"Taraaa! Bakso jumbo spesial untuk kamu." Rani dan Sinta tidak menggubrisnya sama sekali. Lelaki itu akhirnya memilih duduk dan mendorong baksonya ke arah Rani dan Sinta.
"Enggak usah." Didorongkan kembali bakso ke arah Agra oleh Rani. Ia benar-benar tidak berselera untuk makan. "Kamu ada masalah apa sama Ersa?"
"Mbuh," sahut Sinta. Walaupun agak jengkel, ia tetap memakan bakso yang dibelikan Agra.
"Enggak ada sih, lupain. Percuma." Dengan entengnya Agra mengatakan itu, sembari sesekali menyapukan tangannya ke jambul legend miiknya itu.
"Gila! Suruh teman-temanmu hapus video itu. Yang share sekalian. Kalo enggak, kulaporin ke polisi."
"Tul!" Sinta mengacungkan jempolnya.
"Iya-iya, oke-oke. Gitu aja pake laporin polisi?"
"Perundungan." Rani berdiri dan meninggalkan dua rekan bicaranya.
"Ran, tunggu!" Sebelum mengejar Rani, Sinta terlebih dulu meminum es jeruk di hadapannya.
***
"Heh!" Diah terkejut melihat remaja yang tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya. Wajahnya pucat dengan mata sayu. "Sapa, we?"
"Ini punyamu, Mbak?" Reno menunjukkan sebuah gelang dalam kantong plastik.
"Loh, kamu nemu di mana, ini?"
"Nyocot wae, sampean, Mbak! Mbak 'kan, yang mau bunuh mbakku?"
_____
Banyak bicara, kamu, Mbak!
_____"Adeknya Rani, toh? Iya, kenapa? Masalah, buat lo?"
Reno membuka plastik itu kemudian mengambil gelang di dalamnya. "Lihat!" Diah terpaku saat Reno berhasil membengkokkan gelang keramat miliknya. "Patah," ucapnya saat gelang tersebut sudah terbagi menjadi dua.
"Sialaaan! Ajur!"
Dengan penuh amarah, Diah mengambil batu besar di sebelah pot bunga Gelombang Cinta. Sebelum dilempar, Reno sudah berlari terlebih dahulu, sehingga membuat Diah mengejarnya. "Anak kurang ajar!"
"Mbak, awas, Mbak!" Reno memberitahu Rani yang sedang mencarinya untuk berhati-hati, tetapi Rani tidak paham akan maksud adiknya itu. Ia hanya menoleh ke arah datangnya Reno.
Dak!
Saking kerasnya lemparan dan besarnya ukuran batu itu, Rani tak sadarkan diri.
"Ran, Rani? Aaaaa!" Dari belakang tiga orang polisi berjaket hitam membekuk Diah. Reno telah melaporkannya tentang tindak pembunuhan. Bukti rekaman ucapan Sarah dan penjelasan dari Reno sudah cukup untuk meyakinkan mereka.
"Mbaaak!" Reno memeluk Rani. "Tolooong!" Salah satu polisi itu membantu mencarikan tumpangan untuk membawa Rani ke rumah sakit.
Namun terlambat. Rani sudah tidak bernapas saat hendak dibawa keluar dari mobil tumpangan. Reno tidak percaya, ia tetap kukuh membawanya ke UGD. Hasilnya pun sama.
"Andai aku ndak ke rumah Mbak Diah ...."
"Halo!" Reno menghubungi seluruh keluarganya, termasuk sahabat Rani, Ersa.
***
"Aku nggak bisa hidup tanpa Rani. Keluarga pun nggak sayang aku. Jadi buat apa?"
***
Berita Terkini
Seorang pemuda ditemukan tewas di Jalan Pantura. Menurut saksi kejadian, pemuda tersebut mengebut di pertigaan dan terserempet truk gandeng yang hendak berbelok ke arah pom bensin.
___
TAMAT
Terima kasih untuk semua pembaca. Bila ingin mengapresiasi karya bobrok ini lebih lanjut, sangat diterima. Bisa ke sini, trakteer.id/trunny
Terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Vlogger (Completed)
HorrorHanya kisah seorang Horror Vlogger. Antara hidup dan mati seseorang, tiada yang tahu.