Twenty Five

228 32 3
                                    

"Na, ke salon yuk" ajak Siyeon kepada Jena yang tengah berbaring sambil menyembunyikan kepalanya di bantal.

Jena menggelengkan kepalanya, tanda bahwa dia menolak.

"Ayo dong Naa" bujuk Siyeon, pasalnya sejak Jeno dan Chanwoo keluar tadi gadis itu langsung berbaring dan mengacuhkannya.

"Gak."

Siyeon memberengut kesal melihat tingkah Jena, dia sengaja mengajak Jena keluar karena dia tahu bahwa Jena sedang tidak baik-baik saja saat ini.

"Ayolah Na, ya ya yaaa" Siyeon tidak pantang menyerah sebelum gadis itu menerima ajakannya.

Jena menatap Siyeon sebal, namun jika dipikir-pikir ajakan Siyeon boleh juga. Hitung-hitung membuatnya lupa sesaat akan apa yang sedang dihadapinya.

"Yaudah ayo" balas Jena.

Siyeon memekik senang mendengarnya "Cepetan siap-siap sana, gue tunggu di bawah."

Jena mengangguk, setelah Siyeon keluar dari kamarnya dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Beruntung tadi Siyeon membawakan pakaiannya.

Siyeon turun ke lantai bawah dan menemukan kekasihnya bersama sepupu Jena tengah berbicara serius. Dia pun menghampiri mereka.

"Jen" ucap Siyeon membuat dua orang itu menoleh.

"Duduk sini Yeon" Jeno menepuk tempat kosong disebelahnya dan Siyeon menurut.

"Jadi ada apa sama Nana?" tanya Siyeon karena dia sudah sangat penasaran sedari tadi.

Jeno dan Chanwoo saling menatap dan Chanwoo menganggukkan kepalanya agar Jeno menceritakan kepada Siyeon perihal Jena.

"Ceritanya panjang, intinya Jena liat Hyunjin ciuman sama cewek lain disana kemarin dan kemungkinan cewek itu selingkuhannya Hyunjin" tutur Jeno.

"Apa?" kaget Siyeon yang sungguh tak menyangka akan itu.

Siyeon membuang nafasnya kasar "Nana harus segera putus sama Hyunjin, kita gak bisa biarin ini."

"Jangan terburu-buru, biarkan Nana yang mengambil keputusannya sendiri" ujar Chanwoo.

"Tapi Bang–."

"Nana udah besar Jen, dia tau mana yang terbaik. Tugas kita adalah menyemangati dia" Chanwoo memotong perkataan Jeno.

Jeno dan Siyeon mengangguk mengiyakan, bagaimana pun juga itu merupakan masalah pribadi Jena.

Cukup lama mereka terdiam dengan pikirannya masing-masing, sampai suara langkah kaki menghentikan lamunan mereka.

"Mau kemana Na?" tanya Jeno yang melihat Jena sudah rapi.

"Oh iya aku lupa bilang, aku sama Nana mau ke salon. Boleh ya?" ungkap Siyeon.

"Aku sih boleh-boleh aja, tapi Bang Chanwoo?" Jeno menatap Chanwoo yang nampak tidak setuju dengan itu.

"Boleh ya Bang" pinta Siyeon.

Chanwoo menatap Jena yang terlihat sedikit pucat "Boleh, asalkan kami berdua ikut."

Bullshit [Hhj] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang