"Ketika semua orang bermimpi, aku paling takut bermimpi, karena aku takut terbangun dikenyataan yang tak seharusnya"
Sudah 2 minggu semenjak kejadian terjebak di Lift waktu itu hubungan Fattah dan Tasya mulai membaik, tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka.
"Tas"
"Hmm"
Kata Tasya sambil mengetik sesuatu di laptop nya."Ish aku tuh ngomong serius tauk ihh"
Kata Mia"Ada apa sih Mia ku Sayang"
Kata Tasya sambil mencubit gemas kedua pipinya."Ck aku tuh bingung Tas terima atau engga perjodohan aku sama Kak Bima"
"Hufftt Sholat Isthikharoh kalau kamu bingung"
Kata Tasya kembali mengetik."Tapi tetap aja Tas aku tuh bingung"
Tasya pun mengusap wajahnya kasar.
"Gini yah Mia kalau kamu lebih khusyu lebih tenang, coba deh kamu tepatin di hatimu kamu, Bima itu cocok sama kamu InsyAllah engga papa kok, kamu itu cepat mengambil kesimpulan sih"
Mia pun terdiam.
"Makasih Tas atas sarannya"
Lalu Mia kembali ke mejanya.~~~
Waktu telah menunjukkan pukul 11.35 sebentar lagi waktunya makan siang.
Tasya pun mulai memberisi mejanya yang berantakan."Mia yuk kita turun bentar lagi jam makan siang"
"Males ah Tas nanti ketemu lagi sama Kak Bima"
"Ck kamu ini, mau nahan lapar?"
"Iya dehhh"
Lalu mereka pun pergi ke lantai bawah untuk makan di kantin kantor.
Setibanya di kantin suasana kantin sangat ramai, tinggal satu meja di pojokan dekat dinding.
Lalu Tasya pun mengajak Mia pergi ke meja yang kosong terdapat empat kursi dengan meja yang memanjang."Kamu mesan apa Tas?"
"Hmm nasi goreng aja"
"Okee"
Lalu Mia pun pergi untuk memesan makanan mereka.
"Permisi"
Tasya yang sedang memainkan handphone nya mendongak melihat siapa orangnya yang berdiri di depannya.
"Kak Fat- eh maksudnya pak Fattah"
Kata Tasya sambil terkekeh."Boleh saya duduk disini, engga ada meja lain soalnya"
"Iya engga papa kok Pak"
"Kamu sama siapa?"
"Mia"
Tasya pun melirik pria disebelah Fattah laki-laki itu sangat dingin irit bicara dan jarang senyum, atau gara-gara itu yang membuat Mia bingung.
"Ini Tas--"
Kata Mia sedikit terkejut melihat di mejanya ada Fattah dan ada Bima.Mia menelan salivanya kasar tiba - tiba gugup menghampirinya, dengan kaku Mia pun duduk, diliriknya pria didepannya, Bima yang sedang memainkan handphone nya.
"Ekhemmm"
Tasya sengaja berdehem agar suasana tidak terlalu canggung.Lalu Bima pun mendongak dan langsung bertatap dengan Mia membuat jantung Mia berdegup dua kali lebih cepat.
Tasya tersenyum geli melihat tingkah mereka berdua, kalau dilihat Mia dan Bima sangat cocok, Mia yang banyak bicara dan Bima yang irit bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MenjemputKu Dengan KhitbahMu
Espiritual"Tasya saya janji akan menikahi kamu, Tunggu, saya benar-benar siap dengan semuanya" "Jika kamu Memang serius, datanglah kerumahku, saat kau benar-benar siap.Jangan menjajanjikan pernikahan bila kamu tak mampu memberikan kepastian, lelaki manapun bi...