25. Darah

1.1K 142 1
                                    

Dahaga Rani sudah tidak dapat ditahan lagi. Mau tidak mau, tengah malam, ia harus pergi ke dapur, atau ia akan sakit.

Dilangkahkannya kaki keluar kamar. Menambah nyali dengan lantunan shalawat dari mulutnya, yang jika dilihat, komat-kamit seperti membaca mantra. Kalau-kalau nanti ada yang mengagetkannya lagi, cukuplah pingsan, tidak perlu berteriak. Guru mengaji Rani dulu adalah seorang guru di sekolah juga, ia membuka bimbel di rumahnya. Rani diajarkan bershalawat setiap pergi ke mana pun, agar tenang dan tidak diganggu makhluk jahat yang seringkali menggoda manusia.

Tidak ada apa pun saat Rani di dapur. Yang ia herankan hanyalah sebuah handycam. Tentang bagaimana handycam itu ada di dapur sebelah kompor gas. Padahal selama beberapa minggu ini, Rani tidak menggunakannya sama sekali. Ia mencoba untuk berpikir positif. Mungkin Reno yang meminjamnya dan lupa mengembalikan benda itu.

Tidak ada keraguan, dibawanya handycam kembali ke kamar. Kondisi benda tersebut saat di dapur, terbuka. "Ah, paling lupa nutup tu anak," pikir Rani.

Rani melanjutkan tidurnya. Tidur yang kemungkinan nyenyak hingga waktunya bangun, besok. Tanpa dirinya sadari ada sesosok nenek-nenek dengan noda darah di perut yang kini mengelus rambutnya.

***

"Reno!" panggil Rani. Kini sudah saatnya bagi Reno untuk pergi sekolah. Rani sendiri libur.

"Apa, Mbak?" Reno sedang duduk di lantai mengikat sepatunya, sembari sesekali mengorek pinggir hidungnya yang terasa gatal.

Rani dengan pakaian tidurnya duduk di atas kursi makan. Sebelum adiknya selesai mengikat tali sepatu, ia tidak akan membuka mulutnya. Kepalanya celingukan mencari sesuatu untuk dimakan, tetapi nihil.

Reno mendongak. "Kamu kemaren pinjem handycam-ku?" tanya Rani tanpa basa-basi.

Dengan cepat, Reno menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tidak pernah menyentuh barang-barang Rani tanpa izin. Untuk apa juga handycam bagi Reno, jika ia tidak dapat mengoperasikannya?

"Terus siapa, yang pinjem? Kemaren aku nemu di dapur, loh," tanyanya pada diri sendiri.

"Bukan Reno, Mbak. Reno nggak berani nyentuh apa-apa yang Mbak punyain tanpa izin."

Reno berdiri. Saat hendak mengambil tasnya yang berbaring di meja makan, ia tidak sengaja melihat sesuatu menempel di baju Rani. "Mbak, itu darah?"

Horror Vlogger (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang