Selepas sholat shubuh, aku ngga langsung mandi. Aku mengepel lantai dulu kemudian mencuci sandalku. Eh pas udah selesai, aku kebentur jemuran bambu di depan rumah Bu Kusniah. Sakit? Enggak sih, cuma pengen ketawa aja.
Selesai cuci sandal, aku baca al-Qur’an di ruang depan. Aku merasa ada yang lewat. Jangan-jangan... oh Bang Fey. Aku pindah ke kamar depan. Terus buku diaryku, kuletakkan di ruang tengah dengan selembar kertas untuk mengerjakan tugas. Tiba-tiba kulihat buku diaryku sudah di tangan Fey dan dibaca-baca olehnya. Aku loncat dari kasur dan berteriak, “TIDAAAAK!”
PLAK! Aku menampar Fey.
Dia ngga marah, hanya meminta maaf dan berkata, “Aku mah ngga baca isinya, cuma lihat tanggal-tanggalnya aja,”
“Terus kenapa kamu ambil kertas selembar aku?”
“Lah kirain ini buat nyatet belanjaan,”
Huft! Relakanlah...
Aku masih sebal sama dia, tapi dia malah mengambil selembar kertas yang akan kupakai mencatat tugas dan tetap tenang serasa tak ada kata salah bagi seorang ketua kelompok.
Oh ya, hari ini aku diminta untuk mengajar di PAUD Miftahul Huda al-Barokah 1. Hari ini Ulfah ke rumah temannya. Otomatis, aku harus mengajar sendiri. Baiklah, aku mandi dulu biar... coba tebak? Yang bisa jawab kuberi hadiah menarik.
1. Menarik angkot
2. Menarik becak
3. Menarik delman
4. Dan lain-lain....
Aku ke PAUD dengan mengendarai sepeda. Yah beginilah rasanya hidup sederhana dan tidak banyak gaya. Halah jadi apa bae. Okay, aku diminta mengajar PAUD kelas besar. Besar apanya? Hahaha...
Di kelas, dua guru sedang memasang papan tulis dan kantong huruf. Aku membantu mereka. Pelajaran yang diberikan adalah bernyanyi, menyusun kata, menarik garis, dan mewarnai. Saat mewarnai, ada yang mewarnai gambar permen lolipop. Seorang murid berkata, “Sampahnya warna hijau, Bu”
Yang dimaksud sampah permen lolipop adalah bungkus permen. Baiklah kuyakin hal itu tidak lucu bagi kalian. Tapi aku tertawa saat siswa tersebut berkata seperti itu.
Okay, pukul 10 WIB para siswa PAUD duduk dengan rapi karena harus berdoa sebelum pulang. Aku dan Bu Guru menyanyikan beberapa lagu dan berdoa. Setelah itu, syarat pulang adalah bisa menjawab pertanyaan yang Bu Guru ajukan.
Sepulang dari PAUD, Ahya meneleponku. Ia menyuruhku datang ke Kantor Desa untuk menyelesaikan tugas menulis blog KKN. Aku ke sana naik sepeda, sebenarnya mau pulang dulu ganti motor tapi kelamaan. Yasudah aku lanjut saja, walaupun perlu waktu lama dan rokku selalu tersangkut di gigi roda belakang sepeda. Nyiksa, euy!
Sesampainya di Kantor Desa, aku bertemu dua laki-laki namanya Ahya dan Lepimen. Kami pindah ke saung di sekitar Kantor Desa. Aku diminta untuk membuat menu dan sub menu blog. Entah mengapa aku merasa kesulitan, padahal di blogku mudah-mudah saja. Atau jangan-jangan...
Aku tidak menyerah, hanya lelah saja. Hampir satu jam belum ada kemajuan. Aku pinjam hape Ahya untuk foto-foto. Ngga apa-apalah untuk kenang-kenangan. Terus aku bertanya ke Ahya, “Namanya Ahya siapa?”
“Ahmad Khoirul Ahya,”
“Namanya bagus,”
Asli! Tanpa pengawet buatan. Namanya bagus, artinya juga bagus Ahmad Khoirul Ahya (Terpuji dalam kebaikan hidup). Tetapi entah mengapa namanya tak sebagus orangnya. Maaf Ya Maaf! Peace, Ya...
Ahya? Kalau kamu baca tulisan ini dan kecewa. Tolong, saat kita bertemu janganlah engkau pukul aku, ya? Kalau meluk boleh? Engga!
Di sela-sela meminjam hape Ahya, aku minta password wifi Kantor Desa kepadanya. Alhamdulillah dikasih. Ah senangnya dan yang lebih menyenangkan sekaligus membahagiakan hatiku adalah Ali chat aku di line dan dia bilang bahwa, “Ridha alhamdulillah saya lulus,”
Kebahagiaan itu sudah mencapai puncaknya. Di samping kiriku ada Ahya sedang melihat blog KKN yang sedang diperbarui oleh Lepimen. Tiba-tiba, “Alhamdulillah, aku seneng banget!”
Tau ngga apa yang kulakukan saat itu, aku langsung memeluk Ahya tanpa memikirkan apa yang terfikirkan olehnya. Astaghfirullah aku segera ingat, dia bukan mahromku. Aku minta maaf ke Ahya, dia maafin aku dan ngga marah ke aku. “Maaf, Ya. Aku seneng banget. Saudara aku lulus sidang,”
“Saudara apa....? Hmmm,”
“Saudara,”
“Saudara ketemu gede?”
“Saudara, Ya.”
