Kamis, 31 Agustus 2017

25 2 0
                                    

Diary KKN: Kamis, 31 Agustus 2017

"Ridha! Apa kau melihat hapeku?" suara itu mengejutkanku yang belum sepenuhnya terbangun dari tidur.

Aku langsung membuka mataku yang masih mengantuk, kulihat ia mengecek ke bawah selimut, bantal, dan kasur untuk mencari ponselnya.

"Ridha, bantulah aku. Coba kau miscall ke nomorku." Katanya lagi.

Aku meraih ponselku, lalu terdengarlah nada dering Tum Hi Ho dari ponsel Asiyah. Ia mencari ke sela-sela pakaian miliknya yang tertata, "Oh, ini dia hapeku,"

"Itu ada," ujarku agak kesal.

Walaupun kesal, namun agak tertolong karena aku bangun sebelum shubuh. Jadi, ada waktu untuk mandi dan mencuci.

Waduh! Semangat mandiku menurun saat melihat Uni sedang mencuci di kamar mandi. On the way kamar mandi Pak Nanang.

Apa! Gelap?

Aku mencari saklar lampu, bukan karena takut ada jin tomang atau kucing nyasar. Aku ngeri kecebur sumur, ngga lucu kan kalau pagi-pagi dapet musibah. Nanti para fans yang mau minta tanda tangan nyariin aku.

Akhirnya aku memutuskan untuk berganti pakaian dan berwudhu aja, kemudian aku menuju Langgar untuk menunaikan sholat shubuh.

Selesai sholat, aku berniat untuk mandi. Tapi masih ada orang di dalam. Ini adalah hal yang janggal, kenapa saat H-1 KKN selesai, mereka semua sibuk mencuci. Biasanya menunda sampai jamur dan kutu menempel.

"Ngapain dulu ya?"

Aku menonton beberapa video youtube di atas meja makan sambil menunggu pintu kamar mandi dibuka. Lama juga, keburu tidur deh gue.

Setelah Uni selesai, aku segera menyerobot kamar mandi, kemudian lanjut mencuci. Cuaca cukup cerah, kujemur pakaian di belakang rumah Pak Nanang.

"Mbak, ini ada nasi hajatan," aku menengok ke belakang, Bu Kusniah menghampiriku dengan membawa sebungkus nasi dan beberapa macam lauk.

"Ngga usah bu, buat Ita sama Salsa aja," tolakku.

"Udah bawa aja, makan bareng sama temen-temennya,"

Aku mengambil bungkusan tersebut dengan malu-malu. Padahal mah laper. Ssst...

"Makasih ya bu?"

"Iya," Bu Kusniah menuju ke dapurnya untuk lanjut memasak.

Oemji, rezeki anak lapar. Aku segera masuk ke posko lewat pintu belakang, karena termasuk akses terdekat menuju dapur.

Aku menaruh bungkusan tersebut di atas meja makan. Saat akan mengajak temanku makan makanan dari bu Kusniah, kulihat di posko tidak ada seorang pun. Kemanakah mereka? Baru ditinggal sebentar udah sepi aja.

Sepertinya aku tidak bermimpi. Aku bebas sendirian di posko. Hahaha. Eh sebentar, mereka ngga pulang ke rumah masing-masing kan?

Aku segera mengecek keberadaan tas mereka. Alhamdulillah, Masih ada ternyata. Aman. Yasudah, akhirnya aku menuju kamar tengah untuk melipat baju kemudian menuju ruang tengah untuk memindahkan foto KKN ke laptop. Sayang dong foto kenangan ngga diback up.

Gabut juga kelamaan sendiri di posko, akhirnya aku menuju kamar lagi untuk menonton video horor di laptop. Tak lama kemudian, ada sosok yang masuk ke kamarku.

Oh Ulfah, kirain ada jin tomang mau ngeprank aku. Hampir aja kulempar laptop ke arahnya. Huft, jantungku berdebar kencang, saking seriusnya nonton video horor. Haha...

"Kenapa sih, dha?" tanya Ulfah heran.

"Kaget aja. Haha."

"Ada Pak Dadang di ruang depan, suruh ngumpul," katanya.

KKN di Desa RejasariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang