Hallo gaes, bertemu lagi dengan aku yang hari ini sudah bangun pagi-pagi. Sepertinya hari ini aku sedang kurang sehat, badanku panas dan batuk-batuk. Namun tak menyurutkan langkahku untuk menunaikan kewajiban sholat shubuh.
Setelah sholat, aku terpaksa tidur lagi karena kondisi badan yang kurang bersahabat. Batuk ini tak henti-hentinya mengeluarkan suara, khawatir mengganggu Asiyah dan Fitri yang masih tertidur di sampingku.
Waktu telah menunjukkan pukul 10, aku masih batuk-batuk dan melihat ke berbagai sisi ruangan. Khawatir ada kodok keluar dari mulut. Oh ternyata ngga ada. Aman.
Aku keluar kamar tengah, kemudian bergegas mandi sekaligus mencuci dan menjemur baju. Setelah selesai, aku mengambil handphone untuk chat para fans. Asek...
Pertama-tama aku membuka line, mungkin ada cerita seru yang ujung-ujungnya minta klik add akun lain. Di deretan status, aku liat status Bayu, temen sekolahku yang sekarang kuliah di UPI. Aku like statusnya, eh otomatis orangnya langsung chat aku. Canggih cuy!
Intinya dia nanya ke aku, “KKN sampai kapan?”
Aku bilang, “sampai tanggal 1 september. 1 bulan,”
Dia balas, “Aku KKN 40 hari di Cirebon,”
“Mantap!” batinku. “Aku aja yang KKN 30 hari, udah ngga kuat. Gimana sampai 40 hari.”
Kemudian aku hijrah chat ke whatsapp. Bang Santo chat aku minta bantu kerjain soal pecahan matematika, sebelumnya aku minta isiin pulsa Rp. 5000 buat bahan bakar hape. Lagi mager keluar buat beli pulsa. Alhamdulillah pulsanya sampai, padahal dikirim dari Bekasi. Tinggal bayarnya menunggu proses kepulanganku dari Banjar. Sabar bang!
Adzan dzuhur berkumandang dari masjid-masjid, aku menyudahi chat dan akan kubalas selepas sholat.
Aku kembali ke posko untuk menunaikan janji ke bang Santo. Aku video cara mengerjakan soal matematika lewat video yang kukirim ke grup S.E.R.U. Dalam hitungan menit, ada balasan. “Gambar videonya kurang jelas. Renyek!” What?! Udah jelasin panjang lebar malah ngga jelas gambarnya.
Aku coba video lagi dan hasilnya tetap sama. Huft! Maklum hape harga miring. Entahlah, bisa jadi pengaruh sinyal.
Ada seseorang yang memanggilku untuk mengikuti rapat penutupan KKN. Sedih ya harus berpisah begini. Sambil mendengarkan bahasan rapat, aku menyalakan laptop di ruang depan untuk melanjutkan menulis dan mengedit blog KKN.
Teh Ulfah mau keluar posko, aku nitip beli es buah. Pengen yamg seger-seger euy! Baru saja mau kutawari es, kulihat Sarif dan Arif tidur di kamar depan. Kelihatan lelah sekali seperti habis nandur padi 5 hektare.
Oke, setelah rapat selesai, aku mematikan laptop dan menuju kamar untuk chat para fans lagi. Karena merasa gatal-gatal akibat pemanasan global, aku segera mandi. Kebetulan juga jam sudah menunjukkan waktu sholat ashar.
Selesai sholat, aku cas hape di kamar belakang. Rindu melanda seketika, aku keluar posko dan berkunjung ke rumah Mbah Zaenab. Dia menawariku makan pakai kacang merah. Sikaaaat!
Habis makan, terbitlah kenyang. Aku berterima kasih kepada Mbah Zaenab kemudian pamit pulang ke posko. Aku lewat pintu belakang karena lebih menyembunyikan identitas. Khawatir kalau lewat depan nanti fans pada minta tanda tangan. Wajarlah artis lagi naik daun kelor.
Sesampainya di posko, aku mengambil hape yang tadi kucharge di kamar belakang. Aku menghubungi bang Shanto lewat video call untuk memberi tahu soal pecahan matematika.
Setelah selesai menghubungi bang Shanto, aku menghubungi Wahyu lewat video call, ngga ada respon. Berbaik sangka ajalah, mungkin lagi mandi atau siap-siap sholat maghrib.
Adzan maghrib berkumandang, aku bergegas menuju langgar. Di sana sudah ada beberapa orang yang berkumpul. Aku berwudhu kemudian duduk di ahad sholat perempuan.
Seperti biasa, setelah sholat, aku mengaji bersama anak-anak dusun Sampih. Ketika itu ada sekumpulan ibu-ibu dan mbah-mbah mengobrol di dekatku. Setelah mengaji selesai, aku ikut nimbrung.
Gokil! Ketawa terus aku. Ada satu cerita yang aku ingat. Mbah Zaenab dikasih gula tiap hajatan. Pas disimpan di bakul bekas, gulanya hilang empat. Dari segi cerita memang biasa, tapi yang bikin ngakak itu gaya bahasa mereka.
Oke, adzan isya berkumandang. Kami semua sholat berjamaah. Selepas sholat, aku langsung pamit pulang ke posko untuk mengambil perlengkapan tidur karena ada janji mau nginep di rumah Mbah Zaenab.
Sesampainya di posko, aku diserbu para anak dusun Sampih. Wajarlah fans emang suka gitu. “Kak, pinjem laptop dong. Mau nonton video Nabi.”
Aku sebenarnya ngga keberatan buat minjemin, tapi aku mau nginep di rumah si mbah. Aku masuk ke kamar tengah buat bawa beberapa potong baju. Pintu kamar digedor-gedor oleh anak-anak itu.
“Kak nonton video. Ka Ridha Ka Ridha...”
Aku pusing dengernya, suaranya seperti sekelompok tawon yang siap bikin babak belur. Tiba-tiba ku teringat belum mengembalikan charger milik Dian.
Aku bergegas ke kamar belakang setelah memastikan anak-anak itu sudah pergi dari habitat kami. Di kamar belakang, aku pamit ke temen-temenku mau nginep di rumah si mbah. Aku dilarang oleh sekumpulan haters. Eh temen KKN maksudnya.
Ngga lama kemudian, Wahyu meneleponku. Senangnya bukan main. Aku mengambil earphone di tasik kemudian menelepon di teras posko.
Aku bercerita banyak hal ke Wahyu, tentang gula si mbah hilang empat, lap meja mbah buat lap mulut, tentang anak kecil yang mau loncat dari angkot, dan kenangan kita dulu. Aku rindu. Sudahlah, dia hanya teman.
Tak terasa obrolan kami selesai setelah sadar baterai hape low. Kami memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan. Setelah itu, bapaknya Vian menghampiriku yang masih duduk di teras posko. Ia mengajakku mengobrol. Sebenernya bukan mengajak ngobrol, tapi aku harus mendengarkan semua cerita tentang keluarga dan pengalaman hidupnya. Huah, ngantuk!
Setelah dirasa larut malam, aku izin kepadanya untuk masuk ke dalam posko untuk charger hape bertepatan saat Reka mau keluar posko.
Saat aku charger hape, ada pesan whatsapp. Bapakku menanyakan arti bahasa Inggris tentang tiket England. Dapet darimana tuh tiket?
Aku bilang aja itu tiket jalan-jalan. Eh si bapak update status tiket dan koper. Hadeh, aku salah translate. Padahal itu tiket pemberitahuan harga pesawat naik, bukan dapet tiket jalan-jalan gratis naik pesawat. Ah biarin aja, biar bapak seneng.
Sambil menunggu mata terpejam, aku chat Fivi dan Fira. Menanyakan kabar dan melepas kerinduan. Hingga akhirnya aku tertidur dengan beberapa pesan yang belum sempat kubalas. See you tomorrow...
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN di Desa Rejasari
Non-FictionKota Banjar, Kecamatan Langensari, di Desa Rejasari tepatnya, kami mengukir cerita bersama. Sebelum menyelam ke dalam isi diary KKN ini, penulis akan memperkenalkan tokoh nyata dalam cerita KKN kelompok 327 yang berjumlah 14 orang.... 1. Feri Sandri...