Aku khilaf, saking senengnya sampai ngga sadar tempat dan sekitar. Duh Ali, kamu chat aku di saat yang ngga tepat. Masa chat aku pas lagi sibuk-sibuknya ngoprek blog KKN dengan dua lelaki. Aku kan jadi bahagia kamu lulus sidang dan aku curahin kebahagiaan itu di tempat yang salah. Haha Ahya Ahya... jadi pengen ketawa kalau ingat itu.
Selamat ya Ali...
Aku belum bisa membalas chatnya karena modal wifi. Wajar kalau sinyal hilang-hilangan. Okay, aku masih sibuk dengan blog KKN sampai adzan dzuhur berkumandang. Setengah jam kemudian kami pulang. Aku ngga sholat karena sedang berhalangan. Sebelum pulang, aku foto bareng Ahya. Saat mereka sudah keluar kantor desa, aku setor hadits dulu ke programjodoh.
Baiklah, aku pulang dengan perasaan bahagia. Entah bahagia karena yang mana. Yang pasti aku bahagia sampai setiap bertemu orang, aku senyumin. Bagus dong, tapi ngga hanya karena aku bahagia saja. Tetapi setiap hari, setiap saat, dan setiap keadaan bisa begini terus. Di hadapan orang ya? Bukan senyum sendiri.
Di perjalanan pulang, aku mampir dulu ke mushola dekat Posyandu Tunas Mekar. Aku numpang wudhu. Kemudian melanjutkan perjalanan. Aku melihat Rusmi. Karena jauh, aku kesulitan menyapa. Ah masa harus teriak-teriak.
Sesampainya di posko, ada es buah. Aku mau. SERBUUUUUUU!!!
Aku minum es buah sampai nambah berapa kali, ya? Ngga dihitung. Tapi ada satu moment menyebalkan saat akan menambahkan gula pasir ke es buah. Gula yang masih di plastik terbanting ke lantai dan ..... pecah berserakan. Aku bingung mau dibagaimanakan. Kucari mangkuk, piring, serta tisu untuk memasukan gula ke dalamnya serta membersihkannya. Walaupun masih lengket tetapi minum es buahnya, LANJOOOOOT!
Sarif bangkit, bangkit dari tidurannya ya? Bukan dari kubur. Alah! Serem pisan kalau gitu. Dia ikut minum es buah bareng aku. Yaelah ketahuan laper nih si Sarif. Aku yakin tadi dia udah minum, sekarang kenapa minum lagi. Atau karena ingin menemani aku? Wah... aku tambah bahagia.
Selesai makan es buah, aku buka medsos. Aku ketawa-tawa sendiri liat foto wisuda Ali di IG dan Facebook. Aku langsung cabut charger dan bawa hape ke kamar depan. Di sana ada Dian. Aku tertawa geli di hadapannya. Menceritakan tentang kejadian tadi siang. Ah aku tidak tahu harus menumpahkan kebahagiaan ke siapa lagi, tapi rasa syukur ini sangat pantas dicurahkan ke Alloh, kenapa ya aku bahagia? Kan Alloh yang bahagiain aku.
Aku membalas chat Ali pukul 15:00 WIB. Kemudian, aku mandi. setelah mandi ada kumpulan rapt sensus kelompok 327. Aku sekelompok sama Gina dan Sarif ke RT 02/ RW 07 dan RT 01/ RW 08. Kita dikasih kertas untuk menggambar peta, yah kertas aku kotor kena bungkus es krim coklat yang masih tersisa dan itu sangat menyebalkan. Kenapa coba sekolah tinggi-tinggi kalau buang sampah masih sembarangan dan aku selalu berkata begitu jika ada mahasiswa/i yang masih buang sampah sembarangan. Harusnya mereka sadar dampak negatif dari itu semua.
Karena aku ngga sholat, aku di kamar aja dari maghrib sambil menunggu balasan dari Ali. Ternyata belum dibalas. Aku tidur dan bangun pukul 21 WIB. Jelas dong aku ngga bisa tidur lagi. Di saat yang lain tidur, aku malah ke ruang tengah untuk melihat balasan chat. Karena hanya diread, akhirnya aku menonton video-video di line. Seru deh, sampai pukul 23 aku di ruang tengah. Aku ke kamar mandi, kemudian tidur ke ruang tengah. Rasanya ada yang aneh, aku merasa ada Dian ke kamar mandi, tetapi kenapa pintu kamar depan tidak berbunyi. Di samping itu, ada suara nafas berat. Kukira Fitri. Kemudian nafas itu terdengar ke telinga kiriku dan badanku kaku, berat, dan sulit bergerak.
Paginya aku bertanya ke Dian, apakah semalam ke kamar mandi?
Ia menjawab bahwa, semalam ia menginap di rumah temannya.
Lalu semalam siapa yang ke kamar mandi setelah aku?
TANYA KENAPA?
Yaa Allah, Engkau lebih tahu ini semua.
Aku sangat bersyukur atas hari ini. Walau bagaimana pun ini sudah menjadi ketetapan. Tetap semangat KKN apapun yang terjadi. Karena ini akan menjadi cerita indah di masa tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN di Desa Rejasari
Non-FictionKota Banjar, Kecamatan Langensari, di Desa Rejasari tepatnya, kami mengukir cerita bersama. Sebelum menyelam ke dalam isi diary KKN ini, penulis akan memperkenalkan tokoh nyata dalam cerita KKN kelompok 327 yang berjumlah 14 orang.... 1. Feri Sandri...