Three

366 41 2
                                    


Cklekk

"Eh, non Jena. Mau ketemu tuan muda Hyunjin ya?" tanya seorang wanita yang sudah berumur. Lalu dibalas dengan anggukan disertai senyuman oleh Jena.

"Tuan muda ada di kamarnya. Aduh maaf ya, Bibi harus pergi. Anak Bibi mau lahiran" lanjut wanita itu tidak enak. Dia adalah Bibi Yoon, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Hyunjin.

"Iya gak papa kok. Nanti aku bilang sama Hyunjin" ucap Jena.

"Yaudah, Bibi pergi ya. Permisi" setelah Bibi Yoon pergi, Jena langsung masuk ke dalam rumah Hyunjin.

Pagi ini Jena datang ke rumah kekasihnya itu dengan tujuan ingin mengajak lelaki itu untuk jogging. Sebab sudah lama mereka tidak lari pagi bersama.

Jena masuk ke dalam kamar kekasihnya. Dan langsung disuguhi oleh Hyunjin yang masih setia berada di alam mimpinya. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat jaket serta kaos Hyunjin yang tergeletak sembarangan di bawah tempat tidur. Pasti malam tadi lelaki itu pulang larut malam, pikirnya.

Gadis itu mengambil kaos serta jaket Hyunjin yang tergeletak itu. Jena mengernyit heran saat mencium aroma parfum wanita pada jaket Hyunjin.

"Dasar" gumam Jena. Lalu meletakkannya pada keranjang cucian yang ada di kamar lelaki itu.

"Jin... Bangun. Udah pagi, temenin aku jogging yuk" ucap Jena duduk di tepi ranjang Hyunjin.

"Hyunjin..." Jena sedikit mengguncang tubuh itu.

Hyunjin menggeliat dalam tidurnya. Tanda bahwa lelaki itu terusik. "Berisik Na, aku masih ngantuk."

"Ayolah Jin, udah lama kita gak lari pagi sama-sama" bujuk Jena masih setia mengguncang tubuh Hyunjin.

"Berisik tau gak!. Mending lo pergi sana!" bentak Hyunjin dengan posisi terduduk. Membuat Jena jatuh ke bawah.

Hyunjin yang sadar akan perbuatannya langsung turun dari kasurnya dan menghampiri Jena.

"Na, kamu gak papa?. Maafin aku ya" kata Hyunjin menyesal. Pikirnya Jena pasti menangis, karena kebanyakan perempuan itu tidak bisa dibentak.

"Ish, sakit tau" ucap Jena mengepoutkan bibirnya.

"Iya-iya, maaf" Hyunjin mengangkat tubuh Jena ke atas kasurnya.

Mungkin kalian berpikir bahwa Jena akan menangis atau takut karena dibentak oleh Hyunjin. Tapi nyatanya itu tidak berlaku untuk gadis itu. Jangankan menangis bahkan bentakan Hyunjin tidak berpengaruh apapun padanya. Gadis itu hanya merajuk pada Hyunjin.

"Sini coba aku liat, ada yang sakit gak?"

"Udah-udah aku gak papa kok" balas Jena meyakinkan.

"Beneran?" tanya Hyunjin memastikan.

"Iya sayangku" jawab Jena mencubit hidung lelaki itu.

"Kamu ya. Lagian ngapain sih pagi-pagi kesini? Hm?"

"Aku mau ngajakin kamu jogging soalnya udah lama gak jogging bareng"

"Udah tunggu ya, aku mau–" omongan Hyunjin terputus kala tiba-tiba terdengar suara hujan yang mulai turun dengan deras.

"Yah, hujan" lirih Jena yang masih bisa didengar oleh Hyunjin.

"Gak papa, kita di rumah aja. Lagian kita masih bisa olahraga disini" Hyunjin memberikan smirk andalannya.

"Olahraga ap–. Hyunjin! Dasar mesum!" teriak Jena begitu menyadari perubahan wajah Hyunjin.

"Hehehe, canda sayangku" kekeh Hyunjin. Melihat Jena yang menjauh darinya.

Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang