30. Menghilang

3.1K 132 28
                                    

"Aku tidak pernah keberatan  menunggu  siapa pun berapa lama pun selama aku masih mencintainya"


Disini diruang UGD, sehabis pingsan Tasya langsung dibawa ke UGD sudah 6 jam Tasya juga belum siuman, ia syok bahwa kenyataanya Rian telah pergi darinya.

Tasya mengerjap-ngerjapkan matanya menyusaikan cahaya di sekelilingya, lalu ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

"Tasya kamu sudah sadar Nak?"

"Ibu hiks"

"Udah sayang jangan di pikirkan lagi yah"
Kata Wita sambil menghapus air mata Tasya.

"Ibu aku mau ketemu Kak Rian buu"

"Rian udah pergi sayang, setelah kamu pingsan Rian langsung di bawa oleh keluarganya "

"Ayoo bu kita pulanggg"
Seru Tasya.

"Tasya kamu belum membaik Nak"

"Bu"

"Hufftt Yaudah ayo"

~~~

Sepi, biasanya dirumah duka akan ramai orang yang berlayat, disini hanya keheningan tanpa ada satu pun orang seperti tidak ada penghuni.

"Bu kok sepi?"

"Ibu juga engga tau Nak, atau mungkin sudah dikebumikan, coba kamu telfon Rita"

Tasya pun mengeluarkan  handphone nya dari dalam tas.

Maaf nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan silahkan hubungi kembali.

"Engga aktif bu"

"Kita pulang  ya Nak"

"Sebentar bu siapa tahu mereka pulang kesini"

Wita memandang iba, Tasya yang sedang duduk di depan pagar rumah Rian, kenapa percintaan Anaknya sesakit ini.

Sudah 5 jam  Tasya dan Wita menunggu sekarang sudah pukul 3 sore.

"Tasya kamu mau sampai kapan mau menunggu Nak?"

"Tasya mau nelfon Mama Ratna"

Maaf nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan silahkan hubungi kembali.

Lagi-lagi hanya suara operator yang terdengar  Tasya mendesah kecewa lalu Tasya dan Wita pergi dari Rumah Rian.

~~~

Sudah 2 bulan berlalu semenjak kepergian Rian, Rita juga menghilang, rumahnya juga sama sewaktu dulu Tasya  kunjungi hanya keheningan yang ada.
Nomor telfon mereka tidak ada yang aktif. Seperti ditelan bumi hilang tanpa jejak.

"Hey ngelamun muluk"
Kata Khadijah sambil menyolek dagu Tasya.

Tasya hanya tersenyum tipis

Semenjak kepergian Rian, Tasya sangat irit untuk berbicara, sering melamun, dan mudah menangis.

"Kamu masih ada kelas Tas?

"Engga"
Kata Tasya menggeleng.

"Huftttt"
Khadijah membuang nafasnya kasar melihat sifat Tasya yang berubah  drastis ini akibat kepergian Rian.

"Tasya"
Lalu Khadijah menggenggam tangan Tasya, Tasya hanya memandang  khadijah dengan pandangan kosong.

"Kamu engga boleh kaya gini terus Tas, hidup kamu sama Rian udah berbeda, sekarang kamu jalanin untuk masa depan kamu Tas. Sekarang coba biasakan seperti kamu belum bertemu sama Rian yah, ingat ya Tasya Allah engga suka Hambanya terlalu berharap dan sedih kepada makhluknya"

MenjemputKu Dengan KhitbahMuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang