Rabu, 30 Agustus 2017

17 1 0
                                    

Diary KKN: Rabu, 30 Agustus 2017

Adzan berkumandang dari Langgar dekat posko. Aku agak menunda untuk bangun karena badanku pegal-pegal. Namun saat aku tersadar, aku baru ingat bahwa aku harus menunaikan sholat shubuh berjamaah.

Aku segera mengambil pakaian dan menuju kamar mandi. Saat beberapa bagian tubuh disiram, kudengar iqomah tanda sholat akan dimulai.

Astagfirullah, airnya habis, pemirsa. Hadeh tepuk jidat deh gue. Belum bersih mandinya malah habis airnya, lebih gokil lagi. Pas mesin air dicolokin, eh malah ngga bisa nyala. Tekanan batin, aing!

Oke, akhirnya aku membasuh dengan sisa-sisa air. Lalu menuju Langgar untuk menunaikan sholat shubuh munfarid dan tilawah. Kudengar Sarif juga sedang tilawah dibalik tirai pembatas. Aku heran, kenapa kami sering sekali melakukan hal yang sama padahal tanpa janjian.

Waktu telah menunjukkan pukul 5:45 WIB, kuakhiri tilawahku yang hanya dibaca beberapa lembar karena sudah kepikiran pakaian yang harus kucuci.

Aku melepas mukena kemudian meninggalkannya di Langgar. Kulewati pintu belakang biar cepet sampai, bukan lagi menjaga privasi. Itu mah abaikan dulu. Masalahnya ngga bawa banyak pakaian ke tempat KKN ini.

Sip! Kamar mandi kosong, aku segera menyikat, mengucek, dan membilas pakaian. Huh! Pegalnya. Aku segera menyelesaikan cucian agar bisa rebahan lagi. Haha...

Segera kujemur beberapa potong pakaian, kemudian aku bingung mau ngapain karena udah ngga ada jadwal mengajar dan penelitian warga. Oh iya, tadi kan niatnya mau rebahan. Rebahan dulu daaahhh~

Aku meraih hapeku, ada rasa ingin membaca cerita horror. Setelah hawa keparanoidan muncul, aku menutup website tersebut dan membuka status di line. Kulihat update status Silvia Arnie, teman satu PPA di Sukabumi. Ia berterima kasih kepada Ali, kekasihnya karena telah membuatkan video ucapan selamat ulang tahun dengan teman-temannya. Aku jadi terinspirasi sesuatu. Aha!

Kok mataku terasa berat ya? Tidur dulu ah, siapa tau besoknya udah di rumah emak. Lah sapa yang mau nganterin ke sana. Haha, dalam mimpi.

"Aaaa..." teriak seorang anak kecil.

"Arghhh!" teriak seorang anak menyerupai suara harimau.

"Kejar! Kejar!" ucap anak kecil lainnya.

"Aduh apa-apaan sih ini," aku terbangun dari tidurku saat mendengar teriakan anak-anak kecil di ruang tamu. "anak siapa sih berisik banget," keluhku dalam hati.

Aku keluar kamar. "Masyaa Allah, anak siapa ini?"

Kulihat Feri sedang duduk di ruang tengah, ia bermain dengan para anak berisik ini. Haduh pusing kepalaku mendengar kebisingan.

Rasa pusing ini membuatku lapar. Hm, ada kue ulang tahun nih. Cobain ah, lumayan buat mengganjal perut yang lapar dan suasana hati yang merana. Itu loh yang ada di Paris, Merana Eifel. Eh menara ya? Biasa efek laper. Haha.

Huek! Pahit cuy, kayak gaji honorer!

Opo iki?

Masyaa Allah, lilinnya kemakan, euy. Untungnya belum ketelen, khawatir jadi siput gila gue.

Hari ini rencananya aku akan membuat video kenangan selama KKN dalam bentuk slide dan lagu yang sedang booming kala itu. Pastinya bukan lagu Kucing Garong, tapi lagu karya Adista yang berjudul Perasaanku. Lirik lagunya sedikit galau, tapi nada gitarnya pas buat masa-masa perpisahan KKN.

Aku mengedit video sambil tiduran di kamar tengah. Agak ribet ngeditnya, keberatan size dan proses download dari editor video ke album lumayan lama. Itu belum seberapa, yang lebih ribet adalah saat memasukkan video dari album ke instagram. Durasi waktunya hanya satu menit, sehingga aku harus cut sampai lima video. Cukup melelahkan, tapi lega.

KKN di Desa RejasariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang