22. Pertengkaraan

2.8K 130 18
                                    

Jangan jadikan pertengkaran sebagai momen perpisahan, Jadikanlah pertengkaran sebagai momen yang membuat kita lebih bisa mengenal kepribadian.

     Hari ini Tasya ada kuliah pagi, sebelum memasuki kelas Tasya  sempatkan untuk waktu Dhuhanya.
Setelah kelasnya selesai Tasya langsung ngacir ke Perpustakaan entahlah akhir- akhir ini ia lebih suka menyendiri.

Ting
Ponsel Tasya berbunyi tanda ada pesan masuk

Kak Fattah : Assalamu'laikum Tasya kamu lagi sibuk?

Tasya :  Wa'laikumsalam,  Engga.

Kak Fattah : Ummi kangen sama kamu, kamu lagi dimana biar saya jemput.

Tasya : ngga perlu jemput Tasya bisa sendiri.

Entah kenapa menurut Fattah Tasya seakan ketus, dan marah dalam pesan itu entah perasaannya saja atau mungkin?.

~~~~

Tok tok
bunyi pintu diketuk Fattah pun membuka pintu

"Assalamu'laikum"
kata Tasya dengan senyumannya

"Wa'ailakumsalam, silahkan masuk"

Tasya pun masuk dan terlihat Ummi dengan adonan kuenya yang sedang di mixer.

"Assalamu'laikum Ummi"
kata Tasya lalu menyalami tangan Citra

"Wa'ailakumsalam sayang, baru pulang kuliah ya nak?"

"iya Ummi, tadi Tasya mampir bentar ke Perpustakaan"

Fattah hanya mendengarkan pembicaraan mereka dari ruang keluarga.

"AstagFirullah, Ummi lupa beli tepung maizena"
kata Ummi menepuk jidatnya sendiri.

"Terus gimana Ummi?"

"Kamu minta kawanin Fattah ya nak"

"Eh ta-"

"Fattah"

"Iya ada apa Ummi"
kata Fattah berjalan lesu ke dapur

"Kamu kawanin Tasya gih ke supermarket beli tepung maizena, sama baking soda sekalian"

"hmmm"
Fattah pun lalu pergi ke pintu

Tasya yang kaku, dan sedikit gugup pun bingung

"Tasya, Fattah udah nungguin tuh di depan"

"Ha iya Ummi"
Tasya pun berlari ke depan

Melihat Fattah dan Tasya membuat Citra tersenyum.

~~~~

Awkard yap mereka lagi di posisi cukup dingin, dengan pikirannya masing-masing.
Tasya yang sibuk melihat ke jendela, dan Fattah yang sibuk menyetir.
Bingung harus melakukan apa Tasya berinisiatif untuk memulai pembicaraan.

" hm Kak Fattah"

Fattah hanya menoleh untuk menanyakan apa?

"Hm aku mau ngomong soal  kita"
kata Tasya sambil memainkan jari-jarinya.

Fattah hanya tersenyum miring.

"Kamu masih menganggap kita proses pendekatan?"

Tasya mengangguk.

"Tapi saya ga sudi, pendekatan sama kamu"

Tasya menelan salivanya kasar, Tasya benar-benar muak dengan semua ini.

"Salah aku apa sih kak!, selama ini aku engga pernah merasa bicara yang menyakitkan hati Kak Fattah"
kaya Tasya memburu

"Salah kamu, dengan sok sucinya kamu itu menutupi kekotoran kamu"

MenjemputKu Dengan KhitbahMuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang