21. Dokter Cinta

2.7K 120 8
                                    

DatangNya dirimu cukup membuatku, bahagia walau sejenak

        Hari ini Tasya mengerjakan tugas di cafe sebrang kampus, Ayu ia tak kuliah, ina ada urusan, khadijah dan Aisyah pergi ke toko buku.
Tinggalah Tasya sendiri menikmati secangkir milktea dan wifi.

"Duh tugas pak dewa banyak banget"
gumam Tasya

Dukkk
bunyi kursi di depan seseorang duduk di depan Tasya.

"Assalamu'laikum"
kata Rian dengan senyuman khasnya

"Wa'ailakumsalam"
kata Tasya sambil tersenyum lalu menuddukan pandangannya.

"Sendirian aja nih?"
kata Rian sambil menoleh kekanan dan kekiri

"Hm iya yang lain pada sibuk, kakak sendiri"

"Saya? biasa nyari angin seger eh malah ketemu yang manis"

"hm ohhh"
kata Tasya polos

      Sungguh Rian gemes melihat wanita didepannya ini  memang terlalu polos atau memang sangat polos?
mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing, Tasya dengan Laptopnya, Rian dengan menatap sekelilingnya.

"Tasya"

"hm ya?"

      Tiba-tiba Rian gugup ia ingin  membicarakan sesuatu, sebenarnya ia sudah lama, ingin mengta'aruf Wanita di depannya ini karena dirasa  waktu yang kurang tepat, mungkin kali ini diwaktu yang tepat.

"Ekhem, hmmm"

"hhhe  Tasya Kakak lucu deh kayak gugup"
kekeh Tasya

"Emang lagi gugup"
bati Rian

"Hm Tasya kamu sekarang, lagi deket sama seseorang gitu?"

Alis Tasya mengerut memikirkan sesuatu lalu menggeleng.

"engga ada emang kenapa?"

"Saya ma-mau mengajukan Ta'aruf sama kamu"

Mata Tasya melotot terkejut

"Kak-kak Rian mau mengajukan Ta'aruf sama Tasya?"

"iya"
kata Rian sambil mengangguk

Tasya menelan salivanya kasar

"hm ta-tapi Kak aku engga bisa"

"Kenapa??"

"Karena aku udah di ta'aruf"

Perasaan Rian sekarang menjadi patah berkeping-keping.

Tiba-tiba terdengar isak tangis wanita di depannya Ini.

"hiks hiks maaf kak"

"eng-ga apa-apa kok Tas, jangan nangis gitu dong"
kata Rian membujuk

"Kak kalo aku batalin ta'aruf orang itu gimana?, aku sakit"
kata Tasya sambil menyentuh dada nya.

Untunglah kondisi mereka duduk cukup sepi, di lantai atas hanya berisi 6 orang, dan tempat duduk mereka pun membelakangi pengunjung yang lain.

Melihat Tasya seperti memendam sesuatu ingin rasanya Rian merengkuh tubuh mungil itu kedalam pelukannya agar terlihat lebih tenang.

"Kalo saya boleh tau alasan kamu batalin ta'arufnya kenapa?, apa karena saya?"

"bukan"
kata Tasya menggeleng

"Lalu?"

"Karena dia terlalu sakit untuk dipertahankan Kak, biarlah hati ini istirahat sejenak"

Rian mengusap wajahnya kasar, lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Kalo menurut kamu itu yang terbaik silahkan, tapi saya masih ada kesempatankan"
kata Rian sambil terkekeh

"hhe semua orang berhak dicintai dan mencintai, tapi harus Halal duluuuuuu"
kata Tasya

"Atau mau di langsung proses Khitbah?"
kata Rian sambil terkekeh dan menaik turunkan alisnya.

"Nanti di pikirin dengan matang dulu dehh"
kata Tasya, lalu mereka terkekeh

"Tasya saya siap jadi Dokter cinta kamu, kalau kamu emang udah terlanjur sakit biar, saya operasi"

Alis Tasya mengerut

"Kok di operasi sih?"

"Biar Hati kamu saya gantikan dengan yang lebih tulus mencintai kamu tanpa memandang masa lalumu"

Yang tadinya Tasya tertawa geli, akibat gombalan Rian, menjadi berhenti dan menahan rasa sakit itu.

"operasi aja aku kak"
batin Tasya.











































MenjemputKu Dengan KhitbahMuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang