputKu Dengan KhitbahMuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang