Epilog

323 32 5
                                    

Banyak tamu undangan yang datang untuk memberikan selamat kepada 2 orang yang baru saja bersatu lewat sebuah janji suci. Mereka adalah Hwang Hyunjin dan Jung Jena.

Permintaan Jena beberapa waktu yang lalu benar-benar dilakukan oleh Hyunjin. Lelaki itu benar-benar berjuang untuk mendapatkan kepercayaannya kembali.

Dan ya, akhirnya hari ini mereka berhasil melangsungkan pernikahan.

Hyunjin terlihat semakin tampan dan gagah dengan balutan tuxedo hitam membuat kaum hawa jatuh cinta akan pesonanya jika mereka tidak mengingat bahwa lelaki itu sedang melangsungkan pernikahan.

Jena terlihat sangat serasi dengan Hyunjin. Balutan gaun putih yang mengekspos leher jenjangnya berhasil membuat Hyunjin mendengus tidak terima saat miliknya harus dilihat orang lelaki lain.

Senyuman bahagia tercetak jelas di wajah keduanya. Para tamu bergantian menyalami atau bahkan berfoto bersama 2 orang mempelai itu.

"Ciee udah resmi nih" ucap Ryujin memberikan selamat kepada Jena dan Hyunjin.

"Makasih ya udah datang" kata Jena tersenyum manis.

"Pastilah, masa temen gue nikah gue gak datang" gurau Ryujin membuat keduanya tertawa.

"Selamat ya bro, semoga Jena cepat nyusul Ryujin" tutur Soobin, dia adalah suami Ryujin bahkan kini Ryujin tengah mengandung.

Hyunjin tertawa mendengarnya "Semoga aja."

"Lo kapan lahiran Ryu?" tanya Jena.

"Masih lama Nana, mungkin enam bulan lagi. Lo harus datang ya waktu gue lahiran, janji" balas Ryujin.

"Iya-iya gue janji."

Tidak lama setelahnya Ryujin dan Soobin pun berpamitan karena masih ada tamu yang mengantri dibelakang mereka.

"Kamu capek?" bisik Hyunjin.

Jena menganggukkan kepalanya, kakinya sakit karena harus berdiri sedari tadi. Apalagi dia menggunakan sepatu hak tinggi membuat kakinya tidak leluasa untuk bergerak.

"Tahan dikit lagi ya, bentar lagi udah selesai."

Benar seperti perkataan Hyunjin tadi, 15 menit kemudian sudah banyak tamu yang pulang, ruangan yang tadinya penuh sudah terlihat sepi.

Lalu Yeji datang dan mengatakan kepada keduanya untuk mengganti baju. Karena acara pun sudah selesai.

Karena pernikahannya diadakan di hotel, mereka telah memesan kamar untuk beristirahat selepas acara.

"Kamu mandi duluan aja" kata Hyunjin saat keduanya memasuki kamar.

"Gak papa kamu duluan aja" tolak Jena.

"Udah kamu duluan aja, aku tau kamu udah gak nyaman pakai gaun itu" Jena hanya mengangguk menuruti perkataan lelaki yang telah berstatus sebagai suaminya.

Kakinya melangkah masuk ke dalam kamar mandi, tidak lupa dia membawa pakaian ganti.

Hyunjin berjalan mendekati jendela, dia dapat melihat pemandangan kota pada malam ini yang seperti biasa selalu tampak ramai.

Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman, ternyata semua usahanya selama ini tidak sia-sia. Dia berhasil, dia telah berhasil mengikat Jena dalam sebuah ikatan suci.

Hyunjin tahu bahwa kehidupan pernikahan itu tidaklah mudah, namun dia yakin bahwa dirinya dan Jena pasti bisa melewatinya.

Cukup sekali dia berpisah dengan Jena karena kebodohannya, dia tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Biarkanlah hanya maut yang mampu memisahkan mereka.

Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang