Jadwal hari ini adalah kunjungan ke MIN 2 Banjar yang letaknya tidak jauh dari posko 327. Setelah kami bersih-bersih diri dan sudah lengkap, kami menuju ke sana bersama-sama, walau pun masih ada yang tertinggal. Siapa coba? Aku.
Sesampainya di MIN, aku dan Teh Uni ngga tau tempat berkumpul teman sekelompok kami. Hingga akhirnya ada yang memanggil kami untuk ke ruang guru. Oh alhamdulillah tidak tersesat ke dunia lain. Gawat itu kalau tersesat, kata lagunya rumor yang berjudul butiran debu mah, “Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang,” ASEK...!!!
Baik, baik, aku ngga akan bahas lagu karena akan panjang jalan ceritanya. Sebab aku sedang membuat cerita kisah nyata yang dipendekkan, sependek-pendeknya.
Kami berempat belas, kelompok 327 berkumpul di ruang guru untuk perkenalan/sosialisasi awal. Gurunya banyak yang ngga dikenal, ya iyalah orang baru ketemu. Kalau lama ketemu tapi ngga kenal mah, hati-hati saja. Haha...
Saat sosialisasi, kami semua memperkenalkan diri. Termasuk pengajar di MIN tersebut. Setelah perkenalan, seorang guru yang sepertinya adalah Wakasek atau singkatan dari Wakil Kepala Sekolah, memberi keterangan dan pengenalan seputar MIN dan ada salah satu kata mutiara yang terucap darinya setelah perkenalan kami, yaitu “Perbedaan adalah suatu keindahan,” GOOD!
Bu Wakasek menjelaskan bahwa di Banjar terdapat 4 bangunan Madrasah Ibtida’iyah dan 6 bangunan Sekolah Dasar. Salah satunya, MIN 2 Banjar terletak di Dusun Sampih, sedangkan MIN 1 Banjar terletak di Kecamatan Pataruman dan MIN 3 Banjar di Kecamatan Banjar. Di samping itu, pengajar MIN 2 Banjar rata-rata adalah lulusan UIN Bandung.
Setelah perkenalan selesai, kami melihat-lihat dan berkeliling MIN. Banyak siswa dan siswi bersalaman kepada kami. Serasa jadi guru beneran ini teh. Kemudian, aku, Fey, dan Dian ke perpustakaan. Tetapi tidak jadi. Jadinya kemana coba? Ya ke kantin. Si Fey beli batagor. Aku mah beli apa? Mau hemat uang dulu.Soalnya sedih kalau diceritain mah.
Sepulang dari MIN, adzan sholat jum’at berkumandang. Saatnya ummat Islam khususnya kaum Adam diwajibkan untuk menunaikan sholat tersebut. Termasuk di Dusun Sampih ini yang rata-rata warganya rajin ke mushola, dan mushola yang kukunjungi adalah mushola Al-Hidayah, karena sangat dekat dengan posko.Saat laki-laki shalat jum’at, mataku terasa berat. Akhirnya aku mengantuk dan tidur di kamar tengah. Aku tidur siang dan tak merasakan apa-apa lagi. Hanya mampu memendam kerinduan mendalam kepada ibu, bapak, dan nenek. Ingin rasanya aku mengunjungi nenek di Sidaharja. Tetapi masih banyak amanah yang harus diselesaikan di tempat KKN-ku.
Saat bangun dari tidur, aku melihat jam di hape, waktu telah menunjukkan pukul setengah tiga. Aku ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian menunaikan sholat dzuhur, karena waktu sholat Ashar sebentar lagi, maka dari itu, aku menyelingi dengan tilawah sambil menunggu waktu adzan ashar.
Setelah itu, aku melihat chat di hapeku, Bu Kadus meminta foto saat kegiatan di Posyandu serta memberitahukan bahwa jam 15:00 WIB, ada pengajian di masjid dekat Posyandu. Aku share waktu kajian tersebut ke grup kelompok KKN 327, tak lama kemudian, ada yang memanggilku dari luar. Aku ke luar kamar, ternyata Pak Dadang, DPL kami berkunjung untuk membicarakan seputar siklus dan blog KKN.
Aku diamanahkan untuk mengurus blog di kelompok ini, namun Ahya belum memberikan username dan password blog. Sehingga kita harus mengobrol seputar blog di Kantor Desa Rejasari.
Sepulangnya Pak Dadang, aku duduk di ruang depan. Saat itu ada Sarif duduk di sampingku. Ia mengajakku mengobrol dan salah satu obrolan kami terkait blog dan saat itu juga ia tahu bahwa aku adalah seorang penulis. Ia meminta padaku saat nanti di Bandung dapat berkunjung ke kostku untuk meminjam buku, ke Dispusipda Jabar bareng, dan belajar menulis. Baiklah!
Senja pun menampakkan diri, adzan Maghrib berkumandang, aku ke mushala Al-Hidayah. Seperti biasa, setelah sholat, anak-anak warga Dusun Sampih mengerumuniku untuk diajari membaca al-Qur’an. Saat itu ada Teh Dian juga, kami mengajar bersama. Teh Dian memberikan materi lagu nama-nama surat dalam al-Qur’an. Bagus euy! Tapi jujur aku mengantuk. Saat adzan Isya berkumandang, aku bilang ke Teh Dian, “Teh aku ngantuk pisan ih,”
“Sama aku juga, makanya tadi pas anak-anak ngaji aku merem,”
Iqamah bergema di mushala, kami menunaikan sholat Isya berjama’ah. Aku berniat untuk tidur setelah pulang dari mushola, dan niat tersebut tercapai. Hanya saja, saat tidur banyak yang menyanyi di depan. Entah di kamar atau di ruang depan. Sehingga aku yang tiduran di kamar tengah dari habis Isya tidak dapat tidur.
Aku terbangun tengah malam, entah jam berapa. Namun aku tidur lagi sehingga aku masbuk sholat shubuh pada esok harinya. Dari sanalah aku berfikir, sangat membuang-buang waktu. Semakin cepat tidur, semakin sulit bangun. Justru tidur semakin malam, aku mudah bangun pagi. Aku pun masih menjadikan itu semua tanda tanya besar.
Yah... hikmah dari semua itu adalah agar aku dapat memanfaatkan serta memanfaatkan waktu dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN di Desa Rejasari
Non-FictionKota Banjar, Kecamatan Langensari, di Desa Rejasari tepatnya, kami mengukir cerita bersama. Sebelum menyelam ke dalam isi diary KKN ini, penulis akan memperkenalkan tokoh nyata dalam cerita KKN kelompok 327 yang berjumlah 14 orang.... 1. Feri Sandri...