Eighteen

205 28 1
                                    


"Na, gimana kalau kita pakai koreo yang begini?" tunjuk Hyunjin pada video yang ada di handphonenya.

Keduanya tengah betlatih untuk perlombaan dance yang akan diadakan beberapa Minggu lagi. Saat ini sudah waktu pulang sekolah dan mereka berada didalam ruang dance.

"Hyunjin ih, kamu apa-apaan sih" seru Jena kesal sekaligus malu, karena koreografi yang ada didalam video tersebut cukup intim.

Hyunjin tertawa puas melihat reaksi yang diberikan oleh kekasihnya. "Gak papa kali Na, kan sama aku kalau sama cowok lain baru gak boleh."

"Enggak ya Hyunjin."

Jena hendak beranjak dari duduknya sebelum Hyunjin terlebih dahulu menahan tubuhnya. Dia menyudutkan Jena di tembok kaca ruangan dance dan menatapnya intens.

"Njin" panggil Jena takut melihat aura Hyunjin yang berbeda.

"Eemang kenapa kamu gak mau ngelakuin koreo itu? Padahal sama aku" tanya Hyunjin tepat disamping telinga Jena, membuatnya merinding seketika.

Jena terdiam tatapannya terkunci pada manik kelam milik Hyunjin.

"Jin, Na kata Jeno–" perkataan Jaemin terhenti saat melihat posisi Jena dan Hyunjin saat ini.

"Eum, kata Jeno kalian di suruh balik aja" lanjut Jaemin lalu segera pergi dari sana sebelum matanya ternodai.

Jena yang tersadar akan apa yang terjadi langsung memeluk Hyunjin erat "Ih gara-gara kamu nih."

"Biarin aja sih" ucap Hyunjin cuek dan memeluk kekasihnya itu.

"Aku malu Hyunjin..." rengek Jena.

"Ututututu, sayangnya Hyunjin malu ya" balas Hyunjin yang tekekeh pelan.

•••

Malam ini Jena tengah duduk di balkon kamarnya sembari membaca novel yang dipinjamnya dari kekasihnya Jeno.

Dia merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal akibat terlalu lama duduk dengan posisi yang sama. Jena menutup novel tersebut dan meminum cokelat panas yang tadi dibuatnya.

Jena menatap langit malam yang tampak suram, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

"Masuk Na, mau hujan nih" ucap seseorang yang mengalihkan fokusnya.

"Lo sendiri ngapain diluar No."

Jeno tidak membalas pertakaan sahabatnya itu, dia malah melompat dari balkon kamarnya ke balkon kamar Jena.

"Hati-hati No, kebiasaan lo" tegur Jena yang takut jika Jeno jatuh.

"Tenang, udah pro gue" balas Jeno yang langsung duduk disamping Jena.

"Na, bikinin gue cokelat panas juga dong" kata Jeno saat melihat cokelat panas disampingnya.

"Bikin sendiri ish, mager gue."

"Ayo dong Na, Nanaaa plis ya ya ya" bujuk Jeno yang mengeluarkan wajah imutnya yang terlihat menggelikan dimata Jena.

"Gue tampol ya, udah sana minggir" Jena akhirnya mengalah dan turun ke bawah untuk membuat apa yang Jeno mau.

Sementara Jeno hanya terkikik pelan melihat wajah merengut Jena. Lelaki itu mengambil handphonenya Jena, berniat untuk bermain game karena miliknya sedang di charger. Namun itu semua pupus saat dia melihat ada pesan masuk dia jadi kepo karena tidak ada nama pengirim.

Unknow:

Unknown: Tau kan itu siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Unknown: Tau kan itu siapa

Jeno mengeraskan rahangnya melihat foto tersebut, dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui bahwa lelaki yang ada didalam foto tersebut adalah Hwang Hyunjin.

Dia segera menghapus pesan tersebut, agar Jena tidak melihatnya, Jeno tidak ingin sahabat kesayangannya ini kembali sakit karena lelaki bajingan itu.

Jeno buru-buru kembali ke layar utama saat merasakan pintu kamar Jena terbuka, tak lama gadis itu datang dengan nampan yang berisikan secangkir cokelat panas dan beberapa potong kue.

"Makasih kembaranku" ucap Jeno yang berusaha bersikap baik-baik saja.

"Iyaa, diminum ya Bang Jenoo" balas Jena yang tertawa pelan.

Lalu keheningan menyelimuti keduanya, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"No."

"Hm."

"Aku kangen sama Mommy" ungkap Jena membuat Jeno menatapnya.

"Yaudah, besok kita ke makam Mommy" kata Jeno.

"Kalau aku nyusul Mommy aja gimana?" tanya Jena.

"Jangan macem-macem Na" jawab Jeno datar, dia tidak suka arah pembicaraan ini.

"Kalau gitu janji jangan tinggalin aku" Jena menatap Jeno dalam.

"Karena aku gak bisa percaya Hyunjin akan tetap disamping aku" lanjutnya yang mengalihkan pandangannya.

"Na, lo disini punya gue, Daddy, Bang Jae, Ayah sama Bunda. Jangan lupain juga temen-temen lo yang lain, banyak yang sayang sama lo" Jeno membawa sahabatnya itu ke dalam dekapannya.

"Gue janji Na, gue sama yang lain bakal tetap disamping lo, jangan merasa sendiri."

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Jangan tinggalin aku lagi Na, cukup waktu itu aja kamu pergi" batin Jeno.

Jeno sungguh menyayangi Jena, baginya Jena adalah adik kecilnya yang harus terus dijaga. Bundanya, Jena dan Siyeon adalah 3 perempuan paling berharga didalam hidupnya. Dia tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti mereka.

Dan untuk lelaki Hwang itu, Jeno yakin tidak lama lagi dia akan meninggalkan Jena. Jeno bukannya berharap hal tersebut terjadi, hanya saja perasaannya mengatakan seperti itu.

Dia hanya harus bersiap untuk membuat Hyunjin menginap di rumah sakit jika hal tersebut terjadi.

Dia hanya harus bersiap untuk membuat Hyunjin menginap di rumah sakit jika hal tersebut terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang