1. Laptop Rusak

8.1K 474 48
                                    

Rani melemparkan ranselnya yang terasa berat ke kasur. Kemudian membanting badannya guna melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku. Ia masih teringat hal yang dialaminya bersama teman-temannya saat camping.

"Apa benar, itu ...." Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Takut-takut nanti ada yang mendengarnya, apalagi sampai diteror.

Drrrt ... drrrt ....

Ponselnya bergetar. Ia lupa mengubah profilnya dari rapat menjadi umum. Memang begitu. Saat berpergian, ia selalu men-setting profil ponselnya menjadi rapat atau diam, sehingga ia tidak terganggu suara ponsel.

Muncul nama di layar, Ersa Jelek. Segera ia mengangkatnya. "Halo?"

"Hey, aku takut sendirian di rumah," sapa yang di seberang sana dengan napas terengah-engah. "Kayak ada yang ngikutin."

"Halah, halusinasi!" bantah Rani.

"Enggak, woy! Aku ke rumahmu, yo?" izin Ersa.

"Hah, yo wis. Temenin Si Reno tuh, sekalian."

"Siap-siap!"

Rani segera menutup telepon. Khawatir kuotanya menipis karena tadi. Ia menselonjorkan kakinya dan menyandarkan tubuhnya, kemudian menutup matanya, hingga tak sadar Ersa sudah sampai di rumahnya.

***

"Assalamu'alaikum!" ucap Ersa sembari mengetuk pintu. Diulanginya mengucapkan salam. Tak lama kemudian, adik Rani datang membukakan pintu rumah.

"Eh, Mas Ersa! Wa'alaikumussalam," sapa Reno.

Ersa hanya mengangguk dan mengulum senyuman. "Mbak, ada?"

"Lagi tidur, Mas. Kayaknya kecapekan. Masuk, yuk!" Ersa menerima tawaran Reno, kemudian mengikutinya ke ruang tamu dan duduk.

"Mas, bingung aku mau ngomong apa. Tak panggilno Mbak ae, yo?" Reno akhirnya menyerah. Ia bukan tipe orang yang mudah untuk berbicara. Kerjaannya hanya menonton TV, bermain game, baca buku, makan dan tidur. Ia baru duduk di kelas 10 SMA, sedangkan kakaknya bersekolah di SMK dengan jurusan Akuntansi, kelas 12.

"MBAAAK! ADA MAS ER!" panggil Reno.

Rani terjingkat. Tidak sadar ia tidur terlalu pulas. Ia mengedip-kedipkan matanya. Mengumpulkan nyawa yang melayang-layang hingga seratus persen. Melompat dari ranjang dan segera berjalan ke ruang tamu.

"Eh, Er! Sorry, aku tidur tadi." Rani mengambil minum yang berada di depan Reno, yang membuat Reno cemberut.

"Halah, gak pa-pa. Wong aku ke sini tadi kan cuma nyari temen, tapi Reno ternyata orangnya susah berkomunikasi dengan orang. Pendiam, dia," jelas Ersa.

"Yah, gurunya juga bilang gitu," ujar Rani sembari melihat wajah adiknya yang datar melihat TV.

"Eh, Ran. Cek video ini, deh. Tadi niatnya mau kuedit. Waktu itu kamu bilang gak ada apa-apa, 'kan? Tapi aku liat sesuatu. Aku masih inget yang tadi." Ersa menjelaskan semua yang terjadi. Ia mengambil laptop dari dalam tasnya. Menekan tombol power. Setelah hidup, ia tancapkan flashdisk guna melihat berkas yang ia ingin tunjukkan pada Rani.

Dikliknya folder Vlog Yt yang menunjukkan ada beberapa video di dalamnya. Ia klik video ketiga dari atas. Di sana menampilkan Rani yang sedang berbicara dalam gelap. "Tunggu, bukan di sini." Ersa kemudian membuka video terakhir. "Nah, ini. Di menit ketiga."

Sampai di menit ketiga, laptop Ersa malah macet. "Loh, kok macet?" Diklik sana-sini tidak ada perubahan. Akhirnya dimatikanlah laptop itu dengan tombol power. Saat dihidupkan kembali, ternyata laptop tersebut malah rusak. Tidak dapat melihat apa pun kecuali layar yang berwarna biru langit.

"Yaelah, rusak. Emang ni laptop dah tua." Ersa tampak kecewa. "Atau, si itu gak rela, ya, kamu liat?"

"Apaan, sih, kamu. Ya emang udah saatnya rusak aja," bantah Rani.

"Tapi, Ran–,"

"Dah ah. Lupain. Lagian kan masih ada yang di flashdisk-ku."

Rani kembali ke kamar mengambil laptop dan flashdisk-nya. Namun, saat dibuka, folder yang harusnya berisi video terbaru yang akan diedit, malah kosong. "Aku gak punya salinannya. Padahal tadi udah kupindah sebelum ke kamar. How can?"

____

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Selamat datang buat pembaca baru.

Mungkin saya update-nya agak lama, ya(buat pembaca lama)? Ini soalnya saya lagi suka baca cerita, nih. Banyak cerita horor yang saya baca. Selain itu ada beberapa cerita fiksi ilmiah yang nangkring di perpustakaan Wattpad. Salah satunya adalah 'A Little Piece of DNA' karya AaronBrusen. Mungkin kalian yang masih SMA, terutama anak biologi yang suka bedah-membedah, di 'A Little Piece of DNA' ada scene membedah tikus, loh. Jangan sampai salah cara membedahnya. Sebenernya agak kasihan sih, tikus dibedah gitu. But, it's ok lah. Tikus banyak di rumahku. Mau ambil satu, silakan.

6-4-20

Horror Vlogger (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang