Twenty Seven

207 33 28
                                    


Jena mengerjapkan matanya saat mendengar bunyi alarm. Perlahan kesadarannya sudah mulai terkumpul Jena memasuki kamar mandi dan bersiap-siap ke sekolah.

Setelah memakai seragam sekolahnya dan sedikit berias diri, dia keluar dari kamarnya sambil menenteng tas yang berisikan buku-buku pelajaran.

Kakinya melangkah menuju dapur berniat membuat sarapan, namun sayangnya saat membuka kulkas hanya ada air dingin didalamnya. Oh sepertinya dia lupa belanja bulanan, hingga membuat persediaan bahan makanannya habis.

Tidak ingin menyerah, Jena membuka lemari dapur, mencari mie instan namun tidak ada yang tersisa. Semuanya habis.

"Goblok lu Na" umpatnya.

Karena tidak ingin membuang-buang waktunya, Jena berjalan keluar rumahnya menuju ke rumah tetangga tampannya.

"Mau berangkat No?" tanyanya melihat Jeno yang baru saja keluar rumah dalam keadaan rapi.

"Iya, lo mau ngapain? Minta makan?" Jeno menatap wajah Jena penuh selidik.

Jena tersenyum dan memberikan heart sign kepada Jeno.

"Gak ada makanan, Bunda sama Ayah udah berangkat pagi-pagi tadi."

"Gak tau, udah ya gue mau jemput Siyeon bye-bye" Jeno melambaikan tangannya tanpa rasa kasihan kepada Jena lalu masuk ke dalam mobilnya.

"What the f***" umpat Jena kesal, jangan berpikir Jena tidak bisa mengumpat, tentu saja dia bisa namun sangat jarang dilakukannya.

Dia kembali masuk ke dalam rumahnya, diambilnya tas dan juga kunci mobil.

•••

Jena memberhentikan mobilnya didepan sebuah minimarket yang terletak tidak jauh dari sekolahnya.

Dia masuk ke dalamnya, mencari makanan yang cocok untuk menjadi santapan paginya. Tak butuh waktu lama gadis itu menuju kasir membawa beberapa buah roti dan cemilan serta satu botol air mineral dan sekotak susu.

"Totalnya enam puluh enam ribu" ujar Sang penjaga kasir.

Jena menyerahkan uang sejumlah yang dikatakan oleh si penjaga kasir.

"Terima kasih" ucapnya, lalu berjalan keluar dari minimarket itu.

Tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang, membuat Jena memekik tertahan. Belanjaannya terjatuh, tubuhnya ditarik entah kemana. Jena mencoba memberontak, namun karena ada lebih dari 1 orang membuat Jena kesulitan. Serta keadaan sekitar yang sepi.

"Akh" ringis Jena saat tubuhnya disorong keras ke tembok.

Gadis itu mengedarkan matanya ke sekeliling, ternyata dia dibawa ke sebuah gang sempit.

Matanya menatap orang-orang yang berdiri dihadapannya, mereka berjumlah 4 orang salah satunya adalah laki-laki. Jena benar-benar tidak mengenali siapa mereka semua.

"Mau apa kalian?" tanya Jena.

Salah satu dari mereka mengendikkan bahunya dan tersenyum remeh. Jena mencoba bangkit walaupun harus menahan perih di tangannya yang sepertinya terluka.

"Cepat juga kalian nemuin dia."

Mereka semua termasuk Jena menoleh ke arah seorang perempuan yang berjalan santai ke arah mereka.

Wajah perempuan itu tampak tidak asing di mata Jena, what? Sekarang dia ingat siapa dia. Dia adalah orang yang telah mengacaukan hubungannya dengan Hyunjin.

Perempuan itu menatap Jena sambil tersenyum miring "Kita belum kenalan kan, kenalin nama gue Angel" katanya menjulurkan tangan.

"Gak usah basa-basi, apa mau lo?" tutur Jena dingin.

Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang