Hari ini aku bangun saat adzan shubuh berkumandang, jadi bisa dipastikan bahwa shubuhku masbuk. Aku heran saja mengapa tidur cepat tetapi bangun bisa kesiangan. Oke tidak perlu diperpanjang. Kegiatan pagi ini adalah berkumpul di ruang depan menunggu Ulfah untuk ke PAUD Al-Barokah.
Saat ia sudah siap, aku dan Ulfah bertanya kepada tetangga depan posko untuk bertanya bahwa PAUD buka atau engga hari ini. Sambil aku minta anter fotoin aku di tumpukan tepes. Nah, tahu ngga tepes apaan?
Kata warga Sampih, Tepes adalah kulit luar kelapa yang membungkus batok kelapa. Biasanya tepes ini dikumpulkan oleh warga dan disusun di suatu tempat kosong sekitar rumah mereka. Fungsi dari tepes sendiri adalah untuk genen atau bahasa kita mah perapian bisa untuk memasak biasa atau memasak gula agar rasanya lebih enak dan gurih.
Setelah itu, kita berdua ke PAUD AL-Barokah 1. Sepanjang jalan kita mengobrol bersama, saat sudah sampai di PAUD, Ulfah nanya sama salah satu warga yang ada di depan PAUD, katanya PAUD sedang libur. Masuknya senin-jum’at. Jadinya, kita pulang lagi ke posko.Di depan posko, aku, Dian, dan Ulfah membuat ayunan gitu. Aku ngga tau namanya apa, pokoknya mah sejenis ayunan tapi bentuknya kayak kain panjang gitu. Aku dan Dian berdua-duaan di ayunan panjang itu sambil foto-foto. Seru bangetlah. Sambil menunggu waktu adzan dzuhur berkumandang.
Dian mengajakku sarapan, karena masakan sudah matang. Menu hari ini adalah jengkol. Sedap pisanlah. Aku aja sampai nambah 2x. Catat ya? Bukan jengkolnya yang dibanyakin, tapi ikan asinnya. Takut mengundang madharat yang besar. Haha peka dikitlah.
Adzan dzuhur pun berkumandang, aku dan Sarif ke mushala, sepulangnya kita ngobrol bareng di ruang tengah. Ngobrolin seputar buku dan tulisan-tulisan aku sampai adzan Ashar berkumandang. Kemudian kita langsung ke mushala bareng lagi.
Selesai sholat, aku ngga langsung pulang tapi bantuin Bu Saroh bersih-bersih dulu. Saat bersih-bersih, Bu Saroh mengambil alat-alat kebersihan di rumahnya. Di samping itu, ada Pak Aceng lagi mau manjat pohon kelapa untuk mengambil air gula kelapa di pohon kelapa depan mushala Al-Hidayah. Aku dikasih segelas. Enak tenan.
Setelah selesai bersih-bersih, aku main ke rumah Mbah Zaenab. Banyak yang kita obrolin. Tau ngga? Rumahnya gede banget, dia tinggal sendiri karena suaminya sudah meninggal bulan Syawwal kemarin.
Di rumah Mbah Zaenab, aku dikasih makanan. Alhamdulillah, rezeki mah bisa datang darimana aja. aku mah betah banget di sini. Kalau diizinin, aku pengen banget tidur di sini selama satu bulan ke depan. Kita mengobrol lama, tidak terasa adzan maghrib berkumandang. Aku numpang mandi di rumah Mbah. Mbah juga mandi. Terus kita ke mushola bareng.
Sambil menunggu adzan Isya, aku mengajar anak-anak warga Sampih mengaji. Kemudian saat anak-anak sudah selesai mengaji, aku mengobrol dengan ibu-ibu jama’ah sholat. Ada Mbah Zaenab, Mamahnya Syifa, dan Mbah satu lagi (aku lupa namanya). Kita mengobrol bersama walaupun sempat mati lampu sebentar. Aku mengobrol ke Mamahnya Syifa, eh beliau bilang kalau berjualan baju di Pasar Langkap. Tentu aku tertarik. Akhirnya aku meminta agar besok bisa ikut ke sana.
Seusai sholat Isya, aku ke rumah Mbah Zaenab mengambil air kelapa yang tadi sore diberi oleh Pak Aceng. Terus aku ke posko mengambil hape. Ternyata ngga ke charge hapenya. Sedih banget ih. Mana Bang Shanto pengen V-Call sama aku. Merasa bersalah banget tapi ada kesibukan. Mamahnya Syifa juga ngga hafal nomer hapenya. Akhirnya aku ajak Dian ke rumah Mamah Syifa.
Ternyata bapaknya Syifa adalah penjahat, eh penjahit. Haha kepeleset online. Dian mau pesan rok hitam ke Mamahnya Syifa. Sedangkan aku ditawari gamis kutung. Bagus sih, tapi belum ditentuin harga. Aku sih mau pesan untuk dijadikan kenang-kenangan dari KKN di Sampih. Semoga bisa kebeli yah?
Sepulang dari sana, aku ke posko lagi. Dian ngga masuk posko, dia duduk di atas motor. Aku keluar posko lagi nemenin Dian, aku duduk di sepeda. Kita mengobrol bersama. Dan pada akhirnya, Dian mengajak jalan-jalan ke Alun-Alun Kota Banjar. Sekalian aku juga beli pulsa internet.
Berangkatlah, aku, Dian, Ulfah, Reka, Yana, dan Dede. Aku dibonceng Reka, Dian dibonceng Dede, dan Ulfah dibonceng Yana. Kita berenam menuju Alun-Alun. Aku bahagia banget hari ini. Kita naik motornya ngebut. Rasanya pengen meluk pinggang si Reka karena aku takut terbang. Haha. Astaghfirullah, aku harus jaga perasaan pacarnya Reka.
Perjalanannya cukup lama karena jauh, letaknya di Kota Banjar. Butuh waktu sekitar sejam untuk sampai kesana. Dan saat sudah sampai, kita foto-foto bareng. Ah pokonya have fun lah. Aku bahagia... bahagia... bahagia... ngga tau mau bilang apa lagi kalau udah bahagia sebagai kata-kata tertinggi saat itu.
Habis dari Alun-Alun, kita ke Banjar Atas. Nongkrong sama ngopi bareng, kami di sana sampai larut malam. Hingga akhirnya kita pulang pukul setengah dua belas malam.
Pintu posko pun sudah dikunci. Namun, karena Fitri memesan nasi goreng, jadi masih ada yang membukakan pintu. Alhamdulillah, akhirnya bisa masuk posko dengan tenang dan tidur dengan tenang. Aku bahagia banget hari ini. Oh iya, besok harus lari pagi dan membantu mamanya Syifa dagang di pasar.
![](https://img.wattpad.com/cover/201779656-288-k719425.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN di Desa Rejasari
Kurgu OlmayanKota Banjar, Kecamatan Langensari, di Desa Rejasari tepatnya, kami mengukir cerita bersama. Sebelum menyelam ke dalam isi diary KKN ini, penulis akan memperkenalkan tokoh nyata dalam cerita KKN kelompok 327 yang berjumlah 14 orang.... 1. Feri Sandri...